MEMORY GLASS -12

105 25 0
                                    

Senyumannya adalah kebahagiaan terbesar untuk ku.
(Audy Kirana)

Matahari sudah memancarkan cahayanya sedari tadi pagi, dan aku berangkat pagi pagi sekali untuk sampai kesekolah. Jangan tanya kenapa, karena kebanyakan orang akan bersemangat pergi sekolah untuk bertemu dengan seseorang yang dikaguminya. Tapi ini lebih dari kagum bahkan suka, tapi sudah cinta.

Hari ini sekolah sangat ramai, karena sebentar lagi acara penyambutan murid ajaran baru dimulai. Aku, Tara dan Fika sengaja memilih tempat duduk paling belakang, alasannya adalah karena tidak mau ambil pusing mendengarkan celotehan kepala sekolah yang membuat kepala kami bertiga pening. Dengan santainya, kami bisa menggantikan celotehan itu dengan memasukan aerphone kedaun telinga masing-masing dan menikmati semua alunan musiknya.

"Kepsek ngomong itu didengerin jangan dicuekin. "
Kata seseorang berbisik tepat di samping telingaku refleks aku menoleh. Zee.

"Eh kamu" Aku langsung melepas kedua aerphone ku, tidak dengan Tara dan Fika "Ngapain disini?".

"Memangnya gak boleh?"
Sekarang ia duduk disamping kursiku.

"Bukan begitu "
Sudah hampir 20 menit kepala sekolah menyampaikan sambutannya, kini tiba waktunya untuk pemberian gelar King dan Queen bagi kelas 10. Bagian acara yang menurutku tidak membosankan adalah bagian ini. Siapa yang tidak ingin melihat raja dan ratu untuk sekolah besar ini?

"Percaya gak kalau gue King kelas 10 dulu?" Zee menatap ke arahku tengil.

"Percaya " aku mengangguk tegas iyaiyalah secara dia ganteng gumamku pelan.

"Kenapa percaya?"

"Secara kamu keren, ganteng, terus baik, jadi udah pasti kamu king nya "

"Hmm lo muji gue?"

"Faktanya memang begitu"

"Mau tahu gak Queen yang dipasangin sama gue dulu?"

"Enggak "

"Kenapa?"

"Males aja gak penting untuk aku " tatapanku sekarang lurus ke depan

"Ohh cemburu nih?"

"Enggak kok " sudah kutebak pasti sekarang wajah ku mulai memerah. Tahan Rana tahan.

Pembawa acara mulai menyebutkan satu nama King terlebih dahulu. Reiza Sebastian, tepat seseorang itu berada ditempat duduk barisan kursi paling depan, otomatis semua pasang mata tertuju padanya. Cowok tinggi itu berjalan kearah panggung dengan tubuh tegapnya, bahkan kalau dilihat-lihat tubuhnya lebih mirip model pakaian dewasa daripada anak sekolahan.

Awalnya aku merasa tenang, sebelum pembawa acara menyebut nama Queen yang sengaja terbata bata, ditambah ketika saat Zee menyuruh ku untuk naik keatas panggung. Tubuhku langsung merespon terjaga, merinding iya, bagaimana bisa aku jadi seorang Queen disekolah ini?

"Kita sambut Queen kita tahun ini, Audy Kirana dari kelas 10 IPA 3" kata wanita pembawa acara dengan nada yang sangat gembira dan lantang.

"Sana Ran, maju " Tara ikut ikutan menyuruhku.

"Cepet itu Ran, nama kamu dipanggil" Fika sekarang mendorong tubuhku untuk berjalan ke arah panggung.

Aku sempat bertanya pada diri sendiri; kenapa harus aku? Perasaan waktu masa orientasi siswa, aku tidak begitu menonjol dari siswa siswa lainnya, aku bahkan tidak secantik Selena Gomez untuk berdiri disana, aku juga tidak mempunyai sifat terlalu baik, bahkan saat senior mengerjaiku waktu mos lalu, aku sempat melawannya. Lalu, apa yang menjadikan aku sebagai Queen untuk sekolah ini?

Memory GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang