Part 9 - Kado

3 1 0
                                    

Rere sejak tadi membolak-balikkan album yang ia dan Dii ambil digudang. Mengendus setiap lembaran pada Foto yang gambar nya sudah sedikit pudar. Keningnya akan berkerut tiap kali ia memikirkan sesuatu yang melintas diotaknya.

Sekali-kali ia akan mengeloceh sendiri saat kepalanya mulai pening. Menghela napas untuk kesekian kalinya saat mata dan tubuhnya merasa lelah.

Sudah sekitar 3 jam ia berkutik dengan kerjaannya. Hipotesis yang sedikit demi sedikit ia kumpulkan mulai menyeruak perlahan.

"hai re.. " sapa Dii yang memasuki kamar Rere dengan nuansa berwarna biru laut.

" hmm" dehem Rere masih bergelut dengan pikirannya.

"apa kau sibuk? "

" ya"

"baiklah aku tidak akan mengganggu. Aku akan pergi" kata Dii melangkahkan kaki keluar.

"eh Dii jangan pergi, kemarilah—temani aku" kata Rere menghentikan langkah Dii.

"oke" Dii mendudukkan bokongnya dipinggir ranjang Rere.

"aku ingin memberitahu mu sesuatu. Tapi maaf jika ini tidak searah dengan pikiranmu. Aku hanya menyampaikan instingku. " ucap Rere memandang kearah Dii. Jangan lupakan Rere yang tau keberadaan hantu dimanapun ia berada hanya dengan mengendus aromanya.

"Baiklah Re.. Tentang apa? "  saut Dii tenang.

" ini tentang siapa yang membunuh Deby" ujar Rere.

Dii terdiam selang beberapa detik sebelum berkata. "siapa yang membunuhnya? "

"aku belum tau siapa pembunuhnya. Tapi aku mencurigai beberapa orang. "

Dii menunggu lanjutan dari Rere.

Rere menarik napas sebelum menjelaskan nya pada Dii.

"yang pertama adalah Tukang kebun bernama Pak Joko, Dia adalah orang yang pertama menemukan jasad Deby. Mengapa dia termasuk tersangka ku? Karna dia melarikan diri saat kejadian, ada dua orang saksi mata yang melihat Pak Joko malah pergi begitu saja tanpa memanggil pihak kepolisian karna telah menemukan jenazah..

Yang kedua adalah Vanya, sahabat dekat Deby. Aku mencurigainya karna dia juga menyukaimu, pacar dari sahabatnya sendiri. Aku berpikir bisa jadi ia cemburu.

Yang ketiga adalah Alfin, sepupumu sendiri. Dia juga cukup dekat dengan Deby dan Vanya. Namun sayangnya, dia pergi sebelum Deby meninggal dunia."

Dii mengernyit. "Bagaimana mungkin semua orang yang kau curigai adalah orang-orang terdekatku? Itu terdengar tidak masuk akal" tanya Dii tak percaya.

"memang, tapi itu yang kudapat. Besok kita akan menemui pak joko, aku ingin bertanya sesuatu padanya. "

" baiklah. "

_______

" jam berapa kita akan menemui tukang kebun itu re? " tanya Dii. Mereka sekarang berada ditaman belakang gedung.

Rere meneguk mineralnya. "setelah jam kuliah ku habis".

Pikiran Rere melayang entah kemana. Matanya menatap kosong orang-orang yang berlalu lalang. Deruan napasnya sangat tenang dan berat. Matanya terasa sayup untuk berkedip. Selelah itu kah Rere? Mungkin ini efek tugas Rere yang terlalu banyak.

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang