Lembar 7

2K 334 104
                                    

Mata kuliah Pak Kyuhyun baru selesai, hampir semua mahasiswa kelas sudah bubar karena memang nggak ada matkul lagi habis ini. Makin naik semester 'kan emang makin dikit matkulnya. Tapi hebatnya tugasnya malah makin banyak, ya. Hm...

Seperti yang di bilang di atas, hampir semua mahasiswa udah pulang, tapi kelas Akuntansi Semester 6 sebenarnya belum benar-benar kosong. Masih ada dua orang di sana. Sebut aja Yoongi dan si dosen muda, Cho Kyuhyun. Mereka kelihatan lagi sibuk sama kertas-kertas tugas yang tadi dikumpulin sebelum matkul di tutup.

"Sudah semua?" Tanya Kyuhyun begitu beliau mematikan laptop silvernya.

Yoongi yang di beri tugas menghitung jumlah tugas dan ngoreksi nama-nama yang ngumpul ngangguk. Sebenarnya dia agak bingung juga kenapa di kasih tugas kayak gini. Kenapa Pak Kyuhyun nggak minta bantuan Joshua yang notabene di angkat sama anak-anak kelas sebagai ketua mereka. Mana Pak Kyuhyun nyuruhnya pas di kelas tinggal dia doang.

"Sudah lengkap semua, pak. Punya Jimin ada sama saya, dia izin hari ini karena ada keperluan keluarga," Tapi gimana pun juga dia harus nurut karena dia mau jadi mahasiswa yang baik.

"Oke. Terimakasih, Yoongi," Kyuhyun mengambil kertasnya tadi dari Yoongi terus beliau masukkin ke tasnya. Yoongi sendiri langsung berdiri, berniat mau balik karena ngerasa tugasnya udah selesai.

Hari ini nggak ada Jimin, agak bete sih dia jadinya mau cepet-cepet sampai rumah aja. "Saya permisi, pak," Kata cewek itu sambil membungkuk sopan.

"Mau langsung pulang?" Tapi pertanyaan Kyuhyun bikin Yoongi nggak beranjak dari tempatnya berdiri dengan alis mengkerut lucu. Kyuhyun jadi nggak tahan buat nggak terkekeh, gemas. "Ikut saya sebentar, ya. Kamu 'kan sudah membantu saya, jadi saya mau traktir sebagai ungkapan terimakasihnya,"

"Huh? N-nggak usah, Pak," Yoongi nolak sopan. Nggak enak lah dia kalau menerima traktiran Kyuhyun. Orang dia cuma meriksa kertas doang.

"Sudah, ayo!" Tapi kayaknya Kyuhyun ini tipe yang suka memaksakan kehendak, ya. Buktinya sekarang Yoongi sudah di tariknya keluar kelas buat di ajak ke cafe.

.
.

Yoongi's POV

Ya ampun ini Pak Kyuhyun beneran mau traktir gue? Berlebihan banget nggak sih? Gue 'kan cuma ngecheck nama anak-anak yang ngumpulin tugas. Lagian sebenernya itu 'kan bukan tugas gue, tapi tugasnya si Joshua. Duh! Gue nggak enak nih. Mana Pak Kyuhyun ngajaknya ke cafe bagus lagi.

"Yoongi? Kok kamu malah bengong sih?" Gue cuma nyengir. Gue bukan bengong, cuma lagi mikir. Canggung banget rasanya duduk berdua dosen yang nggak begitu gue kenal, yang cuma ketemu dua kali seminggu. Ganteng lagi, eh.

"Saya pulang aja ya, pak. Nggak enak di traktir gini. Saya 'kan cuma bantu recheck nama anak-anak, pak,"

Pak Kyuhyun ketawa kecil denger omongan gue barusan. "Kamu lucu, ya. Nggak perlu sungkan sama saya. Santai, Yoon," Beliau nyodorin buku menu.

Pesen nggak ya? Huft.. ya udah sih, terima aja

"Ya udah, pak," Gue ngeliat buku menu, milih minuman aja sih. Tapi gue ngerasa kayak di liatin gitu pas lagi milih-milih. Karena penasaran, akhirnya gue ngalihin pandangan dari buku menu, kearah depan. Tepat kearah dimana dosen gue duduk sambil ngeliatin gue.

Ya! Nggak salah! Beliau ngeliatin gue, bahkan saat udah ketangkep basah, dia tetep ngeliatin gue. Sambil senyum lagi sekarang. Ya ampun! Ini kenapa coba?? Gue jadi grogi nih.

"S-Saya pesan vanilla latte aja,"

"Cuma minum? Nggak mau makanannya sekalian?"

"Nggak usah, pak,"

Love, Life and Friendship [BTS!GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang