24 - Happy Birthday

51.7K 3.5K 372
                                    

"Aku mempunyai perasaan yang tepat di waktu yang salah."

💖

Shindy sangat menyukai suasana seperti ini, dimana ia bisa menghabiskan waktu dengan orang yang dia suka. Entahlah, Shindy mudah jatuh hati pada seseorang yang bahkan baru ia lihat belum ia kenal. Meski obrolannya sangat membosankan menurut Shindy, karena Gerald terus saja menanyakan Adara. Shindy tidak mengerti kenapa Gerald seperti ingin tahu semua tentang Adara.

"Hari ini Adara ulang tahun, nanti temenin gue cari hadiah buat dia ya?"

Gerald terus memandangi Shindy yang sedang makan, Gerald sempat mengumpat, pasalnya Gerald menyesal pergi dengan Shindy. Bagaimana tidak menyesal, Shindy tidak bisa diam, seandainya melihat sesuatu yang membuat dirinya kagum, ia langsung menjerit, bahkan di parkiran tadi ia kentut sembarang. Memalukan.

Gerald tidak habis pikir, Adara kenapa bisa betah berteman dengan manusia semacam Shindy. Apa yang membuatnya betah? Dari tampangnya sih, Shindy seperti orang yang pendiam, tidak pecicilan, tidak lebay. Tapi nyatanya berbanding terbalik.

Sudah beberapa jam Gerald dan Shindy berada di mall, lebih tepatnya Gerald menemani Shindy. Sedaritadi Shindy mengajak Gerald mengelilingi mall sampai Gerald sudah merasa lelah. Kini mereka sedang di sebuah toko sepatu, memilih sepatu untuk hadiah ulang tahun Adara.

"Ih mahal banget! Padahal ini cakep, pasti Adara suka deh." Shindy menggerutu kesal melihat harga sepatu yang melibihi uang yang ia bawa.

"Ambil aja, nanti gue yang tambahin kalau kurang," ucap Gerald.

Kedua mata Shindy membulat, Gerald selalu menjadi penyalamat. Waktu makan tadi saat membayar uangnya kurang dan akhirnya Gerald yang membayarnya. Shindy memesan makanan tidak kira-kira, giliran saat membayar ia menciut.

"SERIUS?!!!" teriak Shindy. Gerald langsung membekap mulut Shindy, beberapa orang melihat Gerald dan Shindy dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Lo nggak usah teriak-teriak dong! Malu diliatin orang, kampret!"

"Gerald? Lo ngapain di sini?"

Gerald dan Shindy mengalihkan pandangan saat mendengar suara seseorang. Gerald berdecak lidah dan Shindy memutar bola matanya.

"Ngapain kek ngapain, kepo banget. Shin buruan ambil sepatunya, kita nggak banyak waktu."

Dengan cepat Shindy mengambil sepatu yang semula ia pilih, saat mereka hendak melangkah pergi, Alea mencekal pergelangan tangan Gerald.

"Kenapa lo bisa sama dia, Ge?" tanya Alea. Kedua matanya menatap Shindy dengan tajam.

"Alea, lepasin," ucap Gerald. Wajahnya datar, kedua matanya lurus ke depan, dan suaranya dingin.

Shindy yang kesal melihat tingkah Alea, ia langsung mendekat dan menepis tangan Alea yang mencekal pergelangan tangan Gerald.

"Lo apa-apaan sih! Hah!" Alea emosi, tidak terima atas apa yang dilakukan Shindy padanya.

"Lo yang apa-apaan!!!" Shindy ikut meninggikan suaranya. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar.

"Dasar lo nggak tau diri!!!" Alea sempat ingin menampar Shindy, namun lebih dulu tangan Gerald mencegahnya.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang