Payung Merah

276 8 2
                                    

Entah mengapa hujan turun lagi dalam minggu ini. Seperti hal nya siang ini. Apa mungkin Tuhan sedang baik baik nya kepada para perenung yang diberi kesempatan untuk mengingat kembali kenangan masa lalu.

Kata orang hujan bisa membawa kembali segala kenangan yang telah terjadi dalam hidup. Ada benar nya sih. Misalnya saja siang ini. Dari pagi hujan menjamah kota ku. Seolah olah hujan menyuruhku duduk diam di ruangan sempit ini. Ya, aku disini.

Hampir dua jam aku terdiam dan terpaku, duduk menghadap jendela dan menghitung titik titk hujan yang menempel di kaca jendela. Kadang kadang aku coba melihat pohon jambu, atau apalah itu, yang tak kuasa menahan deras nya hujan diseberang jalan sana. Sama halnya dengan pohon itu, aku pun larut dalam suasana hujan ini.

Aku kembali memanggil semua kenangan yang pernah ku lalui. Salah satu nya, kenangan pertama kali saat aku bertemu kamu, ya kamu. 6 bulan yang lalu, saat kondisi pun persis seperti hari ini. Hujan seakan tak memberi celah sedikitpun untuk manusia berjalan. Kamu yang aku tak pernah lihat sebelumnya berdiri terpaku dengan setengah kuyup di salah satu toko dimana aku juga duduk disana.

Aku sedang memakai baju warna merah terang. Saking terang nya, jejeran tomat tomat di seberang jalan minder akan baju ku. Aku juga baru datang ke toko itu. Mungkinkah Tuhan menakdirkan kita untuk bertemu?, mudah mudahan begitu ada nya.

Hampir satu jam kamu berdiri dan aku pun duduk terdiam. Entah ada angin apa, kamu tiba tiba dengan wajah yang saat itu terlihat bahagia memandang ku seolah kita pernah bertemu. Aku pun di buat tak menentu. Aku coba ingat kembali, apakah kita pernah bertemu. Tapi itu tak mungkin, karna aku baru saja tinggal disini.

Lalu tanpa ragu, kamu datang menghampiri aku. Andai kamu bisa lihat, baju merah yang ku pakai seakan memancarkan kilau nya. Hati ku seolah olah meleleh saat kau mulai memegang tangan ku. Tiba tiba kamu berkata, “ayo, kita pergi”. Aku tak tau apa yang harus ku perbuat.

Jiwa dan raga ini tak bisa menolak ajakan itu. Setelah kamu berbicara, maksudku berbisik, dengan orang yang duduk disebelahku, kamu pun meninggalkan toko itu dengan aku yang ada disisi mu  walau saat itu masih hujan. Aku tak pernah mengira apa yang akan terjadi setelahnya.

⏺⏺

Dua bulan sudah  sejak pertemuan pertama kita, kita semakin sering jalan bersama. Kamu selalu mengajak ku  kemanapun kamu pergi. Dan akupun bahagia akan hal itu. Tak peduli dalam siang panas yang terik dan hujan, aku selalu ada di sisimu. Pernah suatu ketika kamu sangat panik saat aku tak bersama mu.

Kejadian  itu terjadi saat  kita pergi ke taman rekreasi. Kamu  tiba tiba meninggalkanku tanpa sebab. Aku tak bisa berbuat apa apa. Aku berteriak memanggil namamu, tapi kamu tak bergeming sedikitpun.

Aku pasrah saat melihat kamu semakin berjalan jauh. Aku cuma terpaku duduk disini, menanti kamu kembali menjeputku. Aku bukan nya manja atau  tak bisa berbuat apa apa. Aku hanya tak tau tempat ini dimana. Satu jam berlalu.

Aku masih sabar menunggumu. Pada akhirnya kamu pun datang kepadaku. Aku selalu ingat wajah mu, maksudku ekpresi mu, saat kamu menemukan ku. Kamu terlihat sangat panik, cemas seolah olah tak mau kehilangan ku. Aku bersyukur akan hal itu. Dan aku berjanji padamu, aku akan selalu ada disisi mu, mudah mudahan.

⏺⏺

Kembali lagi pada siang yang hujan  ini, lamunan ku buyar. Aku mendengar suara pintu yang dibuka. Aku coba lihat dari ruangan  ini, ternyata itu kamu.

Tiga bulan sejak kejadian di taman  rekreasi itu, atau lebih tepatnya seminggu setelah  kejadian itu, kamu berubah. Kamu  tak lagi mengajakku pergi bersamamu. Pertama aku bingung.

Apa yang salah padaku. Aku selalu ada disisimu. Disaat kamu tak butuh  pun, aku ada untukmu. Lambat laun aku pun  menyadari. Kamu berubah setelah kamu bertemu dia, cowok yang selalu  pakai baju hitam. Dia teman sekelas mu di kampus.

Memang sih dia menang telak dari segi apapun kalau dibandingkan dengan ku. Tapi aku bisa jamin kok, cinta ku lebih dari dia. Tapi sayang nya kamu  tak tau atau mungkin tak mau tau. Sejak saat  itu, aku  lebih sering duduk di ruangan sempit ini. Sedih sih, ya tapi mau gimana lagi. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan supaya kamu mengajakku bersama mu lagi.   

⏺⏺

Hari ini pun hujan kembali turun. Seperti biasa, aku duduk manis di ruangan sempit ini. Hari ini pun sama seperti hari hari sebelumnya. Yang berbeda hanya pohon jambu yang sudah berbuah di seberang sana. Lagi asyik nya aku  menghitung  jumlah buah di pohon jambu  sana, tiba tiba kamu sudah ada di depanku.

Aku sungguh sangat terkejut. Kamu tersenyum  seolah olah  baru saja dapat undian. Mimpi apa aku semalam, kamu pegang tangan ku dan mengajakku pergi bersamamu. Tak terkira bahagia hati ini. Tak peduli hujan di luar sana, yang penting aku bisa pergi dengan mu  lagi. Tapi apa yang terjadi.

Aku lihat dia, cowok yang selalu pakai baju warna hitam, berdiri manis di depan  pintu. Khayalan  khayalan  indah yang  ku  bayangkan  sebelumnya sirna. Dia, cowok pakai baju warna hitam, berjalan di sisimu. Dia pun memegang tangan ku. Aku , kamu, dan dia berjalan  bersama  dalam  hujan  siang  ini.

Apa mungkin ini  takdir dari tuhan. Ingin aku  melawan dan berteriak. Tapi aku tak bisa. Aku lihat kamu bahagia disisinya. Kita jalan  bertiga, tapi mata mu  hanya untuk dia. Mulai aku sadari. Apalah dayaku. Karna aku,  hanya lah payung merah yang kau  pegang bersama nya.

💧💧💧

Andai Engkau TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang