Unfair - two

106 14 0
                                    

Mengapa mencintaimu harus sesakit ini?

●●●●●

Mana janji yang kau utarakan dulu?
Mana janji yang kau berikan kepadaku?
Mana janji yang kau angankan di otakku
Dan mana janji yang mengatakan bahwa kau akan tetap disisiku?

Seharusnya aku marah. Namun kudiam. Karna tak mengembalikan apapun.

Author

Caira kembali kekelas, ia terlalu sakit untuk mengingat kejadian di kantin tadi, ia terlalu rapuh mengingat janji empat tahun yang lalu, ia terlalu benci melihat bahwa faktanya Alvero mengingkari janjinya dan sudah dimiliki orang lain.

"Caira? Lo kenapa nangis?" Ujar Anantha.

"Harusnya gue ngelepasin dia, kenapa susah banget."

Tangis Caira semakin pecah, saat ini sahabatnya lah yg bisa membuatnya tenang.

Anantha duduk disebelah bangku Caira lalu menyandarkan kepala Caira di bahunya.

"Gue tau bener perasaan lo, gue tau lo benci situasi ini, sekarang lo ceritain ke gue."

Caira hanya menggeleng pelan.

Anantha menegakan kembali kepala Caira

"Gue ini sahabat lo! Udah seharusnya gue gini, ini yang gue harus lakuin, gue bukan orang asing Cai."

"Gue terlalu sakit buat nyeritain itu Tha."

"Percaya sama gue, kalo lo cerita ke orang, rasa sakit lo bisa berkurang."

"Gue udah ketemu Alvero."

"Terus kenapa lo sedih? Lo kan udah ketemu."

"Iya harusnya gue seneng liat dia, harusnya gue seneng liat senyum dia, tapi setiap liat dia gue jadi inget, gue bukan bahagia yang dia cari."

"Kenapa, kenapa lo bisa ngomong gitu? Lo gacoba tanya kedia? Terus tagih janji yang dia kasih dulu?"

"Semuanya udah ancur, dia udah sama yang lain, hati gue sama ancurnya kaya janji itu."

"Silahkan lo nangis sekeras mungkin, tapi inget, kalo lo udah selesai, jangan pernah nangis buat alasan yang sama."

_____

Bel masuk berbunyi, semua murid mulai masuk ke kelas, kelas yang tadinya sepi sekarang ramai.

Saat ku ada dikeramaian, kumerasa sepi, saat kau tak ada disisiku. Batin Caira

Kini Caira memperhatikan sosok pria yang berdiri didepan kelasnya sekarang bersama wali kelas nya pak Eko.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak eko.

"Pagi pak." Jawab kelasku serempak.

"Pagi hari ini bapak mau kasih tau kalau kelas kita akan kedatangan murid baru, silahkan kenalin diri kamu ke teman-teman."

"Halo semua saya Alvero dirgakusuma putra, biasa dipanggil Alvero, semoga kalian bisa berteman baik dengan saya."

Tepuk tangan meriah diberikan ke Alvero, berbeda dengan Caira, dia menatap sendu ke arah Alvero.

Alvero menemukan mata Caira, mereka saling menatap beberapa saat,

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Caira langsung mengalihkan pandangannya, memutuskan kontak mereka.

"Nak Alvero, silahkan duduk di bangku kosong itu."

Caira dan Alvero berdampingan bangku, namun Caira menatap kedepan, seolah tak terjadi apa-apa.
_

Sejujurnya aku garela kamu tersenyum dengannya, tapi apa daya ku yang hanya bisa mencintaimu dalam diam.

Not siders!
Vote and coment☆

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang