Its Because You

1K 25 8
                                    

"Aku bahagia saat dekat dengan mu, kamu, senyummu, candaanmu, rayuan mu, yang membuatku tidak bisa berpaling dari mu. Lalu bagaimana? Bagaimana jika aku tidak bisa terus bersama mu. Akankah aku mampu?"

                         ***

Ehm, hay namaku  Intan. Disini aku punya pacar namanya Angga Mahesa. Sifat sifatnya kalian simpulin sendiri ya hehe.

##

"Hati- hati ya sayang, ingat! Jangan selingkuh, jangan deket- deket sama cowo lain. Jangan senyum sama cowok lain, jangan..", ku bungkam mulutnya yang cerewet itu. "Iya iya, sekalian aja aku nggak usah sekolah", sembari ku putar bola mata malas. "Hehe.. aku kan cuma mau jagain kamu aja. Yaudah gih masuk, byee", kemudian Angga melajukan motor sport nya.

"Tan..", sapa Vera salah satu sahabatku. "Eh elo, ke kelas yuk", segera ku tarik tangannya. "Bentaran deh, aku mau ke kelas Rilo dulu, hehe", balasnya disertai cengiran. "Ketemu terus, apel teruuusss... yaudah lah gue ke kelas dulu deh. Mau ngerjain tugas bu Dora.. bye", aku segera berlari karna yakin Vera paati melupakan tugas dari guru ter killer.

                           ###

Drtt..
Ponsel ku bergetar, dan segera ku buka aplikasi hijau tersebut.

AnggaMahesa :
"Sayang, maaf ya nanti aku ngga bisa jemput. Soalnya ada job keluar. Maaf ya, nanti malam aku ke rumah deh"

"Yah.. pulang sendiri", batin ku. "Lesu banget muka lo, kantin yuk", Vera mengajakku setelah tadi marah- marah karena aku tidak mau memberikan jawaban tugas penting itu. "Nggak deh, gue bawa bekal", jawab ku pelan. "Anak mami banget sih, kemana - mana bawa bekal", Vera mencubit pipiku gemas kemudian berlari kearah pintu dan..

Bruk

"Jalan pake mata woii!", terdengar suara Vera membentak seseorang. Kemudian ku lihat sosok Dean masuk dan berjalan ke arah ku.

"Nggak ke kantin?", tanya Dean kemudian duduk di depan ku. "Nggak, males. Lagian bawa bekal juga kok", kata ku sembari membuka kotak makan. "Mau?", aku mulai menyendok dan mengarahkan ke mulut Dean. "Kalo di suapin little princess sih nggak nolak", jawabnya dengan tertawa dan menerima suapan ku.

Prok..prokk

"Hebat banget ya lo! Tadi pagi dianterin cowo, sekarang di kelas dua2.an sama yang lain. Nggak punya harga diri lo! Dasar cewek murahan", Dara menatap ku sinis.

"Heh lo, lo tu nggak tau apa- apa nggak usah ikut campur!", Dean mulai emosi dan beranjak dari tempat duduknya. Namun segera ku tahan "udah, nggak papa. Mending kamu ke kelas aja. Lagian udah mau bel masuk kan?", aku menyuruh Dean untuk pergi agar tidak terjadi keributan.

                          ###

"Sayang"

"Hm"

"Yaang"

"Hmm"

"Ihh.. kamu mah gitu. Aku pengen ngomong serius ini", aku kesal kemudian menegakkan kepala yang tadinya ku senderkan di pundaknya dan berjalan menjauh.

Tiba- tiba Angga memelukku dari belakang

"Kenapa? Mau ngomong apa hm?", katanya sedikit berbisik.

"Kalo misalkan aku sakit, terus nanti nggak cantik lagi, dan.. aku nggak bisa lagi nemenin kamu. Gimana?", kata ku pelan. "Kok kamu ngomongnya gitu sih?", dia mengelus rambutku.

"Enggak, kan misalkan aja. Jawab dong", kata ku menoleh dan berusaha melepaskan pelukannya. Namun gagal karena Angga semakin mengeratkan pelukannya.

"Kalo misalkan kamu sakit, aku akan selalu jagain kamu. Aku bakal berusaha hibur kamu biar nggak ngerasain sakitnya. Kalo kamu nggak cantik lagi, emm.. itu kan emang udah biasa. Emang kapan kamu cantik?", jawabnya sembari menahan tawa.

"Udah? Puas? Iya deh. Aku tu emang nggak cantik.. aku nggak..."

Cup
Ucapanku terhenti karena Angga mencium pipi ku. Wajahku merona dan aku tidak mampu melanjutkan kata2 ku.

"Nggak perlu cantik, karena aku suka kamu apa adanya. Kamu dan sifat mu selalu cantik dimataku. Ingat, aku nggak mencintai kamu hanya karena kamu cantik.

Aku.. aku suka semua tentang kamu. Kalo misalkan nanti kamu nggak cantik lagi, aku tetep bakalan selalu ada buat kamu. Aku tetep jatuh cinta sama kamu. Karena cuma kamu yang ada di sini", jawabnya sembari mengarahkan tanganku ke dadanya.

Aku menatapnya canggung. "Makasih", jawabku sembari ku berikan senyuman termanis yang kupunya. "Kalo misalkan kamu nggak bisa terus bareng aku, aku nggak bakal lupain semua nya. Aku nggak pernah menyesal maupun kecewa. Aku selalu bahagia bersamamu dan ku pastikan kamu selalu ada di hatiku", jawab Angga kemudian.

"Kenapa?", tanyaku.

"Because its you, not someone else", Angga tersenyum kemudian mengecup kening ku lama.

Biarkan Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang