5

11.2K 2.3K 132
                                    

Disinilah gue.

Berdiri seorang diri kaya orang dungu didepan pos satpam.

Gue emang sengaja mau ngehindarin Guanlin. Karena gue tau dia bakal nyamperin gue ke kelas mangkanya setelah bel pulang bunyi, gue cepet-cepet narik Lili keluar.

Tapi gue malah terjebak disini.

Mana sekarang hujan gerimis. Sialnya, hp gue lowbat.

"Aduh gue pulangnya gi-"

"Tata. Aku cari kemana-mana taunya kamu ada disini."

Gue mendapati Guanlin turun dari motornya. Menghampiri gue dengan menenteng helm merahnya.

"Ngapain sih lo muncul dimana-mana. Bosen gue." cerca gue. Bukannya membuat Guanlin jengah, dia malah ketawa.

"Lucu banget sih. Ayo pulang."

Tangan Guanlin terulur, menunggu sambutan dari gue. Gue hanya memandang Guanlin tanpa ekspresi berlebih. Cuma reaksi datar yang gue tunjukkan.

"Sorry bro, dia pulang sama gue."

Terdengar suara berat dari samping kiri gue bersamaan dengan sebuah lengan yang merangkul pundak gue.

Gue hampir saja mengumpat ketika mendapati Hwang Hyunjin sedang tersenyum manis ke arah gue, lalu berekspresi datar pas mandang Guanlin.

"Ayo, kita ada jadwal nge-date hari ini."

Kepala gue mendadak pusing gak ada isinya.

Gua cuma bisa pasrah pas ditarik Hyunjin menjauh dari Guanlin yang daritadi diem. Kelihatan syok.


























"Thanks. Lain kali gak usah nganterin gue pulang lagi."

Gue berbalik, dua langkah sebelum masuk ke pekarangan rumah, Hyunjin menghalangi langkah gue dengan berdiri didepan gue.

"Cowok tadi siapanya lo? Pacar?"

Gue berdecih, "Mantan."

"Hm, tapi dilihat dari gelagatnya, dia masih berharap sama lo."

Bukan berharap lagi. Tapi ganggu 24/7 asal lo mau tau.

Dia selalu spam chat gue. Ganggu gue lewat telfon. Masih suka ngadu ke mama gue kalo ada apa-apa.

Intinya dia gak merasa malu atau bersalah setelah mutusin gue demi cewek yang nyelingkuhin dia. Setelah dia dibuang, dia balik lagi ke gue.

Sialan. Dia pikir gue segampang itu apa diluluhin.

Dan gue pusing nyari cara gimana agar dia mau berhenti ganggu gue. Cara apapun kayanya gak pernah ampuh.

Gue mijit pelipis gue. Mendadak kepala gue pening.

"Anyway, tawaran gue tadi masih berlaku." kata Hyunjin.

"Tawaran apa?" tanya gue, gak terlalu fokus karena masih sibuk mijit kepala.

"Jadi pacar orang ganteng."

Gue ngangkat kepala, natap Hyunjin dengan tatapan tajam.

Hyunjin balik natap gue, alisnya naik turun. Sumpah itu ekspresi nyebelin banget di mata gue.

"Gak usah main-main sama status ya. Gue gak tertarik sama tawaran lo."

"Sisi mana yang menurut lo terlihat main-main?"

"Semuanya."

Hyunjin menghela nafas dalam. Tanpa aba-aba, dia narik gue kedalam dekapannya.

Gue baru akan ngumpat tapi suara dari sebuah mesin motor cukup menjelaskan kenapa cowok ini sampai nekat meluk gue didepan rumah kaya gini.

"Tata!" seru Guanlin baru aja turun dari motornya.

"Ngapain sih peluk-pelukan didepan rumah kaya gini." sambungnya, mencoba narik gue dari pelukan Hyunjin.

"Santai bro. Emang salah meluk cewek sendiri?" jawab Hyunjin santai.

"Tata itu cewek gue." kata Guanlin, nyolot. Dan cuma ditanggapi Hyunjin dengan senyum remeh.

"Besok aku jemput ya? Aku pulang dulu, masuk gih."

Hyunjin ngelepas pelukannya. Ngusap kepala gue sambil senyum manis. Beneran dia senyumnya manis banget.

Setelah itu dia berjalan ke motornya dan meleset pulang menyisakan Guanlin dan gue yang daritadi diem aja.

Gue balik badan berniat masuk kedalam rumah sesuai dengan intruksi Hyunjin. Bodo amat dia mau jemput gue atau gak. Gue gak peduli.

"Mau kemana? Kamu harus jelasin siapa cowok tadi ke aku." celetuk Guanlin.

Gue memutar bola mata males.

Alih-alih menampik semua perlakuan Hyunjin seperti biasanya, gue malah mengatakan sesuatu yang membuat Guanlin maupun gue jadi membelakak.

"Dia pacar gue."

"Sejak kapan? Kamu itu masih jadi cewek aku."

Sumpah orang ini kenapa sih? Akalnya cetak banget heran padahal selalu jadi juara kelas.

"Heh inget ya lo udah mutusin gue tiga bulan yang lalu. Kita udah gak ada hubungan apa-apa. Sana deh mending lo urusin tuh pacar baru lo yang katanya lebih baik dari gue. Jauh-jauh kalo bisa. Gue mau bahagia sama kak Hyunjin jadi tolong ya Lai Guanlin, berhenti ngemis-ngemis cinta ke gue. Karena kesempatan lo udah hilang ketika lo sia-siain gue tempo lalu."

Tanpa menunggu jawaban apapun dari Guanlin, gue buru-buru masuk kedalam rumah.

Gue juga gak ngerti darimana gue mendapat kebernaian buat ngomong sepanjang itu ke Guanlin.

Biasanya gue cuma mengabaikan dia dan ngebiarin dia melakukan apapun sesukanya. Juga, gue takut mama kecewa kalau gue udah putus dari Guanlin.

Biar gimanapun juga, mama gue lah yang paling antusias dengan hubungan gue dan Guanlin. Tapi untuk sekarang gue udah gak bisa lagi nahan semuanya.

Jadi satu-satunya cara biar Guanlin menjauh adalah dengan menyetujui tawaran Hyunjin.

Gue harus bisa. Lagipula status itu cuma sementara jadi setelah satu bulan, hidup gue bakal kembali seperti biasa.

beb👇

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang