BOY IN THE DARK
Sedang tahap revisi plot
*****
"Boy in the dark"
Selalu kata kata itu yang mereka ucapkan saat Tere berjalan di koridor sekolah. Sekali lagi, Tere adalah seseorang yang tidak akan pernah mempedulikan hal itu. Karena ia pun tak mengetahui soal Boy In The Dark dan semacamnya. Ia melanjutkan perjalannya menuju ruang kelas untuk mengikuti pelajaran di sekolah hari ini.
"Pagi.." Tere menyapa teman temannya yang berada di kelas saat itu.
"Pagi juga Tere.." jawab serentak mereka yang sedang asik gosip.
Setelah meletakkan tas di bangku, Tere memutuskan menghampiri Jessica yang tengah menulis di papan tulis depan.
"Jess"
Jessica sedikit terkejut karena Tere menepuk pundaknya tiba tiba. Ia segera menghapus tulisan yang ia tulis di papan tulis dan langsung membalikkan badannya kearahku.
"Iya.. kenapa?" Jessica menjawab dengan santai. Aku berpikir sejenak untuk menanyakan sesuatu kepadanya dan akhirnya aku beranikan menanyakan hal ini kepadanya.
"Soal.. Boy in the dark itu, apa kau tahu sesuatu?" Sebenarnya, Tere ragu menanyakan hal ini karena ia pikir itu tidak penting, terlebih lagi ia hanya anak baru disini. Ekspresi Jessica masih terlihat santai saat mendengar pertanyaan Tere.
"Entahlah, lebih baik jangan kau cari tahu" Setelah menjawab final pertanyaan Tere, ia memilih untuk pergi tanpa mempedulikan Tere yang masih kebingungan.
Ela yang sedari tadi memperhatikan mereka, kini berjalan mendekati Tere yang masih diam di depan papan tulis. "Dia memang seperti itu, jadi biarkan saja" ucap Ela yang langsung memegang pundak Tere.
"Maksudmu?"
Ela pun mengehela nafas panjang dan cepat menghembuskannya. "Kamu adalah murid baru di sekolah ini. Sudah berapa hari kamu bersekolah disini?" Tanya Ela kepada Tere untuk memastikan. Tere diam sejenak nampak berpikir sebelum ia menjawab, "1 minggu. Sudah hampir 1 minggu aku bersekolah disini" Jawabnya. Ela hanya meresponnya dengan senyuman dan anggukan kepala.
"BOY IN THE DARK".
Aku dan Ela langsung menoleh ke arah suara tersebut. Ya, benar saja. Suara tersebut bersumber dari Neva yang tengah asik bercerita hantu dengan temannya hingga membuat kehebohan.
"Boy in the dark? Maksud murid murid disini apa? Apa itu Boy In The Dark? Apa kau tahu sesuatu seperti yang lain?" Rasa penasaran Tere semakin menjadi jadi karena kehebohan itu tak pernah henti ia dengar. Ia berharap kali ini setidaknya mendapati jawaban yang ia inginkan dari Ela.
"Istirahat nanti akan kuceritakan tentang itu"
.
Suasana kantin pada saat jam istirahat sangat ramai dan sesak, namun Tere berhasil menemukan tempat duduk untuknya dan Ela nanti. Ia sempat kebingungan mencari Ela dengan suasana ramai karena sebelumnya mereka memiliki janji untuk bertemu di kantin.
"Ela!"
Teriak Tere memanggil Ela yang terlihat di ujung hingga ia menoleh kearah tempat Tere duduk di kantin. Vanny langsung berlari kearahku. "Sstt.. sudah kubilang.. jangan panggilku dengan sebutan Vannyla Aku malu" ucap gadis cantik berambut pirang panjang terurai lurus. Aku hanya tertawa kecil kepada Vanny. "Oh iya.. katanya kamu ingin bercerita soal itu". Vanny mengubah tatapannya menjadi serius. Seolah olah tatapannya sangat tajam. "Aku harus mulai dari mana?" Jawab Vanny serius. Aku pun hanya menaikan bahu. "Oke.. jadi begini, sebelum kamu pindah kesekolah ini, ada satu Urban Legend yang cukup membuat seluruh siswa merinding mendengarnya. BOY IN THE DARK. ya.. itu adalah salah satu topik yang mereka bincang sampai sekarang. Dari murid hingga guru pun termakan gosip seperti itu. Dipercaya, BOY IN THE DARK akan datang, jika engkau memanggil namanya 3x didalam gudang kosong belakang sekolah yang amat gelap gulita. Ia akan membawamu kedalam kegelepan yang abadi untuk menemaninya. Dan ada seorang murid disini mencoba untuk memanggil Boy In The Dark, lalu ia memasuki gudang kosong itu dan.. sampai saat ini ia belum kembali. Entah bagaimana nasibnya saat ini. Mungkin ia sudah dibawa olehnya" Jelas Venny. Aku yang mendengar itu langsung bergidik. Dan.. tiba tiba saja.. "WUSHHH" angin bertiup cukup kencang kearahku. Mengapa cuman aku yang merasakan angin itu? Apa Venny pun merasakannya?. "Lalu.. apa hubungannya dengan Jessica?" Tanyaku. "Soal itu? Entahlah.. aku pun tak tahu pasti tentang Jessica". Tak terasa kami habiskan waktu istirahat untuk bercerita soal ini selama hampir 15menit. Bel pun berbunyi. Dan kami semua pun harus masuk kekelas masing masing
*****
Aku berjalan di koridor. Tak sengaja aku pun melirik gudang kosong yang berada di seberang ruang Tata Usaha. Gudang itu terbuka lebar begitu saja rupanya. Aku berhenti didepan gudang kosong itu. Gelap! Ya.. hanya itu yang kulihat. Tapi samar samar, aku melihat diujung sudut gudang, seorang lelaki sedang berdiri menatapku. Aku berlari teebirit birit ke ruang kelasku.
"Ada apa? Mengapa kau terlihat seperti habis melihat hantu?" Tanya Marisha yang sedang berdiri di depan pintu. "Ehm.. tidak!! Aku.. aku masuk dulu..". Marisha hanya menanggapi dengan anggukan. "Va--Vanny!!" Teriakku. "Vanny sedang ditoilet bersama Shareen. Ada apa memangnya? Kau terlihat sangat aneh" Jawab Dave dengan cuek. "Aneh? Aneh bagaimana? A--aku biasa saja kok Dave. Tadi kamu bilang kalo Vanny ke toilet?" Tanyaku balik. Belum sempat Dave respon, tetapi Vanny pun tiba dikelas bersama Shareen. "Vanny". "Eh kamu, Ther. Ada apa?". Aku pun langsung menarik tangan Vanny cukup erat membawa ia ketoilet."Mengapa kau membawaku kesini? Jam ini adalah pelajaran Mrs. Jean. Matematika!!" Ucap tegas Vanny saat sudah sampai di toilet. Aku hanya menundukkan kepala. Aku merasa bersalah kepada Vanny. "Ehm.. maafkan aku, Ther. Aku sudah bicara seperti itu kepadamu" Vanny pun juga merasa bersalah kepadaku. "I--iya. Aku juga minta maaf. Sebenarnya aku mengajak kau kesini untuk.. untuk membicarakan soal lelaki dalam kegelapan" ucapku. "Yasudah cerita saja". "Aku melihatnya tadi!! Ya aku melihat ia di gudang. Ia sedang menatapku. Tatapan yang sangat menakutkan" ucapku. "Lalu?" Tanya Vanny penasaran. "Dia berkata dengan samar samar" ucapku terpotong. "Berkata apa? Jangan membuatku penasaran.". "Vanila.. Vanila.. Ya.. ia berkata seperti itu" jawabku yang cukup serius. "Vanila?"
"HEI KALIAN BERDUA!!" Tiba tiba seseorang mengahampiri kami berdua. "Mrs. Jean" serentak kami berkata seperti itu. Oh Tuhan!! Mrs. Jean adalah guru yang terkenal paling Killer se-SMA kami. "Iya Mrs. Kami masuk kelas". Kami pun berlari tertawa kearah kelas.*****
Aku mencoba memasuki gudang itu saat malam hari. "BOY IN THE DARK, BOY IN THE DARK, BOY IN THE DARK. COME TO ME NOW, TO ME, TO ME. IM HERE TO YOU" Ucapku syang sedang berdiri di sudut gudang sekolah yang sangat gelap. Samar samar terdengar suara berat seorang lelaki disampingku "Im here to you too! Follow me now" entah mengapa, aku pun dibawa oleh makhluk itu ke suatu tempat yang sangat gelap. Yap! Ini bukan lagi di gudang itu. Aku di dunia lain!
*****
"Keluarkan aku dari sini" teriak seorang gadis dari ujung sana. Aku memperhatikan gadis itu.. benar saja! Ia adalah Winnie, gadis yang telah hilang selama 2 tahun yang Vanny ceritakan padanya. Tiba tiba, seorang laki laki menebaskan pisau besar kearah kepala Winnie. Dan kepala itu bergelinding kearahku.
"Ucapkan selamat tinggal, Theressia Yert"
*****
Hayhoho!!
Tinggalkan jejak kalian dengan cra Vomment nya ya mysticalers
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTICAL HORROR✔
HorrorCOMPLETED √ [Kumpulan atau kreasi cerita horror dan Creepypasta yang siap membuat bulu kuduk anda berdiri] • Percaya tidak percaya, 'mereka' sedang mengawasi anda sekarang! • ❕Untuk kritik serta saran dalam cerita ini, bisa langsung komen ataupun se...