Taste - Kang Daniel pt.2

2.5K 301 12
                                    

sebelum baca part ini. sebaiknya baca bagian 'Taste-kang daniel' ada dipart 1 kan. jadi ini tuh kaya lanjutannya gitu. banyak yang req lanjutan itu. jadi it's okay lahhh.

Aku menggeliat ketika sadar sinar matahari menerpa sebagian wajahku. Membuatku terbangun dan menguap kemudian.

Aku menoleh kesebelah, melihat sesosok pria masih lelap dalam mimpinya. Tangannya melingkar dipinggangku sempurna. Matanya tertutup, sangat teduh. Membuatku tak sanggup untuk tidak tersenyum.

Ia masih tertidur dengan pakian kerjanya semalam. Aku mencium pipinya sekilas, dan kembali memandangi wajah tampannya. Begitu sempurna. Bagaimana bisa dia disebut sebagai sebuah makhluk hidup?

Aku memandanginya dengan penuh rasa sayang. Setiap inchi kulitnya.

Ini moment langka. Dimana Daniel masih tertidur, padahal biasanya ia akan ikut terbangun jika aku bangun. Tapi saat ini tidak.

Aku kembali berpikir, mungkin dia kelelahan. Jadi aku membiarkannya tetap tidur, dan dengan seksama memandangi wajah tampannya kesukaanku. Tanganku bergerak, mengelus pipinya. Membelai lembut rambutnya. Mengikuti garis wajahnya dan menyentuh hidung mancungnya. Kemudian mata dan bibir.

Wajahku tiba-tiba seperti memerah, tersipu. Padahal kami sudah menikah. Tapi melihat bibirnya selalu membuatku lemah-Kang Daniel.

Aku pun beranjak dan duduk. Masih diatas kasur. Ku seka selimut yang semula tidak kukenakan. Tapi aku yakin, Daniel yang melakukan ini. Aku melipatnya dan berniat bangun.

Tetapi sesuatu menarik tanganku, membuat aku kembali terhempas pada kasur. Dan terjatuh tepat diatas dada Daniel.

"k-kamu... udah.. b-bangun?" tanyaku lemah. Gugup? Sangat.

Ia mengangguk kecil. Kemudian membuka matanya perlahan. Matanya menatapku dengan penuh intimidasi, aku dibuatnya makin melemah. Dan tersenyum. Senyum yang selalu menjadi ucapan selamat pagi darinya.

Membuatku salah tingkah dan gugup bukan main. Membuatku kelu. Deru nafasnya yang hangat terasa, membuatmu seperti ingin kembali memejamkan mata.

"g-ganti baju dulu.. a-aku---"

"gantiin,"

"hah?"

Daniel mendengus.

"gantiin baju aku,"

What?are you sure?

Aku dibuatnya melongo. Detik kemudian tawaku menggema. Sedangkan daniel menaikan sebelah alisnya, menatapmu sarkastik.

"kenapa ketawa? Aku serius!" protesnya disela tawa renyahku.

Membuatku mematung seketika dan mengumpat dalam hati.

Aku tahu kami memang sudah menikah. Suami istri? Iya. Tapi tetap saja ini agak 'baru' untukku.

Aku manggut-manggut dan berjalan menuju lemari. Mengambil sepasang pakaian. Kemudain kembali menghadap Daniel, dengan senyum sumringahnya.

"dasar bayi! Udah gede gini baju masih minta digantiin. Emang ngga malu?" gurauku dibalas gelengan mantap oleh daniel yang mengembungkan pipinya.

"kan istri sendiri, kenapa harus malu?"timpalnya.

Aku memutar bola mata dengan malas. "ya ya ya, terserah."

Gumamku sambil melepaskan dasi yang masih melingkar dilehernya. Kemudian membuka kancing kemejanya satu persatu.

Daniel tersenyum, dan menyerigai bagai iblis. Membuatku bergidik ngeri tapi tetap fokus dan memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

"kenapa? Itu pipimu merah begitu?" katanya tiba-tiba.

Membuatku gelagapan.

"malu ya melihat tubuh suami diagi hari? So cute!" tambahnya.

"diamlah!" bentakmu pelan.

Daniel terkekeh geli.

Setelah semua kancing terbuka, aku membantu daniel melepas kemejanya. Pipiku kembali bersemu, bahkan semakin terasa panas saat melihat badan atletis dan roti sobek milik Daniel.

Menyadari itu, daniel menarikku dan memposisikanku dipangkuannya. Membuatku tak berkutik karena tangan kekarnya mengunciku.

"daniel!"

"aku punya ide bagus. Bagaimana kalau kita berolahraga dipagi hari? Mau? Kita bisa---"

"stop! I said stop it daniel! Move all your dirty mind, or---"

"or what? You want me, and I want you. Kenapa kita ga lakuin sekarang? Kita sudah menikah, iyakan? Lalu?" bisik daniel membuatku merinding.

"daniel, come on! It's too morning, kamu harusnya—"


Kemudian daniel membantingku keatas ranjang. Membuatku membelalakan mata.


Dia begitu mengerikan saat seperti ini. Kemana perginya Kang Daniel yang manja? Astaga. Ini sungguh berbeda.

Aku tersipu malu, membuatku ingin membuka mulut namun terlalu lemah.

Wajahnya tepat diatasku. Dengan seringai sialannya. Membuatku kalut. Ia mengibaskan rambutnya kebelakang. Benar-benar seksi. Astaga.

Dan jangan lupa, semua kancing kemejanya sudah terbuka. Namun masih melekat ditubuhnya. Membuat perutnya yang kotak-kotak terlihat dari posisiku.

"kenapa? Apa---"

"d-daniel..." aku tergugu.

"hmm?" gumamnya masih disana.


Aku berusaha mengontol diri. Dan menahan deru nafasku yang makin memuncak.




"what's going on baby?" tambahnya.

Aku hanya dapat menelan ludah, gugup.

"i-ini... bukankah kamu harus kembali bekerja?"












bayangin aja dulu, semua berawal dari mimpi yakan?

siapa tau kenyataan? who knows? aamiinin aeee haha.




NOTE : VOMMENT AJA DEH. NGGA RIBET

Makasih yang mau baca, maafkeun ya kalo typo.











Aku mo double up niyy
Siap nunggu ngga????









👃👃👃👃👃👃👃👃👃👃👃





IMAGINE🍭Wanna oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang