Unfair - Eight

53 5 0
                                    


Mendekat atau menjauh.

●●●●●

Alvero benci posisi ini, posisi disaat ia hanya bisa diam, posisi disaat ia tidak bisa mengandalkan koneksi atau apapun, posisi disaat ia hanya bisa 'melihat seorang wanita disakiti lagi'.

Alvero merasa kini ia benar-benar seorang pengecut, kini ia menjauh, ia tidak ingin terlihat seperti pria bodoh yang mencampakan seseorang.

Alvero ingin disamping Caira tadi, merangkul pundaknya, menenangkannya, dan menyemangatinnya, jika saja penyebab Caira sedih bukan Alvero.

Alvero sudah yakin, pasti dirinyalah yang menyebabkan Caira menangis lagi, seperti yang sebelumnya.

Tolong jangan salahkan Alvero jikalau Caira menangis lagi, karna ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dulu.

Maaf.

Hanya kalimat itu yang  bisa terlontar di hatinya sekarang.

-

Pagi hari ini Alvero berangkat sekolah lebih awal, tak seperti biasanya. Itu karna Alvero penasaran dengan kondisi Caira semalam.

"Eits bengong aja." Kejut Kayla.

"Bisa gasi lo gausah ngagetin gue, udah kek setan ae."

"Aduh bang jangan gitu dong, selow-selow kebanyakan galau sih gini deh." Remeh katanya.

"Mending gue galau in cewe, lo galauin nasib jomblo." Ejek Alvero.

"Sorry ya, gue mah jomblo pilihan, jatuhnya baik, kaga ada sakit hati."

"Bomat ah bomat."

Kini Kayla dan Alvero hanya duduk, Alvero sedari tadi yang celingak celinguk sekolah membuat Kayla risih.

Bagaimana tidak risih? Setiap ada siswi lewat celinguk, ada guru lewat celingak.

"Woy tapir arab, lagi apasih lo, tebar pesona? Liat Lucinta Luna modar lo." Ujar Kayla.

"Lucinta luna kepala lo, gue lagi nungguin Caira, tapi belum lewat juga." Desah Alvero.

Sepertinya berangkat pagi kali ini tidak ada hasil, Alvero belum sempat untuk bertemu Caira bel masuk sudah bunyi.

"Udah ah sana masuk kelas, barangkali Caira telat." Saran kayla.

-

Bel pulang sekolah sudah dibunyikan, ternyata Caira tidak berangkat sekolah hari ini, Alvero menjadi sedikit cemas karena kejadian semalam juga.

Alvero kini mendesah, sepertinya keinginan untuk menanyakan kabar Caira sekarang sudah pudar, ia pun berniat untuk pulang akan tetapi

"Alvero, hah.. hahh.."

Datang seorang pria dengan nafas yang mencekat karena habis berlari, itu Ardi ketua kelas XI IPA-1.

"Kenapa Di? Kok lo ngos ngosan gitu." Tanya Alvero.

"Caira Al, Caira."

"Caira kenapa?" Tanya Alvero lagi.

"Caira-"

"Duh lo ngomong yang bener, jangan bikin gue panik." Jawab Alvero dengan wajah yang menjadi khawatir.

"Gue liat Caira di bawa paksa sama bocah kelas sepuluh, kayanya mereka disuruh seseorang." Jelas Ardi.

"Lo yakin?! Siapa yang nyuruh?."

"Gatau gue cuma liat salah satu dari mereka ngangkat telefon, dan orang itu ngucap nama Siera."

Deg.

NOT SIDERS!
Vote And Coment☆

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang