"Jangan tanya aku lagi ngapain, udah pasti aku lagi kangen kamu."
💖
Adara?
Adara mengerutkan kening saat melihat nomor yang tidak dikenalnya. Penasaran, Adara mengklik foto profil untuk melihat siapa yang telah mengirimi pesan. Seketika kedua mata Adara melotot saat melihat foto profil WhatsApp seseorang yang mengiriminya pesan. Adara ingat, sore tadi Gerald meminta nomernya, untuk memberikannya pun Adara berpikir beberapa kali, pasalnya, Gerald adalah orang yang baru Adara kenal.
"Ya Allah, ini foto bikin mata gue ternoda aja. Gue pikir yang ngechatt gue penjahat yang suka merkosa perawan, Astagfirullah," ucap Adara.
Adara membuka kembali ruang chat, menamakan kontaknya terlebih dulu sebelum membalas pesannya.
Di sisi lain, Gerald tampak menunggu balasan pesan dari seseorang yang sudah membuatnya seperti dimabuk cinta. Bahkan malam ini ia rela tidak nongkrong dengan teman-temannya hanya untuk menyetrika seragam sekolah yang akan dipakainya besok.
Sambil menyetrika, Gerald sesekali melirik ponselnya, sangat berharap ponselnya itu menyala dan menampilkan nama seseorang di layar ponselnya. Gerakan tangannya terhenti saat harapannya terkabul, dengan cepat Gerald membuka pesan WatsApp dari seseorang.
Adara: Ya?
Hanya itu. Hanya itu balasan Adara setelah sekian jam Gerald menunggu balasannya. Gerald tampak berpikir, lebih tepatnya berpikir untuk membuat topik pembicaraan.
Gerald: 9X9 berapa?
Gerald tahu ini adalah pertanyaan konyol, Gerald yakin, Adara akan berpikir bahwa Gerald adalah orang bodoh sebodoh-bodohnya. Di handphone sudah ada kalkulator, kenapa harus mengechat Adara hanya untuk menanyakan hitung-hitungan. Apa faedahnya?
Adara: 82, kok lo oon banget sih, Ge. Haha
Gerald terkekeh saat membaca balasan dari Adara. Ternyata, Adara tidak sekaku yang Gerald pikirkan.
Gerald: Lebih oon mana, dengan lo yang masih mengharapkan dia padahal udah jelas dia udah lupain lo.
Entah dapat pikiran dari mana, Gerald membalas pesan Adara seperti itu. Karena asik chattingan dengan Adara, Gerald sampai lupa bahwa dirinya sedang menyetrika. Indera penciumannya mencium bau tidak sedap yang berasal dari baju yang sedang ia setrika.
"Eh buset! Baju gue! Gosong baju gue!" panik Gerald.
Adara mengerutkan kening saat membaca pesan dari Gerald. Itu seperti sindiran untuk dirinya, lantas Gerald tahu dari mana bahwa Adara masih menyimpan perasaan untuk Aldo? Lebih tepatnya Gerald ini sok tahu, Adara memang masih menyimpan perasaan pada Aldo, tapi Adara sudah tidak mempunyai harapan lagi pada Aldo. Entah itu harapan untuk kembali bersama atau harapan Aldo masih memiliki perasaan yang sama. Kalian bisa mengerti sendiri apa yang Adara rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA & IPS
Teen Fiction[PROSES PENERBITAN] Menurut anak IPA, anak IPS itu terlalu bodoh. Hanya bisa mengandalkan kenakalan, berbeda dengan anak IPA yang membanggakan prestasi yang diperoleh. Dan menurut anak IPS, anak IPA terlalu sombong. Selalu saja memamerkan kepintaran...