Unfair - Nine

90 6 4
                                    


Sialan!

●●●●●

Alvero tak percaya apa yang barusan Ardi katakan, rasanya itu sangat tidak mungkin, kini ia tidak tahu mesti berbuat apa.

"Di lo harus bantu gue!" Tegas Alvero.

"Bantu gimana?"

Tak menjawab pertanyaan Ardi kini Alvero beralih ke handphone nya dan segera menghubungi Siera.

Tut.. tut..

'Sial gak aktif!' Batin Alvero.

"Lo udah coba hubungin Caira?" Tanya Alvero.

"Belum, kenapa lo gacoba telfon." Balas tanya Ardi.

"Kayaknya Caira nge block nomor gue, sekarang cepet lu telfon Caira."

Tut.. tut.. tut..

"Halo Caira?"

"Halo ini siapa?" Balas telefon seberang.

'Al ini bukan suara Caira.' Bisik Ardi.

Kini Alvero menekan tombol loudspeaker agar bisa mendengar bersama.

"Ah ini Ardi, tapi ini siapa? Lo bukan Caira  kan."

"Yes."

"Lo siapa?! Caira dimana?!"

"Selow, Caira bareng gue sekarang mau have fun dulu, gue tutup ya bye!"

Tut.

"Halo?! Woi halo?!"

Kini sambungan telah terputus.

"Al kita harus gimana, sialan dia nutup telfonnya, tapi kok gue kaya ga asing sama suaranya, beneran bukan Siera kan?"

"Ah bodo amat, yang penting kita harus cari Caira, gue bakal ketempat biasa Siera nongkrong dulu." Jelas Alvero.

"Yaudah buru cabut."

-

Kini Alvero mengendarai mobilnya bersama Ardi.

"Al nyetirnya pelan aja, kalo gini bahaya juga." Kata Ardi.

"Lo gamikirin Caira! Dari pagi dia gada kabar!" Emosi Alvero.

"Al sadar Al! Kalo lo nyetir ugal-ugalan gini gimana kalo kecelakaan?! Kita juga gabakal bisa nyelamatin Caira kalo gitu!"

Benar kata Ardi, Alvero harus berkepala dingin untuk ini.

Alvero menurunkan kecepatan mobilnya, kini mereka sudah sampai ketempat tujuan.

"Yuk masuk." Ajak Alvero.

"Bentar, coba lo liat pintunya, itu cowo yang gue liat tadi yang bawa Caira."

"Serius lo?" Alvero bertanya.

"Yaiyalah, ngapain gue bohong." Ardi memperbenarkan perkataannya.

"Mereka  anak buah Siera di grup cheerleader."

"Apa?-up."

Ardi meninggikan suaranya tadi karena terkejut, Alvero segera membekap mulut Ardi.

"Diem lo, kita bisa bahaya kalo ketauan, kita harus masuk diem-diem lewat samping."

Ardi hanya merespon dengan jari berbentuk 'oke' karna tak ingin bersuara lagi.

-

Mereka mulai menjalankan rencana, Alvero mengawali rencana, ia mengendap di sebelah pintu samping, diikuti oleh Ardi dibelakangnya.

Namun tanpa sengaja Ardi menginjak botol kaleng sehingga menimbulkan bunyi.

"Sialan lo."

"Maaf Al."

Para penjaga langsung melihat sekeliling

"Penyusup!!"

NOT SIDERS!
Vote And Coment☆


UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang