Malam itu kelompok pasukan yang mencari Putri Wan'er memutuskan untuk kembali ke istana, sudah 4 hari empat malam mereka mencari sang putri tanpa hasil bahkan tanda-tanda bahwa Wan'er ada di luar istana.
Saat kembali ke istana mereka sengaja melewati hutan Tang, hutan tempat kuil yang di kunjungi Wan'er berada. Walaupun mereka sudah melewatinya dan menyisirinya sebanyak 2 kali dalam satu hari tapi mereka berharap tuhan membantu mereka dimalam itu dan menunjukakan keberadaan Wan'er.
Panglima Liang Lu tampak masih segar dan gagah duduk di atas kudanya memimpin pasukan, walaupun sudah empat hari empat malam tidak tidur. Lu bahkan tetap mencari Wan'er meskipun pasukannya berhenti untuk beristirahat. Saat waktunya makan dan memberi makan kudanya dia rela berjalan dan makan sambil berjalan mencari Wan'er.
Hal itu ia lakuka bukan semata-mata hanya karena perintah dari kaisar dan juga bukan karena setatus Wan'er yang seorang putri. Lu melakukan semua itu karena Wan'er adalah teman pertamanya, teman yang membuat ia tetap bernafas sampai saat ini.
Sejak kecil Lu dan Wan'er adalah teman dekat. Lu mulai menjadi teman Wan'er karena Wan'er telah membuatnya kembali memiliki alasan untuk hidup. Tepatnya karena kejadian 5 tahun yang lalu saat sebuah pemberontakan terjadi dan merengut banyak nyawa kesatria-kesatri hebat termasuk ayah Lu yang saat itu menjabat sebagai jenderal besar Kerajaan Shan.
Pemberontakan itu terjadi saat perayaan ulang tahun Permaisuri Dauyu Fang dan Putri Wan'er. Tanpa persiapan, tanpa tau jika istana akan diserang oleh sebuah kelompok yang menginginkan kaisar turun dari tahtanya.
Sebuah keajaiban karena pada malam itu kaisar selamat dan istana tidak jatuh ketangan musuh. Namun, sebuah kemenangan harus dibayar mahal dengan matinya para jenderal besar dan kesatria-kesatria hebat, bahkan kakek Wan'er meninggal pada malam itu.
Perayaan besar-besaran yang menggembirakan pada malam itu, berubah menjadi tangisan duka saat pagi menyingsing. Saat itu Lu tidak tau bagaimana caranya untuk tetap bertahan hidup. Ibunya telah pergi karena sakit sejak ia berusia satu tahun dan kini ayahnya juga meninggalkannya. Lu menjadi yatim piatu sejak hari itu dan ia ikut bibinya.
Paman satu-satunya juga tewas saat penyerangan itu dan tidak lama kemudian karena setres kehilangan suaminya bibinya menyusul. Lu bingung mau kemana lagi, sejak hari itu ia menjadi sebatang kara. Tidak punya siapapun, seorang anak sepuluh tahun yang tak punya keluarga dan tidak tau harus pergi kemana.
Setiap hari Lu berkeliaran di jalanan untuk mencari makanan dan menangis dipojok pasar saat tidak mendapatkan makanan. Kaisar Wu yang mengetahui bahwa anak jenderal besarnya masih hidup, segera mencari anak tersebut. Namun karena banyaknya anak kecil membutuhkan banyak waktu untuk menemukan Lu.
Hingga suatu hari saat Wan'er keluar istana untuk mengunjungi makam kakeknya dan melewati pasar. Wan'er saat itu berusia 7 tahun. Wan'er melihat ada seorang anak kecil seusianya yang dituduh mencuri. Hati Wan'er terasa teriris-iris saat melihat seorang anak kecil seusianya yang di pukuli sampai babak belur atas kesalahan yang tidak ia perbuat.
Wan'er berlari berdiri tepat di depan anak itu, melindungi anak tersebut dari pukulan orang-orang pasar. Prajurit pengawal Wan'er yang melihat putri mereka bisa saja terkena pukul orang pasar, berlari membentuk formasi melingkari Wan'er.
Wan'er menoleh tersenyum pada seorang anak yang sedang duduk tidak berdaya, tubuhnya kurus dengan pakaian lusuh yang entah berapa lama tidak dicuci. Anak yang berperawakan kurus dan berpakaian lusuh itu tidak lain adalah Lu, Lu yang suatu hari menjadi Panglima Perang bahkan ketika ia masih berusia 15 tahun.
Saat prajurit pengawal Wan'er mulai membentuk lingkaran melindungi Wan'er dan berkata jika yang ada di dalam lingkaran sekarang adalah putri Wan'er. Mendengar itu seketika orang yang memukuli dan melempari Lu langsung berhenti. Mereka langsung mematung, bagaimana tidak hampir saja mereka semua terkena hukuman mati karena melukai seorang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight Of The Blue Sword
Fantasia"Hari ini aku berdiri disini diantara pasukanku dibalik baju zhira besi sebagai seorang jendral. Dan kau berdiri disana sebagai seorang jendral dari musuh ku." "Guruku benar seorang kesatria tidak boleh jatuh cinta. Tapi pada saat itu juga guru tela...