Empat kuda gagah dan kekar berlari menembus lebatnya hutan. Wan'er, Lu dan kedua kakak seperguruanya memilih keluar dulu dari ibukota baru setelah itu mereka akan menyusun rencana.
Saat memasuki perkampungan mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Hari menjelang sore saat mereka berhenti di sebuah kedai. Mereka mulai membicarakan rencana mereka untuk memasuki Kerajaan Yan yang berada di sebelah utara.
Murid pertama dari Gunung Juhun membuka suara terlebih dahulu. "Adik apa saja yang kalian ketahui tentang Kerajaan Yan ? Siapa tahu dengan membagi pengetahuan kita, kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak."
Wan'er mengangguk setuju. "Kalau begitu kenapa kita tidak mulai bercerita tentang Kerajaan Yan, kau boleh bercerita terlebih dahulu kakak pertama," kata Wan'er sambil mengambil makanannya.
Ji Lei mulai bercerita mengenai pengetahuannya tentang Kerajaan Yan. "Jika bicara mengenai Kerajaan Yan maka kau akan mendengar kesatria hebat yang sekarang berada di sana. Pendekar Ai Lou namanya sebenarnya dia berasal dari Kerajaan Huo." Ji Lei menjeda ceritanya untuk menyeruput teh didepanya.
"Dia masih sangat muda tapi teknik pedangnya tidak bisa di remehkan, semenjak kedatanganya ke Kerajaan Yan kudengar dari guru ia sudah banyak membantu rakyat yang kesusahan," Lu dan Wan'er menyimaknya dengan teliti, sedangkan Yang Jian sibuk dengan makanan dan minumanya seolah-ola tidak mendengarkan.
Ji Lei melanjutkan. "Akhir-akhir ini prestasi terbarunya, ia berhasil menangkap 20 perampok yang biasanya merampok di hutan dekat kota. 20 perampok itu juga bukan permpok sembarangan meraka juga terdiri dari kesatria-kesatria hebat."
Yang Jian menoleh mulai ikut mendengarkan. "Tunggu sebelumnya kakak pertama bilang jika pendekar itu entah siapa namanya, dia berasal dari Kerajaan Huo lalu mengapa ia pindah ke Kerajaan Yan ?" Yang Jian bertanya karena merasa ganjil di bagian itu.
"Aku sendiri tidak tau," jawab Ji Lei sambil meletakan teh yang baru saja ia munum.
Lu atau yang menyamar sebagai Zi Lan mulai berpikir dan menjawab pertanyaan kakak seniornya. "Munurutku itu mungkin karena Kerajaan Huo saat ini yang bagaikan binatang buas. Semenjak perang 7 tahun yang lalu yang menyebabkan enam negara jatuh ketangan Kerajaan Shan, Kerajaan Huo yang memulai penyeangan tidak mendapatkan apa-apa."
"Ku pikir sekarang Kerajaan Huo masih memiliki dendam dengan Kerajaan Shan tapi mereka tidak memilii banyak kekuatan untuk mengalahkan Kerajaan Shan. Oleh sebab itu mereka mulai memperluas kekuasaan mereka dengan bersahabat dengan kerajaan besar dan mengalahkan kerajaan kecil seperti Xin, Wei dan An untuk dijadikan koloni."
"Kaisar Kerajaan Huo menobatkan putra pertamanya dari Permaisuri Ming yang berasal dari Kerajaan Feng untuk memperkuat hubungn kedua kerajaan itu. Perdana mentri Kerajaan Huo sangatlah licik, akhir-akhir ini dia menyarankan pada kaisar untuk menjadikan kesatria hebat sebagai panglima dan jenderal. Mungkin itu sebabnya pendekar Ai Lou pergi kekerajaan lain, dia tidak ingin di manfaatkan atas keserakahan pemerintah Kekaisaran Huo."
Jelas Lu panjang lebar seperti mengetahui segalanya. Lu ditatap tanpa berkedip oleh kedua kakak seperguruanya, Ji Lei dan Yang Jian bertanya-tanya bagaimana Lu bisa mengetahui sebanyak itu tentang Kerajaan Huo yang terkenal sangat tertutup.
"Bagaimana kau bisa mengetahui sebanyak itu ?" Tanya Yang Jian pada Lu yang sedang menghindari tatapan mengintimindasi dari kedua kakaknya dengan pura-pura meniupi tehnya yang tidak panas.
Lu menyeruput tehnya dan menjawab. "Em.. itu karena aku sering mencuri dengar pejabat pemerintahan yang sedang membicarakan kerajaan lain saat mereka sedang di kedai di luar istana," Lu mengarang jawaban. Tentu saja Lu tau semua mengenai kerajaan tetangga karena dia adalah seorang pangliama Kerajaan Shan dan putra seorang jenderal besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knight Of The Blue Sword
Fantasy"Hari ini aku berdiri disini diantara pasukanku dibalik baju zhira besi sebagai seorang jendral. Dan kau berdiri disana sebagai seorang jendral dari musuh ku." "Guruku benar seorang kesatria tidak boleh jatuh cinta. Tapi pada saat itu juga guru tela...