Chapter 7

151 24 15
                                    

"Eonni...."

Soeun menoleh pada orang yang menyentuh pundaknya pelan. Seorang gadis muda berpita merah muda di rambutnya menyambut tatapannya. Soeun menaikkan alis, mengisyaratkan 'ada apa?' dengan mimik wajahnya tanpa harus mengeluarkan suara.

Gadis itu berkata lagi, "kenapa tidak mengambil beberapa foto?"

Soeun melongo sesaat, tidak tahu harus menjawab apa. Ia lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu memiringkannya dan berusaha berpikir sejenak. Namun, sepertinya ia memang tidak tahu kenapa.

Di antara kerumunan orang itu, diantara teriakan-teriakan histeris dan tangis haru, terselip seorang Kim Soeun, dengan tas kamera besarnya yang masih terbentang dari bahu kiri hingga pinggang kanan. Mungkin karena itulah, gadis sekitar 160 cm di belakangnya ini menanyakannya. Suara para penggemar memenuhi pendengaran mereka masing-masing, namun menguap ke langit di atas sana. Awan-awan berjalan pelan mengiringi lantunan indah dari seorang pria yang jauh di depan sana, siapa lagi kalau bukan Lee Changsub.

Sejak malam patah hatinya, dimana ia merasa dunia menutup mata padanya, dan dimana ia menjadikan nyanyian Changsub sebagai pelarian, Soeun seakan tidak mau berhenti. Soeun seperti menemukan titik nyamannya berada dalam keramaian demi menyaksikan dan menerima pesan yang dikirim oleh pria itu lewat lagunya. Ia merasa terbebas dari hal-hal yang tidak ia tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Ia merasa tidak lagi terobsesi pada Yook Sungjae, skandal, pernikahan, atau apapun itu.

Dan kamera yang masih ia bawa kemanapun ini hanyalah sebuah benda yang hendak ia kembalikan pada pemiliknya. Sejak hari itu, ia selalu membawanya kesana kemari, dari sudut kota satu ke kota lain, sembari berusaha menemukan Jung dan Nana. Setiap hari, tidak ada yang ia lakukan selain berkelana. Ketika sore sudah menyapa, ia membeli tiket masuk ke sebuah gedung besar, tempat dimana ia bisa menemukan pria bercelana pendek itu di bawah kibaran sinar lampu besar. Saat larut malam, Soeun akan berjalan melewati beberapa blok dari Homme, lalu berhenti pada sebuah lapangan kosong dan menonton permainan skateboard oleh Changsub secara eksklusif. Keesokan paginya, semua hal itu diulang kembali.

Entah sampai kapan akan terus seperti ini.

Entah kapan ia akan menemukan Nana dan memperbaiki ketidakjelasan yang ia hadapi ini.

Soeun tersentak saat gadis berpita merah muda tadi kembali berbicara. "Eonni, kenapa tidak mengambil foto dengan kameramu?"

"Ng..." Soeun berpikir sesaat. Berada di ruang terbuka seperti ini adalah hal baru baginya. Menonton 'konser dadakan' Lee Changsub, apalagi. Peraturan dalam studio di gedung televisi nasional tidak mengizinkan memotret, karena itu Soeun sampai kini tidak berpikir untuk mengambil gambar. Apalagi kamera itu sekarang baginya ada di masa kritis, antara akan dibuang atau tidak. Tapi, jika event ini berlangsung di sebuah taman kota, dengan membuat orang-orang berkerumun membentuk lingkaran mengapit Changsub di tengahnya, Soeun menyadari bahwa memotret adalah bukan hal terlarang lagi.

Ia memperhatikan orang-orang yang duduk lesehan tanpa alas di barisan paling depan yang langsung menghadap sang bintang tanpa di halangi oleh apapun. Para wanita itu sibuk dengan kameranya masing-masing, mencari sudut paling pas untuk memotret. Soeun kemudian menurunkan pandangannya pada tas berisi kameranya. Benar juga. Memotret sesuatu yang bukan skandal bukanlah hal yang buruk.

Soeun kemudian mengeluarkan kameranya dan menghidupkannya. Posisinya berdiri kini tidak terlalu strategis untuk mendapatkan gambar yang bagus. Ia harus memakai pembesaran berkali-kali lipat. Belum lagi terhalang oleh kepala-kepala penggemar yang besar. Sebenarnya tidak besar, hanya saja Soeun sedikit jengkel karena objek fotonya tertutupi.

Sekilas, ia mengingat kembali kejadian Sungjae malam itu. Di mana ia gagal mendapatkan foto bukti skandal Sungjae karena ada sosok pengganggu di sana. Soeun terdiam sesaat, ketika menyadari bahwa objek fotonya kini malah si pengganggu tersebut, Lee Changsub.

HOMMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang