Happy reading!!
▫▫▫"In fact"
"apa anda saudara dari pasien? " tanya seorang dokter kepada jimin.
"tidak, saya adalah temannya. Memangnya ada apa dengan temanku, kenapa dia tiba tiba pingsan? " tanya jimin bertubi tubi. Saat ini sekarang jimin tengah khawatir sekali.
Sang dokter menghela napas berat sebelum berbicara kepada jimin.
Jimin membelakkan matanya mendengar penjelasan dokter, "gak, ini gak mungkin!"
Jimin meninggalkan dokter menuju ruang inap eunha, ia ingin memastikan sesuatu yang mengganggu pikirannya akibat ucapan dokter.
▫▫▫
"Una!!! " tidak ada sautan dari pemilik rumah. Dari tadi jungkook memanggil eunha berkali-kali, namun sang pemilik rumah tak kunjung keluar.
Panggilan telepon pun tidak dijawab mungkin hampir puluhan kali panggilan.
"eunha kemana sih? Padahal aku ingin memberi tahunya kabar gembira ini" jungkook mengacak-acak rambutnya.
"aish, mungkin besok saja" jungkook pun pergi dengan motor miliknya meninggalkan perkarangan rumah eunha menuju rumahnya.
▫▫▫
Brak!!
Yerin dan eunha terkejut karena dengan tiba tiba pintu rawat inap eunha dibuka dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.
"Astaga jimin-sunbe... kau membuat kami kaget" ucap eunha sambil mengelus-elus dadanya.
"Ja-jangan berbasa-basi lagi ok?" Eunha hanya menatap heran jimin. Ia tidak mengerti dengan perkataan jimin.
"Yerin, bisakah kau meninggalkan kami berdua?" Yerin mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut,"kakak tinggal sebentar ya!" Ujar yerin sebelum menghilang dari balik pintu.
"Ada apa sunbae? Kenapa mukamu terlihat khawatir sekali?" Tanya eunha, namun jimin hanya diam tak menjawab. Jimin berjalan mendekati eunha yang setengah duduk di kasur rumah sakit miliknya.
"Ya. Aku khawatir. Aku mengewatirkan mu, kamu tau!!!" Eunha tersentak karena suara jimin yang naik satu oktaf membuatnya kaget dan sefikit takut.
"Kenapa kau santai sekali? Nyawamu sedang dalam bahaya kau tahu itukan?"
"Apa ma-maksudmu sunbae, aku--"
"Jangan pura-pura tidak tahu!! Kau pikir aku tidak tahu tentang penyakitmu itu??" Eunha membelakkan matanya. Muka eunha yang tadinya ceria langsung murung. Senyum yang dimukanya itu pun langsung luntur seketika.
"Sunbae tau dari mana?" Ucap eunha pelan.
"Dokter. Ia yang memberi tahuku"
"Seharusnya kamu itu fokus pada proses penyembuhanmu, tapi kenapa kau tidak mau melakukan itu. Kau malah bersekolah layaknya tidak terjadi apa-apa. Harus ka--""SUNBAE TIDAK MENGERTI!!" Teriak eunha memotong perkataan jimin. Jimin pun kaget mendengarnya, untuk pertama kalinya seorang jung eunha berteriak lantang seperti ini.
"Apa sunbe tidak tahu, seorang pengidap kanker hanya sedikit yang hidup. Walaupun aku melakukan kemoterapiku bukan berarti aku akan sembuh, itu hanya memperpanjang hidupku saja. Namun pada akhirnya aku akan matikan. Jadi, percuma sajakan?" jimin menatap eunha prihatin. Ia pun menarik eunha kedekapannya.
"Tapi kankermu belum sampai stadium tiga atau empatkan, masih ada peluang untuk sembuh" timpal jimin. Eunha mendorong jimin pelan membuat pelukan dari jimin terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing [Eunkook] ✔
Fanfiction'Kehilangan' Karma itu ada, dan itu adalah karma yang cocok bagi seorang jeon jungkook. Beautiful cover by : kak @kim_kiyochi ©_gyuri