Pahlawan di Atas Meja Praktikum

213 14 0
                                    

Pahlawan di atas meja praktikum adalah manifestasi luka batin dan luka raga yang sempurna. Di balik tidur panjangnya, ia bersaksi atas kepongahan manusia yang terkadang menganggapnya binatang. Pada perilaku-perilaku yang menyakitkan, ditertawakan karena penisnya kecil, atau karena otaknya berlubang. Seandainya ia bisa bangun, komite etik akan penuh dengan tuntutan pasal-pasal hukuman.

Pahlawan di atas meja praktikum adalah guru yang tidak pernah marah. Bahkan saat ia diputuskan diangkat ke meja praktikum, ia tak meminta kompensasi. Tak pernah meminta upah minimal, jatah makan, dan hari libur. Baiknya pahlawan di atas meja praktikum adalah nikmat Tuhan untuk ilmu pengetahuan.

Di dalam hati pahlawan-di-atas-meja-praktikum — yang sekarang sedang kupegang — sesungguhnya ia pun ingin punya rumah duka. Ia juga ingin diantar dengan tangis yang mengiung seperti sirine ambulans. Ia juga ingin orang mengingat namanya setelah meninggal, walau hanya tulisan di batu nisan.

Pahlawan di atas meja praktikum tak pernah bermimpi untuk tidur di atas meja praktikum. Tak pernah berwasiat bahwa setelah meninggal ingin diiris dengan pisau medis. Hanya saja sewaktu napas terakhirnya terhela, tak ada anak-istri yang mengaku. Tak ada keluarga yang menangisi. Tak ada yang memakanmkan. Tak ada rindu akan segala kebaikan yang harum, hingga ia kedinginan di atas meja praktikum.




Surabaya, 18 November 2017

Oleh batuaqx

Festival Puisi GBSpirit 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang