Suasana mendadak jadi hening. Cuma suara desiran angin yang sesekali berhembus tanpa menampakkan diri.
Gue mengusap tengkuk dengan seksama. Sesekali mengarahkan ekor mata kesamping. Dimana Hyunjin lagi sibuk sama nuggets goreng bikinan gue.
Posisi kita lagi ada di gazebo taman belakang sekolah.
Disini emang gak seramai taman depan. Padahal suasanya lebih adem dan nyaman.
Ntah. Mungkin karena disana lebih deket sama fasilitas sekolah. Jadi semuanya pada suka ngumpul disana.
Hyunjin nyolek pipi gue.
Ketika gue noleh, sepotong nuggets dengan saus yang menempel diujungnya tersodor didepan muka gue.
"Aaaaa...." katanya, seolah lagi nyuapin gue.
Gue menjauhkan sedikit kepala. Enggan menerima suapan Hyunjin.
"Makan dong. Lo ngelamun mulu daritadi."
"Ngga laper. Lo aja yang habisin, awas ya kalo ada sisa meskipun cuma remahan tepung roti." ancam gue, membuat Hyunjin meledak dengan tawa.
"Lebay. Masa kriwilan tepung segede pasir gue makanin juga."
Gue mengedikkan badan. Gak berniat melanjutkan perdebatan dengan Hyunjin.
Suasana yang sepi dengan angin semilir membuat mata gue jadi berat.
Dengan gak tahu malunya, gue membaringkan diri diatas papan-papan kayu yang berjajar membentuk sebuah lingkaran lalu mejamin mata.
Bener deh, gue ngantuk banget.
Apalagi semalam gue begadang. Mikirin fisika sekaligus kisah dibalik berakhirnya hari ini.
Tiba-tiba gue merasakan wajah gue ditiup kencang.
Gue ngebuka mata dan menemukan jarak wajah Hyunjin yang cuma berada dalam batas satu jengkal dengan wajah gue.
Otomatis gue melotot dan dorong dadanya pelan. Biar nyingkir.
"Cabul. Ngapain deket-deket."
"Posisi lo mengundang syahwat tau gak. Untung yang lagi sama lo gue. Coba yang lain, pulang-pulang kenyang 9 bulan lo."
Selanjutnya tutup tupperware disamping gue melayang diatas kepala Hyunjin.
Dia ngusap-ngusap kepalanya yang kena sedikit minyak.
"Gak pake kekerasan berapa ya?" tanyanya, masih pasang wajah merengut. Kelihatan kesel banget.
"Gak ada. Kekerasan itu bumbu utamanya kalo lagi ngomong sama lo." jawab gue nyolot.
Gue bersedekap dada. Ngalihin pandangan ke arah lain.
Disamping gue, Hyunjin sibuk nutup kotak makan tupperware gue lalu ditepiin.
"Hei." panggil Hyunjin. Gue diem.
"Ngambek ya?"
Lengan gue dicolek dua kali. Gue natap Hyunjin datar.
"Nih."
Kepala Hyunjin ditundukin. Gue mandang dia heran. Sama sekali gak nangkap maksud dari tindakannya.
Faedahnya nundukin kepala didepan gue tuh apa?
"Ngapain?"
"Kalo ngambek pukul kepala gue aja. Jangan diem. Lo rese kalo gak banyak omong."
Gue udah masang ancang-ancang buat ngayunin telapak tangan gue diatas kepala Hyunjin sekenceng-kencengnya. Tapi sekitar lima senti sebelum mendarat, gue memelankan ayunan tangan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
Fanfiction[ COMPLETED ] "Jadi pacar gue selama sebulan. Lo bisa bebas dari mantan lo dan gue terbebas dari cewek-cewek gila itu." © tata, 2017.