Unfair - six

67 9 1
                                    

Tak perlu sebercanda ini soal rasa, jika kau ragu pergilah aku tak apa, perihal patahku biarlah waktu yang mengobatinya.

●●●●●

Yang terbaik?
Siapa yang terbaik?
Siera atau Caira?
Siapa diantara mereka?

Author

Sekarang Caira akan berangkat ekskul basket, tidak seperti biasanya ia akan terlihat semangat dan paling ceria saat akan latihan, kini ia hanya murung lesu, seakan sangat bosan dengan kegiatan ini.

"Anak-anak silahkan berdiri semua." Ujar pak Mukhidin, pelatih basket disini.

"Pasti kalian tau tujuan hari ini basket diberangkatkan, ya hari ini akan ada seleksi basket, yang dipilih akan mewakili SMA Bakti Bangsa untuk mengikuti event basket di Bandung."

Tepuk tangan meriah diberikan kepada coach.

"Jadi kali ini cara seleksi adalah berpasangan."

Kini semua sudah berpasangan kecuali Caira,

"Pak saya belum dapat pasangan." Ucap Caira.

Duh jombs sih.

Yaudah jadi pasangan abang neng.

Cantik-cantik kok jomblo.

Kesempatan ini yehet.

Banyak lontaran dari anak basket yang lainnya, lalu Caira menatap tajam yang membicarakannya. Kini tidak ada satupun orang yang berbicara lagi, seperti akan ada singa betina yang akan mengamuk.

Zidan mengangkat tangannya.

"Ada apa Zidan?" Ujar pak Mukhidin.

"Saya ada acara keluarga dadakan pak, jadi saya ijin untuk tidak mengikuti seleksi."

"Oh baik Zidan, tangan kamu juga masih cidera kan."

"Iya pak sebelumnya terima kasih."

Zidan kini meninggalkan lapangan.

"Nah karna sekarang Alvero juga tidak ada pasangan, kalian berpasangan saja."

"Apa pak? Kan dia cowo saya cewe, nanti tidak seimbang." Tolak Caira.

"Kemampuan kamu bagus Caira, jadi tak apa."

Kini wajah Caira tambah malas, berbeda dengan Alvero yang kini tersenyum sumringah.

Ciee couple baluuu.

Cogan cecan uhuyy.

Gue kapan ?

Jomblo panas aduh.

Dan berbagai komentar lainnya, Caira hanya memutarkan bola matanya.

"Sudah anak-anak, sekarang masing-masing pasangan ambil satu bola basket, lalu lakukan defensse offense, saya akan melihat kemampuan kalian."

"Baik pak."

Kini semua sudah siap dilapangan.

"Caira kamu offense, aku defensse ya." Kata Alvero.

Caira hanya mengangguk.

Kini Caira mendrible bola, lalu Alvero menutupi Caira agar tidak dapat memasukan bola ke ring.

Namun saat di under ring bukannya Alvero mengangkat tangannya, ia malah melebarkan tangan seperti akan memeluk Caira.

Sleb.

Kini Alvero memeluk Caira, jantung mereka kini berdetak tidak teratur. Dengan jarak sedekat ini pipi Caira memanas.

"Apaan si Alvero."

Alvero hanya diam.

"Lepasin!"

Namun percuma, Alvero malah mempererat pelukannya. Kini semua mata tertuju pada mereka berdua.

"Aku kangen kamu, aku kangen wangi kamu, aku kangen ngerasain hangat tubuh kamu, dan aku mau tau rasa saat memeluk kamu?"

Caira hanya diam tak bergeming.

"Jantung aku deg degan gini? Apa kamu ngrasain juga?" Ujar Alvero

"Gausah dijawab, aku udah ngerasain, ternyata kamu udah gak rata hehe."

"Alverooo!!"

Semua anggota basket tertawa dengan pernyataan Alvero, pak mukhidin pun hanya mampu menggelengkan kepala, Alvero dan Caira sedang kejar-kejaran sekarang.

Tanpa mereka berdua sadari kini Siera menatap sinis gadis itu. Caira.

"Lo liat aja apa yang bakal gue lakuin, akibat lo deketin Alvero."

NOT SIDERS!
Vote and Coment☆

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang