Malam yang menegangkan, menyedihkan, dan mencekam di hari itu akhirnya berlalu. Matahari pagi menyapa dengan sinarnya dari balik kaki bukit. Burung-burung dan hewan-hewan lain bernyanyi menyambut pagi, seolah-olah bahagia karena terlepas dari gelapnya malam yang mencekam.
Seperti biasa suasana di Gunung Juhun setenang air yang terbendung. Namun, hari ini Gunung Juhun kedatangan orang baru. Seorang gadis dan seorang priya yang kini sedang terbaring tak sadarkan diri.
Kini seorang laki-laki setengah baya sedang berusaha menyelamatkan nyawa mereka. Dari cara duduk dan bicaranya siapapun pasti langsung tau bahwa ia lah Yuan Wo sang guru besar dari Gunung Juhun yang dihormati banyak orang.
Yuan Wo berkosentrasi penuh menyalurkan tenaga dalamnya langsung ke kedua orang yang di temukan salah satu muridnya petang tadi. Yuan Wo berusaha membuat mereka berdua tersadar.
Dan hasilnya pun segera terlihat tidak lama kemudian mereka menggerak-nggerskkan bola mata mereka. Berusaha membuka mata namun sulit. Gadis yang terbaring dengan kondisi yang jauh lebih buruk dari laki-laki yang terbaring disebelah kanan Yuan Wo, membuka matanya perlahan.
Cahaya matahari yang menyinari wajahnya membuat ia silau dan kembali menutup matanya untuk membiasakan matanya. Ia coba kembali membuka matanya, pandangan yang tadinya kabur kini sudah terlihat jelas.
"Apa kau merasa lebih baik nona?" suara orang di sampingnya membuat gadis itu menoleh kepada sang pemilik suara dan mengangguk sebagai jawaban.
Gadis itu adalah Wan'er, setelah jatuh kedalam jurang beruntung ternyata dasar jurang itu adalah sungai yang cukup dalam. Setidaknya jatuh kedalam air lebih baik dari pada di atas tanah. Wan'er mengira jika dirinya tidak akan selamat tadi malam dan tadi saat ia membuka matanya ia berpikir ia sudah berada di surga. Namun, setelah mendengar pertanyaan Yuan Wo Wan'er sadar bahwa ia madih hidup.
"Tri ma kasih tu an," kata wan'er bermaksud berterima kasih, namun suranya seakan tidak mau keluar. Yuan Wo yang melihat gerak bibir Wan'er mengatahui maksud Wan'er.
"Jika nona ingin berterima kasih, berterima kasihlah pada murid ke 6 saya yang menemukan nona," Yuan Wo menunjuk Yang Jian yang sedang berdiri di samping kiri Wan'er.
Wan'er mengikuti arah tangan Yuan Wo dan tersenyum bermaksud berterima kasih pada Yang Jian. Setelah itu ia teringat oleh Lu yang mengikutinya masuk kedalam jurang. Wan'er menolehkan kepalanya mencoba mencari Lu, Wan'er berpikir pasti Lu jatuh di tempat yang tidak jauh dengannya.
Yuan Wo yang tau siapa yang sedang di cari Wan'er, ia menunjuk ke ranjang di samping kanan Wan'er. Wan'er tersenyum lega melihat Lu yang terbaring disana, setidaknya Lu baik-baik saja walau masih tidak sadarkan diri.
"Baiklah aku masih ada urusan, istirahatlah dulu nona setelah tenagamu pulih kau bisa ceritakan apa yang telah terjadi padamu," Wan'er mengangguk sebagai jawaban. Yuan Wo bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi dan di ikuti oleh keempat muridnya yang datang bersamanya tadi.
*******
Setelah menyelesaikan urusannya Yuan Wo mendatangi perpustakaan untuk mencari sebuah buku. Ia berputar-putar sebentar di perpustakaan, setelah menemukan buku yang ia cari ia segera mencari tempat duduk dan membaca buku itu.
"Tidak salah lagi dugaan ku ternyata benar," Yuan Wo bergumam setelah membaca beberapa baris dari buku yang ia bawa.
Sedangkan di tempatnya beristirahat, Lu sudah sadarkan diri. Mata kirinya diperban dan selain luka itu ia tidak memiliki luka lain yang serius. Lu mendudukkan dirinya, ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang.
Saat menemukan sosok yang sedang di carinya kini tengah terbaring di tempat tidur sebelah kirinya, ia lega karena setidaknya Wan'er masih selamat. Lu berdiri berjalan mendekati tempat Wan'er berbaring. Lu mendudukkan dirinya di tempat duduk yang ada di samping tempat tidur Wan'er.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight Of The Blue Sword
Fantasy"Hari ini aku berdiri disini diantara pasukanku dibalik baju zhira besi sebagai seorang jendral. Dan kau berdiri disana sebagai seorang jendral dari musuh ku." "Guruku benar seorang kesatria tidak boleh jatuh cinta. Tapi pada saat itu juga guru tela...