EPILOG

168 18 2
                                    

"Jadi, apa ini semua yang kau maksud dengan banting stir dan berjalan-jalan sedikit?"

Soeun menatap cenayang itu dalam diantara remang cahaya ruangan bernuansa mistis miliknya ini. Soeun melanjutkan, "Dan apakah kau yakin kau tidak bersekongkol dengan Jung?"

"Ya Tuhan, demi dewa. Siapa Jung? Apa kau kemari hanya untuk bertanya itu? Kalau begitu kau boleh pulang."

Sial, kenapa dia jadi mengusirku?

"Begini.... Aku hanya merasa sedikit tertipu. Aku membeli kamera ini dari seseorang bernama Jung dan dia mengiming-imingiku dengan kebahagiaan. Tapi ternyata yang aku dapatkan malah kekacauan, bukan pengisi kekosongan hati."

Soeun menepuk-nepuk kameranya yang ada dalam tas kotak. "Aku membelinya dalam keadaan setengah sadar. Yang terngiang di telingaku saat itu adalah perkataanmu soal banting stir. Kata-kata itu menyugestiku dan Jung seperti sedang menghipnotisku, hingga aku akhirnya membelinya."

"Jadi kau ingin aku melakukan apa pada Jung itu? Menghukumnya atau menyantetnya?"

"Aku hanya penasaran apakah kalian bersekongkol untuk menipuku saat itu. Karena setelah kejadian tersebut, kau maupun Jung sama-sama tidak bisa ditemukan."

Cenayang itu memijat keningnya sedikit. "Aku bekerja sebagai cenayang, bukan sebagai penipu, anak muda. Dan aku yakin kau tidak ingin tahu kemana aku sejak saat itu."

"Kemana itu?"

"Aku sedang memperdalam ilmuku dengan bersemedi di kuil."

Soeun memasang wajah datarnya, itu memang bukan jawaban yang menarik untuk didengar. "Tapi... apapun yang telah terjadi itu, aku sudah melupakannya. Lagipula segalanya sudah selesai sekarang."

"Baguslah kalau begitu. Kau pasti sudah mendengarkan apa yang kukatakan dan menjalankannya dengan baik."

"Walau bagaimanapun, aku berterima kasih. Meskipun aku tidak tahu bahwa 'jalan-jalan sedikit' yang kau maksud itu ternyata serumit ini. Tapi, jika kau sudah memperdalam ilmumu, bisakah aku meminta sesuatu?"

"Apa itu?"

"Katakan padaku dimana Jung sekarang?"

Soeun mengikuti instruksi si cenayang untuk tetap berada di Homme seharian ini, karena menurutnya Jung akan datang. Soeun berpikir, jika Jung benar-benar datang, bukankah hubungan mereka menjadi sangat mencurigakan? Jung terlihat seperti kaki tangan si cenayang yang muncul ketika cenayang menyuruhnya begitu, dan menghilang dibalik kemistisannya.

Tapi ternyata Jung benar-benar datang. Ia duduk di dalam Homme sambil menunggu Soeun menyiapkan secangkir kopi hangat untuknya yang baru datang dari udara dingin di luar.

Soeun mendudukkan diri setelah meletakkan dua cangkir Homme Special Coffee di atas meja. Jung tersenyum, lalu memeluk cangkir hangat untuk menetralisir rasa dingin tubuhnya.

"Aku sudah menggunakan kameramu dengan dua cara yang berbeda," Soeun memulai percakapan.

"Benarkah? Jadi, bagaimana rasanya?"

"Cukup rumit. Tapi aku bersyukur bisa berakhir dengan baik."

"Apa kau menemukan kebahagiaanmu, seperti aku?"

"Hm... aku merasa kebahagiaanku sudah ada di sini, di Homme, sejak lama. Hanya saja aku tidak menyadarinya. Lalu melalui kamera ini, aku menemukannya lagi."

Jung tersenyum simpul. Soeun benar-benar heran kali ini. Jung memang terlihat seperti bagian dari si cenayang. Apa jangan-jangan mereka adalah orang yang sama? Demi apa, Soeun sulit percaya padanya kini.

"Ngomong-ngomong, 'kebahagiaanmu' kemarin datang ke sini, bersama istrinya."

"Eh? Oh? Ooh...."

"Apakah itu alasanmu berhenti?"

Jung tersenyum lagi setelah menyeruput kopinya. "Aku sudah bilang, aku berhenti karena aku sudah terlalu lama terbang tinggi. Aku hanya ingin kembali ke daratan. Aku sudah terlalu bahagia hingga membuatku lupa."

"Jadi, bagaimana jika aku kemudian menjadi orang yang terlalu bahagia? Apakah aku akan berhenti juga?"

"Itu semua terserah padamu. Aku tidak berhak menentukan hidupmu. Aku hanya memberi sedikit petunjuk agar kau tidak gamang."

Soeun mengangkat kedua alisnya dan bergumam pelan, "kupikir kau akan menyuruhku menjual kamera ini lagi pada orang lain dan membuatnya jadi sepertiku juga."

"Itu bukan ide yang buruk."

Heol. Aku semakin yakin jika ada sesuatu diantara mereka ini: Jung dan si cenayang.

"Dan aku akan menjualnya pada seseorang yang sudah bertemu dengan cenayang dan ia disuruh banting stir atau jalan-jalan.... dan setelah menjualnya aku akan menghilang bersama dengan si cenayang? Lalu kembali juga bersamaan dengan si cenayang? Heol, Nona Jung. Sepertinya kau dan si cenayang berada dalam lingkaran yang sama. Sekarang katakan padaku, kalian bersekongkol kan?"

Jung, dia hanya menyeringai sambil meminum sisa kopinya.

Demi pipi mochi Changsub, ini horor sekali.

END.

HOMMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang