Kamu Yang Membuatku Berharap

234 3 0
                                    

Aku tak sanggup harus berada diantara kamu dan dia. Aku sama sekali tidak ingin disebut orang ketiga. Bukankah aku terlihat sangat bodoh sekarang??

###

Autor Pov

Sudah 15 menit Nabila menunggu kedatangan Angga di depan gerbang sekolahnya.

Namun tidak ada tanda tanda kedatangan orang yang sudah sedari tadi ia tunggu.

Ia kemudian mencoba menghubungi Angga.

Dilain sisi Angga sedang bersantai di kamarnya. Setengah hari ini ia habiskan untuk menemani pacarnya. Ia mengerutkan dahinya.

Nabilala's calling.....

Angga segera menggeser tombol hijau yang ada disana.

"Halo?", Angga menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Kak Angga dimana?", tanya Nabila to the point.

"Hah? Dirumah", jawab Angga santai.

"Lagi sibuk ya?", tanya Nabila lagi.

"Ngga juga. Kenapa?", tanya Angga kemudian.

Nabila menggigit bibirnya. Apakah Angga lupa? Batinnya kesal.

"Hah? Gapapa. Salah kirim mungkin tadi", Nabila kemudian menutup panggilannya.

Bagaimana bisa Angga lupa. Bahkan chat2 an mereka belum ada 2 jam yang lalu. Ia yang menunggu sendirian seperti orang hilang, namun ternyata dilupakan.

Angga merasa aneh, kenapa Nabila tiba tiba menghubungi dan menanyakan dia dimana. Padahal Angga tak mengenal Nabila, ia hanya tau nama saja.

Ia kemudian membuka chat room. Ia membaca semuanya. Sialan, ini pasti Intan. Ia kemudian langsung menghungi Nabila namun tak diangkat.

Angga :
Bil, maaf ya gue ngga tau itu yang chat lo temen gue soalnya

Nabila hanya membaca pesan dari Angga tanpa membalasnya. Ia kecewa, kenapa bisa secepat ini ia mempercayai orang lain.

Entah mengapa Angga yang biasa tidak peduli dengan wanita merasa sangat bersalah kali ini. Ia kemudian menghubungi Intan.

"Halo, kenapa ngga?", tanya Intan. "Kamu keterlaluan tau nggak, Nabila nunggu aku dari tadi dan aku ngga tau sama sekali apa yang kamu rencanain", kata Angga kesal.

"Hehe, kirain kamu bakal baca chat2 gitu", Intan terkekeh. "Tan, kamu kan wanita, kamu tau gimana keselnya Nabila kan?", Angga masih marah.

"Haha, yaelah ngga. Sekali kali kenapa sih. Kok kamu jadi marah sama aku? Kamu suka sama Nabila?", tanya Intan kesal.

"Aku nggak marah, aku kecewa sama kamu. Mau kamu apa sih? Jangan bawa bawa orang lain dong", jawab Angga sedikit lembut.

"Aku udah bilang sama kamu, aku mau putus. Aku bakalan lama di Jerman buat pengobatan dan aku nggak bisa LDR.. kamu paham kan?", jawab Intan bergetar.

"Oke, kita putus. Kalau emang itu mau kamu, dan mungkin keputusan terbaik buat kita. Kamu harus inget, sampai kapan pun aku sayang sama kamu. Aku harap kalau kamu sembuh nanti, kita bakal balik", jawab Angga tenang.

"Makasih Ngga, besok aku pergi. Kamu nggak perlu nganter aku. Sekali lagi makasih", Intan sedikit terisak kemudian menutup sambungan teleponnya.

Angga membanting ponselnya entah kemana. Ia benar benar kacau. Ia meninju tembok yang ada di depannya kemudian membaringkan tubuh dengan kasar.

Biarkan Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang