Episode 4 (Hilangnya Sang Putri Bagian 2)

60 8 0
                                    

Sudah dua hari sejak perayaan ulang tahun Kaisar Wu dan penobatan Pangeran Mahkota Han Ling berlalu. Selama itu juga Wan'er telah menghilang. Semua orang kini telah mencarinya namun hasilnya selalu nihil.

Kabar hilangnya Putri Wan'er kini sudah terdengar seisi istana dan itu bahaya karena tidak semua orang di istana suka dengan Putri Wan'er. Di kerajaan Shan ada sebuah kelompok yang berusaha melakukan kudeta. Namun, usaha mereka selalu dapat di gagalkan oleh Kaisar Wu.

Tidak ada yang tau siapakah anggota kudeta itu, mereka menamai diri mereka sebagai the king red. Mereka selalu membuat ulah dan menuliskan nama kelompok mereka di dinding dengan tinta darah. Kali ini kabar hilangnya Wan'er telah sampai di telinga mereka. Maka mereka membuat rencana jahat untuk menangkap Wan'er sebagai sandera.

Seorang laki-laki separuh baya tengah duduk di sebuah kursi di ruangan yang minim cahaya. Wajah orang itu bahkan hampir tidak terlihat karena tertutup gelap. Orang itu memiliki perawakan yang tinggi dan besar. Dengan goresan pedang di mata kirinya. Wajahnya terlihat angkuh dan licik dipenuhi dengan kejahatan.

Orang itu memerintahkan anak buahnya untuk mencari Wan'er sebelum istana menemukan Wan'er terlebih dahulu. Dia memiliki rencana akan menangkap Wan'er dan di jadikannya sandera. Bahkan ia berencana untuk membunuh Wan'er setelah itu pangeran mahkota baru kemudian saudara-saudara Wan'er yang lain.

Itu dilakukan semata-mata hanya agar tidak ada pewaris yang menggantikan Kaisar Wu saat Kaisar Wu mati nanti. Hari itu juga saat mendengar kabar hilangnya Putri Wan'er Sepuluh prajurit terbaik kelompok the king red mencari Wan'er.

*******

Angin sangat menyenangkan pagi ini, bahkan Kaisar Wu datang ke taman istana hari ini. Ia datang kesana karena merasa merindukan putri bungsunya yang selalu bermain di taman itu. Kaisar Wu membawa surat yang Wan'er berikan sebagai hadiah ulang tahun.

Malam itu ketika biksu memberinya hadiah atas nama Wan'er dan memberi surat itu. Kaisar Wu segera membacanya saat itu juga, surat itu berisi kan 3 pesan dari Putri Wan'er.

Untuk Ayahku yang terhebat di seluruh negeri.

Aku disini berbicara sebagai anak ayah bukan sebagai tuan putri, jadi aku akan menggunakan bahasa anak pada ayahnya. Disurat ini ada 3 hal yang akan aku sampaikan.

1. Aku minta maaf atas semua kenakalan yang pernah aku lakukan yang mungkin menyusahkan ayah. Aku tidak bisa berjanji untuk berhenti membuat onar dengan mematuhi seluruh peraturan istana. Tapi aku akan berusaha sebagai hadiah ulang tahun ayah.

2. Aku berterima kasih pada ayah karena sudah merawat ku dengan sangat baik, mendidikku lebih baik dari siapapun di negeri ini. Lihat putri ayah sekarang sudah berusia 12 tahun, ia adalah putri tercantik dan tercerdas yang ayah punya. Oh Maaf jika aku sedikit percaya diri, terima kasih juga karena telah memberiku seorang kakak yang selalu memperharikanku, yah.

Ayah tau kakak-kakak ku adalah orang terbaik yang pernah aku temuai, walaupun aku selalu menjahili mereka tapi mereka tidak pernah membenciku.

3. Maaf karena aku tidak bisa memberikan hadiah yang megah dan mewah seperti yang di berikan orang lain. Tapi aku membawakan hadiah yang tidak ayah miliki. Mungkin hanya sebuah benang tapi gelang benang itu sudah di doai oleh seluruh rakyat ayah yang berkunjung kekuil. Jadi jangan ayah lihat dari bentuk dan kemewahanya, tapi dari kehebatan benang itu.

Ayah jangan kahawatir aku pasti akan mencoba menjadi anak yang baik mulai saat ini. Dan aku tidak memiliki rencana nakal saat ini jadi ayah boleh tenang.

Dari Wan'er putri ayah.

Kaisar Wu mengejamkan matanya saat mengingat isi surat itu, ia merasa bahagia juga sedih secara bersamaan. Ia bahagia karena anaknya yang sejak kejadian lima tahun yang lalu tidak pernah memanggilnya ayah lagi, kini kembali memanggilnya ayah. Namun, kenapa pada saat itu Wan'er harus menghilang.

Knight Of The Blue SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang