Apa yang terjadi seminggu belakangan ini? Bukannya Hana lebih ceria setelah pulang dari Korea dengan embel-embel bertemu Oppa tampan disana... Tangan Hana yang biasanya tidak lepas dari buku, kini tidak bisa melepaskan ponsel sambil tersenyum menyebalkan.
Ara memperhatikan Hana yang berbaring lesu dimeja restoran, jika begini rekor kemalasan Ara bisa kalah telak.
"Nee-chan kenapa?"
Ara menyeret kursi dan duduk didepan Ara. Memperhatikan perempuan yang biasa terlihat anggun jadi seperti agar-agar tak bertenaga.
Hana mengangkat kepala melihat Ara dengan pandangan 'turuti nasehatku jika ingin bahagia di dunia'.
"Ara-chan, kalau kamu suka seseorang, pilihlah yang bisa kamu temui kapan saja."
Ara mengangkat alis.
"Cinta yang terhalang jarak itu sangat menyiksa."
Ara hampir menjatuhkan dagu. Hana sepertinya demam, atau Kakaknya ini kerasukan hantu Korea? Ada sesuatu yang salah. Ara tidak menyangka Hana bisa jadi menggelikan seperti ini karena jatuh cinta.
"Otak Nee-chan sepertinya ketinggalan di Korea."
Hana tersenyum pedih. "Bukan otak, Hati Nee-chan yang tertinggal disana."
Ara membulatkan matanya geli. "Jonghyun-nii! Kita harus bawa Hana-Nee kerumah sakit! Oww baru kali ini aku mual mendengar omongannya."
Rasa merinding mengalir diseluruh tubuh Ara.
"Sudahlah Nee, serius. Nee-chan kenapa?"
Hana menyodorkan kertas perencanaan karir pada Ara dengan lesu. Ara membaca dengan teliti sambil menganggukkan kepala mencoba memahami tulisan rapi yang tercetak disana.
"Wow, Nee-chan memilih psikologi? Sekarang tingal pilih Universitas yang Nee-chan inginkan."
"Itu masalahnya, aku bingung mau masuk Universitas apa."
"Nee-chan hanya perlu memilih. Semua Universitas akan langsung memberikan beasiswanya karena program pertukaran siswa pintar itu."
Hana menghela nafas, lalu menatap Ara yang tidak melepaskan mata dari kertas perencanaan karir Hana.
"Ara-chan dengarkan aku ya."
Ara menaikan alisnya, menatap Hana yang tengah berbicara. Gaya Hana yang serius mau tidak mau membuat Ara sedikit tegang. Apa ini, rasanya seperti akan mendengarkan satu hal mengejutkan, seperti Hana mengaku bahwa sebenarnya dia menyukai Eric sepupu tak bertanggung jawab yang meninggalkan mereka ke kota sebelah dengan alasan mandiri, misalnya.
"Kamu sahabat sekaligus Adikku, keluargaku yang sangat kusayangi. Aku ingin mendengarkan pendapat keluargaku, terutama kamu."
Hana menghela nafas kembali, benar-benar memperhitungkan pemikirannya. Ara satu-satunya adik sekaligus sahabat yang selalu ada kapanpun saat Hana membutuhkan. Hana tidak ingin kehilangan Ara hanya karena menuruti keinginannya sendiri.
"Jika aku menerima beasiswa di Korea, kamu.. tidak apa-apa?"
Wajah Ara menegang karena kaget. Ara tidak suka ditinggalkan, tapi Ara tahu, dirinya tidak boleh egois. Hana pasti ingin mengejar mimpinya. Jika Ara berkata tidak, Hana akan menurut dan membuat kakak yang paling dia sayangi menderita sendirian.
Ara tidak bisa berbohong pada Hana. Seperti memakan bubur dengan sumpit, tidak ada gunanya.
"Nee-chan pasti tahu, aku tentu saja keberatan jika Nee-chan pergi meninggalkanku.. seperti Eric Nii. Aku pasti akan kesepian, sedih, dan sangat merindukan Nee-chan nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scent In Winter (✓)
Fanfiction"Kamu terlalu baik. Bilang saja aku kampungan, tapi aku memang baper. Jadi sejak kapan kamu menyukaiku?" - Lee Hana- "Aku tahu aku bukan tipe idaman. Tapi aku itu pemilih, aku menyukai wanita anggun, bukan wanita setengah alay." -Min Yoongi- . Bang...