Musim silih berganti, hari pun berganti bulan, bulan berganti tahun. Bermacam-macam masalah berlalu bersama puluhan kenakalan yang Wan'er lakukan pada kakak seniornya. Begitulah dua tahun berlalu dengan sangat cepat.
Wan'er masih sama selalu memiliki ide-ide nakal untuk menjebak kakak-kakak seniornya masuk kedalam masalah yang ia buat. Namun, meskipun begitu Wan'er adalah siswi yang rajin ia membuktikan pada seluruh kakak seniornya, bahwa wanita juga hebat.
Wan'er selalu membaca buku di perpustakaan Gunung Juhun di sana ia belajar banyak hal mulai dari ilmu pengobatan, beladiri, formasi perang dan banyak lagi. Dua tahun ia mencari bukunya yang hilang dan selama itu pula ia tidak menemukan buku itu, ia malah tenggelam membaca buku lain.
Wan'er sudah bertanya pada semua kakak seniornya tentang bukunya yang hilang. Buku yang ia curi di malam saat ia keluar istana untuk mengambil hadiah ayahnya. Namun, tak satupun yang tau mengenai buku itu. Wan'er sempat berpikir kemungkinan buku itu terjatuh dan hilang. Tapi, Wan'er yakin buku itu sudah ia selipkan di pakaianya dan ia lindungi dengan baik agar tidak jatuh.
Hari ini Wan'er berniat bertanya pada gurunya setelah ia selesai menyelesaikan tugas paginya.
"Kakak ke 6 ayo kita selesaikan tugas pagi kita !" Wan'er di beri tugas untuk mengambil kayu bakar yang satu tujuan dengan Yang Jian yang bertugas mengambil air di sungai.
"Tapi kau tidak boleh datang ke bukit di atas gunung dekat jurang lagi, itu sangat berbahaya untuk gadis yang terlalu banyak tingkah sepertimu," Yang Jian memperingatkan Wan'er karena setiap pagi setelah tugasnya selesai Wan'er selalu naik keatas bukit untuk melihat matahari terbit. Namun, Yang Jian khawatir karena Wan'er selalu berlarian di dekat tepian jurang.
"Aku tidak janji," kata Wan'er enteng.
"15 aku yang akan di salahkan jika kau jatuh," Yang Jian tau jika sudah bertekat Wan'er pasti akan berkeras untuk mendapatkanya.
"Kalu tak ingin di salahkan ya tinggal jangan ikuti aku, siapa suruh mengikutiku saat aku melihat matahari terbit ?" Wan'er sambil berjalan berlalu meninggalkan Yang Jian dengan kemarahannya sudah di ubun-ubun.
"Jika aku tak mengikutimu entah apa kau masih bisa bernafas hari ini," Yang Jian berkata pelan, Wan'er yang berjalan di depanya tidak akan mendengar perkataannya itu.
Yang Jian menyusul Wan'er yang punggungnya mulai menjauh menuruni tangga dan menghilang di balik gerbang. Yang Jian berlari agar tak tertinggal oleh Wan'er. Akhirnya mereka bersama-sama masuk ke dalam hutan Gunung Juhun untuk menjalankan tugas masing-masing.
Di sepanjang jalan Yang Jian melihat ada banyak sekali ranting pohon dan kayu bakar. Yang Jian pun menyuruh Wan'er untuk tidak mengikutinya turun gunung untuk mengambil air di sungai.
"Er Lin sebaiknya kau tidak usah mengikutiku turun mengambil air ! Lhatlah di sini sudah banyak ranting dan kayu bakar, jika kau mengumpulkanya itu sudah lebih dari cukup." Wan'er menoleh melihat sekitarnya, kemudian mengangguk mengiyakan.
"Kalau begitu aku akan menunggu kakak ke 6 di sini, setelah tugas kita selesai kita kembali bersama !" Yang Jian mengangguk menyetujui lalu berbalik hendak meninggalkan Wan'er, namun ia teringat sesuatu.
"15.. !" Wan'er juga sudah berbalik mulai mengumpulkan kayu bakar, namun panggilan kakak senior ke 6 nya membuat ia berbalik kembali.
"Dengarkan aku, kau jangan mencari kayu bakar sampai ke dalam gua yang ada di bawah bukit itu, juga jangan mendekatinya apa lagi masuk gua itu !" Wan'er mengikuti arah tunjuk jari kakak seniornya. Ia bahkan baru tau jika disana terdapat gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight Of The Blue Sword
Fantasia"Hari ini aku berdiri disini diantara pasukanku dibalik baju zhira besi sebagai seorang jendral. Dan kau berdiri disana sebagai seorang jendral dari musuh ku." "Guruku benar seorang kesatria tidak boleh jatuh cinta. Tapi pada saat itu juga guru tela...