Part 5 : Flashback - Oppa!

236 28 3
                                    

Setelah selesai membagikan pamflet di jalanan. Yoongi mengajak Hana ke salah satu stand pinggir jalan yang menyajikan udon dan odeng. Makanan yang cocok untuk mengganjal perut mereka dicuaca dingin.

"Bibi, udonnya dua." Pesan Yoongi sambil tersenyum.

Hana rasa Yoongi sudah biasa datang ketempat ini. Senyuman mahalnya diobral saat sedang bersama bibi pemilik warung.

"Uri Yoongi sudah datang. Wah tumben, kamu mengajak wanita cantik."

Hana memegang pipinya yang menghangat sambil menoleh kearah Yoongi. "Aku cantik?" Ulangnya. "Terimakasih, bibi." Ujar Hana pada Bibi pemililk warung.

Bibi pemilik warung tersenyum ramah. "Siapa dia? Pacarmu?"

Mata sipit Yoongi melebar, dengan cepat dia mengibaskan tangannya. "Bukan! Dia hanya perempuan gelandangan yang aku bantu karena kelaparan!" Mulut jahat Yoongi seharusnya disiram dengan kuah panas udon. Tapi sudahlah, Hana tahu jika Yoongi itu tsundere, dia tidak akan sakit hati dengan ucapan Yoongi. Lagipula Hana disebut cantik hari ini.

"Kamu ini, laki-laki tidak boleh kasar seperti itu pada perempuan." Marah si Bibi. Yoongi mengerucutkan mulutnya sok lucu membuat Hana mengernyitkan dahi kaget.

"Ah, mataku tercemar." Bisik Hana pelan pada diri sendiri. Yoongi menarik pelan rambut Hana sambil menatap perempuan itu tajam. Hana terkekeh sambil mengacungkan tanda damai. Demi makan siang yang tengah disiapkan bibi warung, Hana belum mau ditelantarkan Yoongi.

"Jadi apa kegiatanmu setelah ini?" Tanya Hana sambil meniupkan mie udon yang diberikan bibi.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa rencanamu agar kamu ingat, bisa pulang secepatnya, dan berhenti merepotkanku."

Hana menaikan bahunya tak tahu. "Aku hanya bisa menunggu berita dari kantor polisi dan media sosial saja."

"Berarti kamu masih akan merepotkanku." Desis Yoongi.

"Sepertinya begitu. Mohon bantuannya~" ceria Hana. Menggoda Yoongi sepertinya menyenangkan untuk dipraktekkan dihari yang membosankan.

"Sudahlah cepat makan."

"Ngomong-ngomong kenapa kamu tinggal sendiri? Kamu masih sekolah kan? Atau kamu lebih tua dariku? Ommo! Aku harus memanggilmu Oppa!"

Yoongi menghembuskan nafas. "Kamu cerewet sekali."

Hana menggeleng. "Aku itu pendiam. Tapi melihatmu yang lebih pendiam dariku, aku harus mengambil inisiatif. Aku baik sekali, kan."

Yoongi menaikan alisnya. "Begini." Yoongi memperhatikan mata bulat Hana yang menunggunya berbicara. Mata itu berseri-seri seolah Yoongi akan memberitahu alamat hotelnya di Korea. "Kenapa aku harus menceritakannya padamu." Lalu dengan kekanakannya Yoongi menjulurkan lidah membuat Hana hampir saja menyumpahinya.

"Nona, uri Yoongi sudah lama kabur dari rumah. Bibi kira dia tidak punya teman, ternyata, sekalinya berteman dengan perempuan cantik." Bibi pemilik warung menyenggol Yoongi pelan, sambil terkekeh. "Kamu pintar sekali."

"Panggil aku Hana saja, Bi."

Hana yang senyum-senyum senang sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali membuat Yoongi sebal. "Bibi!"

"Bibi mau ke pasar, titip warung sebentar ya." Ucapnya pendek lalu berjalan tanpa menunggu jawaban Yoongi

"Bibi! Bibi Na, aku tidak mau! Aku tinggal ya! Biar warungmu dicuri orang!" Teriak Yoongi tak terima.

Hana mendecakkan lidah. "Ckckck, mulut jahatmu itu."

"Apa?" Tantang Yoongi.

Hana masih berfikir panjang, dia tidak mau ditelantarkan. Hana cepat-cepat tersenyum. "Tidak. Sepertinya kalian sudah lama saling kenal."

Love Scent In Winter (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang