Part 10 - Rumah Terkutuk!

8 3 0
                                    

"cepat lari dari sini, re! " teriak Dii yang tiba-tiba mengejutkan Rere.

Rere berbalik arah menghadap pada Dii. "ada apa?"

"mereka terlalu kuat untuk dilawan, cepat ayo pergi! "

Rere tetap diam dengan kening yang mengerut bingung. "apa yang kau maksud?"

"Dia ingin melukaimu, cepat lari! "

Rere masih belum mengerti. Hingga darah segar mengalir dihidung nya, gawat ini pertanda buruk. Seketika Rere mulai panik dan mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri.

Dengan secepat kilat Rere menjauh dari tempat mengerikan itu. Rere bertambah panik ketika merasakan Dii tidak berada disampingnya sama sekali.

" Dii? " teriak nya kencang." Dii, kau dimana? ". Rere terus saja memanggil Dii. Namun tak ada sautan sama sekali.

Ditempat lain. Dii masih saja terperangkap dengan makhluk didepannya. Sungguh makhluk yang aneh, kenapa makhluk ini memiliki lidah yang panjang dengan satu bola mata yang bergelantungan Seolah-olah baru saja dicongkel dengan benda tajam yang menyebabkan sisi bola matanya tergores hingga mengeluarkan bercak darah?

Kenapa hantu menyerang hantu? Tentu saja hantu jahat selalu ingin mencelakai siapapun, terlebih jika hantu itu mati karena disiksa ataupun memang sengaja memiliki ikatan dengan manusia. Dalam arti manusia telah melakukan sebuah ritual atau perjanjian dengan makhluk berbeda alam.

Dengan kekuatan penuh Dii mendorong makhluk yang sejak tadi menghimpitnya dengan kaki, lebih tepatnya ia menendang wajah makhluk jelek itu, alhasil makhluk itu terjungkal. Tak menunggu lama Dii pun mengambil kesempatan ini untuk pergi secepat cepatnya.

"re?" panggil Dii. Tak menutup kemungkinan Dii sangat cemas pada Rere, ia takut terjadi apa-apa pada gadis keras kepala itu.

Samar samar Dii mendengar teriakkan yang memanggil namanya, Dii sangat yakin itu adalah suara khas berat yang berasal dari Rere. Dii pun langsung menuju ke arah barat, dimana itu jalan tempat pijakan pertama mereka beberapa menit yang lalu.

"apa kau baik-baik saja, re? "

Rere terlonjak kaget mendengar suara tiba-tiba Dii. " oh shit! Kau mengejutkan ku!" gerutu Rere mengelus dadanya. "aku baik-baik saja. Bagaimana dengan mu?" lanjut nya kemudian.

"Tenang saja, aku baik-baik saja. Aku sempat khawatir karna hidungmu tadi mengeluarkan darah. Dan ini yang kedua kalinya setelah kita kembali dari gudang. " ucap Dii terdengar memang benar benar khawatir.

"ah soal itu! Itu tanda makhluk jahat akan mencelakai ku. Sudah lah jangan dipikirkan, lebih baik kita pulang. Kebetulan minggu aku tidak kuliah, kita akan kembali lagi besok." jelas Rere sambil melangkah kan kaki nya untuk pulang.

Untung saja jalanan sudah sangat sepi, sehingga Rere bebas berbicara tanpa takut ada yang melihat nya berdialog sendiri. Jika ada yang melihat mungkin Rere akan dibawa ke RSJ karna dituding baru saja kabur dari pusat rehabilitasi kejiwaan. Terlebih ini sudah larut malam.

"kau yakin lusa kita akan kembali lagi ketempat terkutuk itu? " tanya Dii memelankan suaranya, ia sedikit ragu karna tadi hampir saja mencelakai Rere. Untung saja tidak apa-apa.

" tentu saja. Aku sedikit trauma jika kita datang di malam hari. Kurasa jika besok siang kita kembali lagi ketempat itu suasana nya akan jauh berbeda, setidaknya makhluk berupa setan terkutuk itu tidak akan berani muncul. Aku yakin"

"ya, kurasa seperti itu. Tapi kau harus lebih bisa menjaga diri lagi, Re. Tidak ada yang dapat memastikan bahwa makhluk itu akan muncul kembali. Dia sangat menyeramkan, aku yang hantu saja sedikit takut padanya."

"oh ya? Untung saja aku tidak bisa melihat nya, tapi jika dicium dari aroma nya sangat aneh, Dii. Seperti bau amis yang sudah dibiarkan berlama-lama." Rere meringis saat imajinasi nya membayangkan makhluk buruk rupa itu.

"ah.. Aku benci makhluk itu, makhluk bodoh. Disisi lain aku ingin tertawa saat melihat nya terjungkal tadi, dia memang benar benar bodoh dan terlihat sangat konyol" ucap Dii sambil tertawa.

"apa dia menyerang mu? Apa kau tidak apa-apa? " tanya Rere merasa cemas.

" aku tidak apa-apa. "

" lalu bagaimana bisa dia terjungkal dengan sendirinya? "

" Dia memang menyerang ku tadi, karna aku sedikit geram dengan wajah jelek nya jadi aku tendang saja hingga dia terjungkal. Dia sangat konyol." kata Dii menerawang sambil diselingi kekehan geli.

Rere tersenyum ikut membayangkan bagaimana lucunya seorang hantu bisa terjungkal. Itu memang terdengar konyol, oh tidak tidak. Bahkan sangat konyol!

"sayang sekali aku tidak bisa melihat perkelahian konyol kalian tadi"

Tak terasa mereka sudah tiba dihalaman kost Rere. Sangat sunyi dan sepi, mungkin orang orang sudah hanyut dalam mimpi mereka masing-masing, mengingat sekarang sudah hampir pukul 11 malam.

Rere berjalan perlahan hingga langkah nya terhenti, ia menghadap dengan wajah seperti orang kebingungan tepat posisi Dii berada. Dii sejak tadi berada disamping Rere, mereka berjalan layaknya seorang kekasih yang menjaga pasangannya. Hingga lah posisi mereka tak lebih dari satu meter.

Dii pun ikut terhenti karna bingung dengan Rere yang menghadap ke arahnya tiba-tiba. Dii sedikit terpesona dengan Rere, jarak mereka terbilang sungguh dekat. Rere memang benar-benar cantik alami tanpa buatan.

"Dii.. Kau berdiri disini?" tanya Rere Seolah-olah Dii memang nyata berada dihadapannya.

"kau menciumnya?"

Dii maju mendekati Rere, ia dapat melihat dengan jelas mata bulat Rere.

"kau ingin tahu wajah ku seperti apa?"

Rere mengangguk. "aku pernah bertemu denganmu didalam mimpi ku"

"seperti apa? " tanya Dii mengangkat satu alisnya.

Rere tersenyum tipis. " tinggi dan juga tampan"

"tepat sekali " ucap Dii seraya terkekeh kecil.

" dan kau pasti sangat jahil"

Dii tertawa manis. "kau tau semuanya hanya dengan mencium bau?"

"Bisa kah kita bertatap wajah atau bersentuhan." tanya Rere. Tangannya terangkat perlahan untuk meraba wajah pucat Dii.

Dii tersenyum, namun entah apa maksud dari senyumnya. "tentu saja tidak. Alam kita berbeda"

Tangan Rere semakin dekat diwajahnya. Dengan refleks Dii mundur dan memalingkan wajah.

"masuklah, re! Angin malam tidak baik untuk kesehatan mu" alih Dii masih enggan menatap Rere.

Rere sangat jelas merasakan hembusan angin Dii yang berpindah tempat, ia tau Dii menghindar.

Rere hanya mengangguk paham lalu berbalik melanjutkan langkah tertunda nya. Ia tak akan memikirkan semua nya lebih lanjut. Ia juga lelah sekarang, mungkin besok lagi Rere akan bertanya.

Tbc.

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang