Lampuku Merah, Kuning, Hijau

114 4 0
                                    

Tadi siang kulihat  pasangan  muda mudi serentak  mencium  aspal jalanan. Apakah mereka tak  tahan lagi dengan  hasratnya. Itu persis terjadi didepan mataku. Hendakku menolong, tapi tangan tak sampai.

Mereka bilang ada orang yang hendak merusak hubungan mereka. Tapi kurasa hal itu wajar. Namanya saja cinta cintaan muda mudi pikirku. Kucoba amati pasangan muda mudi tadi. Yang dapat kulihat dari pasangan   wanita itu, dia tak pernah  memakai hati dalam hubungannya.

Itu semua tergambar jelas dari luka di kepalanya. Mungkin itu ganjaran dari Tuhan bagi orang yang tak pernah pakai hati dalam berkasih sayang. Dan lagi, kulihat pasangan dari lelaki itu, dia seolah olah tak peduli dengan pasangannya. Itu terlihat dari darah di bibirnya. Apakah salah jika ada orang lain yang mencoba merusak hubungan mereka?. Tidak, kurasa.

Mungkin kalian semua berpikir kalau aku ini sok tau, apalagi soal percintaan. Dan  lagi,  aku  tak berhak  melihat orang dari luarnya saja. Mungkin itu juga pikir kalian. Tapi asal kalian tau, aku ini memang pengamat apapun, terutama masalah percintaan.

⏺⏺

Aku pengamat cinta. Itu yang bisa kubanggakan  kepada semua orang. Aku tak belajar di sekolah, dan tak  pula belajar dari orang. Aku bisa sendiri. Bagaimana  tidak, hampir setiap hari ratusan bahkan ribuan orang datang dan pergi dalam hidupku.

Ada yang betah berlama lama dan ada pula yang enggan  singgah  barang  sebentar  di hidupku. Itu semua kujalani dengan senang hati. Kadang kadang sebagian dari mereka menoleh dan hendak berbicara kepadaku. Tapi belum sempat kita berbincang, aku pun harus pergi. Aku sangat sibuk andai mereka tau.

Ada satu kejadian yang tak bisa kulupakan selama aku berkecimpumg di dunia pengamatan ini. Waktu itu hujan sedang candu candunya turun membasahi  bumi. Aku sedang duduk bersila ditempat aku biasa beristirahat.

Kulihat dari kejauhan tampak tiga pasangan hendak datang ke tempatku. Dan mereka pun sampai dihadapanku. Ku amati dalam dalam,  kulihat ada salah satu pasangan yang tampaknya sedang ada masalah. Belum sempat bibir ini bicara, pasangan itu pergi tanpa berkata sedikitpun. 

Aku hitung dengan jariku 1,2,3,4,5 detik kemudian kulihat pasangan itu putus. Aku bertanya kenapa mereka begitu. Mungkinkah tak ada cinta untuk mereka berdua?. Aku tak bisa menemukan jawabannya. Tapi satu hal yang pasti, mereka, pasangan tadi, sudah putus dan pisah untuk selama lamanya, mungkin.

⏺⏺

Aku pengamat cinta. Ku ulangi lagi, aku pengamat cinta. Sore ini aku sedang semangat  semangatnya duduk di tempat aku  biasa beristirahat.  Kenapa aku bersemangat?, ya itu karena makhluk ciptaan tuhan yang namanya wanita.

Apakah aku jatuh cinta?. Mungkin. Itu jawaban yang pas untuk saat ini. Siapa wanita itu?. Aduh, kenapa engkau banyak bertanya sekali pada paragraf  tiga ini penulis?. Oke, akan kujawab.

Wanita itu kemarin singgah ke tempat biasa aku duduk. Kupandang dari rambut hingga kakinya, wah ini tipeku. Dia wanita berambut lurus panjang sebahu berwarna hitam.  Kulitnya putih, halus, dan lembut meskipun aku tak punya kesempatan untuk merasakannya.

Satu hal yang membuatku  jatuh  cinta, saat pertama kali dia menoleh mesra kepadaku. Langit beserta matahari seakan runtuh dan  menimpa  badanku. Tatapan  matanya mampu menggemukkan tubuhku yang kurus kering ini.

Kita tak sempat bertegur sapa. Itu karena waktu yang berlalu terlalu cepat atau karna aku tidak berani kepadamu. Tapi aku berjanji  jika kita bertemu lagi, aku akan berkenalan denganmu. Aku yakin itu besok.

Nah, disini aku sekarang. Aku pakai baju terbaikku. Ku semprotkan badanku dengan parfum bermerek yang tayang di televisi. Karena aku akan  bertemu  kamu, wanitaku. Dua jam berlalu sejak aku duduk manis disini. Tak ada tanda tanda kehadiranmu. Apa kamu tak  lewat sini?, risau ku.

Hampir putus asa aku. Di tengah keputusasaan, tuhan memberkatiku. Kulihat kamu berjalan, maksudku seolah berlari kearahku. Ku tata kembali rambutku yang kacau karena angin. Aku bersiap menyambutmu. Tapi apa yang kulihat, waktuku  tinggal 1,2,3,4,5 dan  kamu pun berlalu tanpa sapa  sedikitpun. Habis sudah pengharapanku. Apa ini takdirku jadi lampu merah, kuning, hijau di simpang rumahmu.

ⓂⓂⓂⓂ

Andai Engkau TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang