Didalam hutan, terlihat dua orang yang sedang berpatroli. Mereka adalah Darkness yang menjaga basis pertahanan mereka yang terakhir. Mereka berjalan melintasi pepohonan tanpa mengetahui bahwa mereka sedang diintai.
Tanpa diduga turun dua orang dari pohon yang langsung membekap mulut mereka lalu diakhiri dengan menikam keduanya. Setelah kedua darkness itu tidak bergerak lagi, baru mereka menyembunyikan jasadnya dibalik semak-semak.
"Poin 1, clear," ucap Ezen.
"Poin 2, clear," ucap Lia.
"3, clear," susul Erven.
"Nanaro-san, kami sudah berhasil mengamankan jalan masuk. Pasukan sudah bisa bergerak," ucap Ezen.
"Kerja bagus, kami akan bergerak sekarang. Kembalilah memantau perkembangan."
"Siap."
Selanjutnya, Ezen dan rekannya kembali naik keatas pohon.
Ditempat lain, pasukan penyerang masih menunggu perintah untuk bergerak selagi Nanaro sedang melaporkan situasi ke markas.
"Kapten, kapan kita akan bergerak? Aku sudah lelah menunggu," ucap Lona.
"Jangan bersikap seperti anak kecil! Lagi pula kita juga sudah mendapat perintah."
Nanaro menggunakan sihir es-nya untuk membuat sebuah podium agar pasukan yang dipimpin olehnya bisa melihat dan mendengarnya.
"Baiklah, Seluruh pasukan! Aku minta perhatian kalian!"
Semua orang yang ada langsung berdiri menghadap ke arah datangnya suara. Seluruh bagian pasukan gabungan, baik Divine dan Fallen Angel yang kini sudah diresmikan menjadi Alliance.
"Markas telah memberikan perintah untuk menjalankan operasi. Kita akan bergerak sesuai dengan rencana."
Operasi kali ini berbeda dengan operasi-operasi yang telah dilakukan di Dezes sebelumnya. Karena seluruh kekuatan musuh berkumpul di satu titik maka serangan dadakan secara terbuka adalah pilihan strategi yang di pilih.
"Pertempuran kali ini akan menjadi pertempuran penentuan. Kita harus menang! Karena kemenangan kita akan membawa kebebasan bagi Dezes. Maka, tidak ada keraguan untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang kita dan kalian semua miliki! 'Operasi Pembebasan Dezes', Laksanakan!" perintah Nanaro, "For Alliance!"
""For Alliance!""
Selang beberapa saat pasukan utama sampai di titik pertemuan dengan tim Ezen yang sebelumnya membersihkan prajurit musuh yang berpatroli disekitar.
"Untuk sebelumnya, kerja bagus, kalian telah membukakan jalan untuk kami," puji Nanaro pada Ezen dan rekan-rekannya.
"Terimakasih."
"Bagaimana situasinya sekarang?" lanjut Nanaro.
"Sudah cukup lama sejak kami menghabisi tim patroli mereka, tapi tidak ada pergerakan sama sekali," jawab Ezen.
'Rasanya tidak mungkin mereka tidak sadar. Sepertinya ada yang salah. Tapi mengingat bahwa kami sudah sampai disini sudah tidak jalan mundur lagi,' batin Nanaro sampai sebuah panggilan menyadarkannya.
"Tim penyerang jarak jauh sudah berada di posisi. Kami siap melakukan serangan," lapor Ian.
Nanaro berbalik kearah pasukannya, memberikan sinyal tangan untuk bersiap.
"Ian... mulai!"
~~~
Sementara di pusat komando Rea dan para operator masih terus memantau pergerakan pasukan yang berada di lapangan melalui setiap layar monitor yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLWK: Fate
FantastikKetika aku mulai membuka mataku, hamparan langit biru dengan awan tipis menyambutku. Ketika aku duduk dan melihat ke sekitarku, yang terlihat adalah hamparan rumput hijau yang bergoyang tertiup angin. Dedaunan yang bergemerisik dan suara burung-buru...