Unfair - four

93 14 4
                                    

Seribu kata maaf kini sudah tidak berguna, segenap bukti kepecercayaan aku ke kamu sudah kandas, dan kamu sendiri yang menghancurkannya.

●●●●●

Author

Seharusnya Caira tidak pernah bertemu Alvero kalau tau akhirnya ia akan sakit, dulu saat Alvero mengucapkan janjinya Caira bertekad penuh untuk menepatinya. Kini keinginannya terwujud, namun bukannya senang Caira malah sedih, karena sudah ada posisi yang menggantikannya.

"Cairaaaaa." Panggil seru Anantha.

"Gue mau budek sebentar lagi."

"Hehe maaf." Ujar Anantha.

"Mau apa nyamperin gue?"

"Irgi udah kontak gue lagi! Gue seneng banget, gue diajak irgi buat ke Bali!" Seru Anantha.

"Serius?! Selamat ya gue turut seneng, terus lo kapan ke Bali? Tanya Caira.

"Besok, sorry ini mendadak banget, Irgi yang pesen tiketnya, gue juga minta maaf Caira, lo lagi ada masalah sama Alvero tapi malah gue pergi."

Irgi Bintang Brilian adalah kekasih jauh anantha, Anantha jelas sangat rindu dengan Irgi karna jarang bertemu.

Sebenarnya Anantha tidak mau bahagia sendiri, ia ingin seperti Caira, disaat Anantha diposisi terendah saat memutuskan abin mantannya, Caira lah yang membawa ceria. Disaat Anantha ditinggal Irgi karena pindah dinas orang tua nya, Caira lah yang memberinya semangat.

Namun saat Caira ada di titik terendah seperti sekarang, ia malah pergi, Anantha tau pasti Caira membutuhkan sosok untuk mencurahkan kesal keluhnya, namun Anantha malah pergi ke Bali.

"Udah lo gausah pikirin gue, yang terpenting sekarang lo bisa ketemu Irgi lagi, kelamaan LDR pasti lo kangen mati." Ucap Caira.

"Apaan si Cai, tapi maaf banget, gue gaada pas lo lagi butuh, gue sahabat yang jahat ya."

"Eh lo gaboleh ngomong gitu, siapa bilang lo jahat? Pas gue jatuh di taman yang lain ngetawain lo yang bantu gue. Pas gue badmood siapa coba yang suka ngasih permen, coklat, sama es krim ke gue, pas gue salah posisi basket, siapa lagi yang ngebenerin gue?"

Sepertinya Anantha kurang mengenal baik sahabatnya, tak disangka Caira hafal kelakuan baiknya, bahkan hal kecil sekalipun seperti ngasih permen lima ratus dapat tiga.

Disaat bayangan Anantha Caira akan benci dengannya, dan menganggap dirinya bahagia diatas penderitaan orang lain. Caira malah mendukung Anantha untuk menemui Irgi, Caira memang malaikat baik untuknya.

"Thanks Cair, lo sahabat yang paling ngerti gue."

_____

Bagi Caira sosok Alvero bukan sekedar pria dalam masa lalunya, tapi Alvero adalah pria yang paling lembut, paling tegas, paling pengertian di hidupnya. Bahkan sewaktu Caira sakit, Alvero lah yang paling khawatir, Alvero lah yang menyuapi makanannya.

Tapi itu dulu, berbeda dengan sekarang, dulu Caira pasti menanti-nantikan saat untuk bertemu dengan Alvero. Namun sekarang? Bahkan untuk menatap mata Alvero saja Caira tak bisa, Caira terlalu perih menerima kenyataan ini.

Kalau memang Caira boleh memilih akhir kisahnya dengan Alvero, Caira ingin sekali kisahnya seperti kisah putri Aurora, menanti pangeran untuk menciumnya, lalu ia sadar dan happy ending dengan sang pangeran.

Namun faktanya, ia telah menanti janji manisnya dulu, namun sepertinya tidak ada kata happy ending untuk mereka.

Walaupun janjinya mungkin dilihat janji cinta monyet, tetapi Caira rasa ini cinta yang sesungguhnya, ketika berada didekatnya jantungnya berdegub keras, ketika menatap wajahnya lemas dirinya, ketika menyentuh tubuhnya salah tingkah perbuatannya. Apakah itu masih kurang bila disebut 'cinta'?

Namun bagi Caira kini, cinta sekedar menumpuk harapan, lalu dicampakan begitu saja. Tragis bukan?

_

Setelah jam istirahat selesai para murid kelas XI diberitahukan untuk berkumpul di aula.

Anantha sudah ijin ke BK karna bersiap-siap packing, kini Caira berjalan sendiri  menuju aula.

"Caira," sapa Kayla.

"Eh Kayla, sendirian aja?"

"Hehe iya, kamu juga ya, oh iya aku mau kasih tau kamu, nanti sore kamu berangkat ekskul basket ya, mau ada seleksi."

Sebenarnya Caira malas sekali untuk berangkat ekstrakulikuler hari ini, jelas karna Caira tau kalau Alvero juga menekuni ekstra basket juga, tapi mau bagaimana? Ada seleksi.

"Ah oke, aku berangkat kok."

"Sip deh, aku duluan."

Semua murid kini sudah berada di aula, ternyata ini pengumuman ranking PAS waktu kemarin.

"Selamat pagi anak-anak." Ujar pak kepala sekolah.

"Pagi pak." Jawab serempak.

"Jadi dikumpulkannya kalian disini untuk memberi tahu sekaligus hadiah, ranking kalian selama kelas X hingga awal semester I kelas XI ini. Pemegang paralel satu di SMA ini adalah, Caira! Selamat dari awal kamu sekolah disini kamu meraih paralel satu berturut-turut."

Tepuk tangan meriah disambutkan kepada Caira.

"Kamu diberikan beasiswa karena lomba akademik sains dan matematika, karena itu pertahankan prestasi kamu."

"Siap pak." Seru Caira.

Ketika hendak turun, Caira tak sengaja menatap sorot mata tajam Alvero, ketika melihatnya tubuhnya langsung melemas, seperti sehabis disengat oleh ratusan volt listrik.

Tiba-tiba Caira kehilangan keseimbangan tubuhnya dan jatuh,

Bug.

Tunggu dulu, mengapa Caira tidak merasa sakit? Sorot mata seluruh siswa kini memandang Alvero yang merangkuh tubuh Caira lemas.

Caira terlalu lemas sehingga ia menutup matanya. Alvero langsung lari menuju UKS, entah kenapa Caira bahagia, bahagia sekali.

Setelah empat tahun berlalu akhirnya Caira dapat merasakan suhu tubuh Alvero, Caira dapat merasakan detakan jantung Alvero yang berpacu cepat, Caira dapat merasakan hangat nya hembusan nafas Alvero.

Apakah ini mungkin? Alvero menghawatirkan diri Caira kembali?

_

Not siders!
Vote and coment☆

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang