Jam di dinding menunjukkan angka lima yang bersanding dengan angka dua belas. Kucoba angkat kepala dari kuatnya gravitasi kasur tidurku. Butuh waktu sekitar sepuluh menit melakukannya.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Aku telah berjanji pada diri sendiri bahwa kali ini aku tidak akan terlambat ke sekolah lagi. Ibuku pun terkejut takkala dia melihat aku yang sudah dari tadi duduk di meja makan. Mungkin dia berpikir mimpi apa dia semalam.
Ya, ini suatu keajaiban bagiku dan mungkin ibuku bingung aku bisa bangun sendiri tanpa perlu ibu yang susah-susah menyiram air ke wajahku di pagi hari. Dan dalang dari semua keajaiban ini adalah dia.
⏺⏺
Oh ya, aku lupa. Aku belum memperkenalkan siapa aku kepada kalian semua. Namaku Boa. Cuma tiga huruf saja namaku. Walaupun namaku cuma tiga huruf, tapi aku bangga akan hal itu.
Aku tak pernah sama sekali menambah-nambahkan nama lain di namaku. Yah, seperti orang kebanyakan yang sering menambahkan nama belakang di media sosial mereka, seperti Anto doank, Sari Cute, atau yang lainnya.
Aku sekarang duduk di kelas XI SMA. Lebih tepatnya XI IPS 5. Kata orang anak IPS itu jauh dari kata rajin dan pintar. Bahkan kalau ada nanti yang bakar sekolah kami, ujung-ujungnya yang kena tuduh ya pasti, kami anak IPS.
Tapi mereka tak pernah tau, seberapa menderitanya kami menghitung jumlah rupiah di pelajaran akutansi, menghapal nama ahli sosiologi, dan mencari skala peta dalam pelajaran geografi.
Ketiga pelajaran tersebut seolah-olah menguras semua isi kepala kami yang polos ini. Tapi tak masalah. Aku lalui hari-hariku yang membosankan ini dengan lapang dada. Tapi semua berubah, takkala kulihat seorang perempuan yang duduk persis dua bangku dibelakangku.
⏺⏺
Namanya Noa. Tidak sepertiku yang namanya cuma tiga huruf, nama panjangnya Noansa Tahalea. Nama yang unik menurutku.
Kenapa unik? Ya, sepanjang karirku di dunia persekolahan, nama anak perempuan dikelasku tak jauh-jauh dari nama Putri, Sari, Intan, Ica, dan Ani.
Noa adalah tipikal siswi perempuan seperti kebanyakan. Wajahnya tidak cantik, tapi manis. Kulitnya putih dan halus. Pernah suatu ketika aku bersalaman dengannya. Ku jabat tangannya. Dan apa yang terjadi?, tanganku seolah-olah “tergelincir” di telapak tangannya karena saking halus dan lembutnya.
Noa adalah perempuan yang suka tersenyum. Dia berasal dari keluarga yang berada. Tapi dia tidak pernah pilih-pilih teman seperti geng cewek di kelas sebelah. Termasuk diriku yang hina ini, Noa tak jijik untuk memberikan senyuman manisnya padaku.
Itulah awal dari kisah yang kutulis ini. Apakah senyuman manisnya itu akan berakhir indah pada akhir kisahku ini?. Mungkin.
⏺⏺
Aku jatuh cinta. Itu kalimat yang tepat untuk kondisiku saat ini. Dengan siapa?, ya pastinya dengannya, Noa. Tapi apakah dia tau tentang perasaanku?. Noa itu perempuan yang baik, ramah, dan ceria.
Apakah pantas aku berada disisinya?. Aku pernah membaca kutipan bahwasannya, “Jatuh cinta diam-diam itu seperti gerakan jalan ditempat, terasa jauh kaki melangkah, tapi disitu-situ saja”.
Apakah itu yang kualami sekarang.Teman-temanku dikelas sudah tau bahwasannya aku suka sama Noa. Bahkan tutup spidol dan papan tulis pun tau akan hal itu. Aku pun merasa Noa tau aku suka padanya. Masalahnya ada pada diriku. Aku tak punya keberanian sedikitpun untuk mengatakan “aku suka padamu” padanya.
Entah setan apa yang bersarang pada diriku. Aku tak takut pada perempuan. Teman perempuanku banyak. Tapi entah kenapa setiap aku mulai bicara padanya, bibir ini seolah-olah tak mau terbuka. Betapa pengecutnya aku dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Engkau Tau
Historia CortaBuku ini berisi sekumpulan cerita pendek yang berhubungan dengan cinta. Penulis dibuku ini melihat cinta dari sisi gelapnya. Bahwasanya cinta tak selalu berjalan dan berakhir dengan bahagia. Cinta itu kadang kejam, jika kau tak indah dan gemerlap, m...