Hana melirik Yoongi sebal. Laki-laki itu jelas ingin tertawa terbahak-bahak, namun karena hal itu tidaklah keren, jadilah Yoongi tersenyum senyum sendiri. Tepat seperti orang gila—begitulah pemikiran Hana.
"Yoongi-ssi, kalau ingin tertawa, tertawa saja. Kamu membuat sarapan gratis ini tidak nikmat!" Hana melepaskan sumpitnya lalu menoleh kesekitar minimarket dengan perasaan campur aduk. Kesal, malu, lega, ah Hana ingin membungkus wajahnya saja.
Senyum Yoongi semakin lebar. Seyuman yang terlihat manis, Hana mngutuk diri sendiri saat berfikir seperti itu. "Apa judul drama semalam?"
"Itu karena kamu selalu mengancam akan menelantarkanku!"
"Jika saja aku punya cctv, adegan semalam pasti aku jual ke produksi drama. Siapa tahu kamu diajak main film, sepertinya kamu berbakat."
Hana menggigit bibirnya sebal. "Kalau kamu tidak menghilang, aku tidak akan panik seperti itu."
"Kamu tidak bisa hidup tanpaku, ya?" Goda Yoongi.
"Tentu saja. Aku tidak bisa hidup tanpamu." Sebal Hana. Yoongi terdiam, Hana yang memperhatikan Yoongi juga ikut terdiam. Kenapa ucapannya terdengar ambigu sekali, sih.
Hana mengaduk mie instannya. "Hehe, ucapanku berlebihan ya."
Yoongi mendesis. "Iya, sangat berlebihan." Terutama untuk jantungku-tambah Yoongi dalam hati.
Hana mengunyah pelan. "Intinya aku benar-benar berterimakasih, kamu benar-benar pria baik. Jangan salahkan aku kalau aku jadi menyukaimu." Yoongi mematung.
Hana lagi-lagi menggigit bibirnya sambil mengutuk diri sendiri. Kenapa mulutnya selalu mengeluarkan kata hati tanpa melihat keadaan, sih?
Hana takut-takut melirik Yoongi, laki-laki itu menatapnya dengan pandangan menyeramkan. Ah semoga Hana belum masuk pada tahap kurang ajar yang pantas untuk ditelantarkan. "Mian!" Hana cepat-cepat menambahi.
Yoongi menghembuskan nafasnya lega, tanpa sadar lelaki itu menahan nafasnya tegang. Ah, ada apa dengan Yoongi. Seperti perempuan saja.
Yoongi mencoba sibuk dengan ponsel, mengabaikan detak jantungnya yang bertambah cepat. Lewat ujung mata Yoongi melihat Hana sedang memakan mie takut-takut. Terlihat begitu menggemaskan. Lagi, Yoongi dibuat terkejut dengan pikirannya sendiri. Yoongi merasa dia benar-benar gila.
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Yoongi, seseorang mengirim pesan lewat media sosial. Rentetan huruf yang Yoongi yakin bahasa inggris membuatnya sedikit pusing. "Hana-ya, ini temanmu?" tanya Yoongi sembari memperlihatkan layar ponsel pada Hana.
Hana mendekati Yoongi, lalu membaca cepat pesan yang tertulis disana dengan haru.
Hana menoleh kearah Yoongi yang menunggu bingung. Dengan cepat Hana memeluk Yoongi lalu menatap laki-laki yang sepuluh centi meter lebih tinggi darinya.
"Aku akan pulang, aku bisa pulang!" teriak Hana kembali memeluk Yoongi.
"Benarkah?" Yoongi membalas pelukan Hana lega. Akhirnya hari damai didepan mata.
Namun Yoongi heran, kenapa dia merasa sedikit sedih jika perempuan menyebalkan ini pulang. Ah, padahal mereka baru kenal selama dua hari. Benar kata Namjoon, sahabatnya sesama trainee, Yoongi bersikap berlebihan karena baru berinteraksi dengan perempuan setelah sekian lama.
.
.
Hana dan Yoongi menunggu di dekat taman kota, mereka akan bertemu teman Hana, seorang ketua rombongan dari Kanada yang juga merupakan teman Hana selama acara seminar.
"Aku benar-benar tidak akan melupakanmu seumur hidupku." Ujar Hana.
"Tidak usah berlebihan, cukup jangan merepotkanku lagi."
"Kamu benar-benar tsundere, padahal kamu sedihkan~"
Yoongi menaikan alisnya, malas meladeni Hana.
"Kamu harus sedih, wanita cantik fans pertamamu ini akan pulang."
Kerutan di dahi Yoongi bertambah. "Kamu mulai tidak waras, ya."
"Oppa! Oppa! Yoongi Oppa!" Goda Hana.
"Diam atau kutinggal." Ancam Yoongi.
"Baiklah, Oppa!" Ucap Hana, Yoongi menghela nafas lelah, tidak ada gunanya meladeni Hana. Perempuan itu tidak akan mendengarkannya.
"Oh itu temanku! Lian!" Teriak Hana lalu menghampiri temannya yang terlihat mencari seseorang. "I miss you!" Hana memeluk Lian dengan perasaan lega.
"Where are you? Are you really lost?" Lian berseru tak percaya dengan logat kanadanya.
Hana mengangguk sedih. "Ceritanya panjang. Kenapa kamu baru membalas pesanku. Ah terserahlah aku lega kamu datang!"
Lian mengambil ponsel dan menunjukkan pesan dari Hana yang mengatakan i'm fine. "Saat membaca balasanmu aku kira kamu bolos, tidak mau diganggu saat berkencan dengan orang Korea. Kamu tahu aku mati-matian menutupimu."
"Tasku dicuri, semua barang-barang hilang. Aku benar-benar tersesat. Kalau aku tidak di tolong Yoongi, aku benar-benar jadi gelandangan di trip pertamaku ke luar negri."
"Yoongi?"
"Iya itu dia disa—" Ucapan Hana terpotong. Dia tidak bisa menemukan laki-laki tsundere itu. "kemana dia?"
Ponsel Lian berbunyi, dia membacanya dengan cepat "Kita ke hotel sekarang." Lian memperhatikan Hana lekat. "Seminar besar akan mulai dua jam lagi, kamu harus bersiap, kamu yang akan menjadi moderatornya."
"Hah, kenapa aku?" Sahut Hana tak terima.
"Hukumanmu karena akan merepotkan aku untuk mengurus banyak hal." Lian mulai berjalan mencari taksi.
Hana mengekor dibelakang Lian, sekali dia kembali menengok kebelakang dan tak menemukan Yoongi disana. Ah, kenapa Hana merasa hampa.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scent In Winter (✓)
Fanfic"Kamu terlalu baik. Bilang saja aku kampungan, tapi aku memang baper. Jadi sejak kapan kamu menyukaiku?" - Lee Hana- "Aku tahu aku bukan tipe idaman. Tapi aku itu pemilih, aku menyukai wanita anggun, bukan wanita setengah alay." -Min Yoongi- . Bang...