Love - park jihoon

2.6K 295 16
                                    

"Huft," kamu menghembuskan nafas-pelan.

Baiklah, ini mulai lagi--- aku bisa!






Kamu pun berjalan memasuki ruang kelas itu-lagi. Seperti biasa.






Kalimat semalam, masih terngiang ditelingamu. Begitu nyaring.





Tinggal selangkah, kamu sudah bisa masuk kedalam kelas. Hanya selangkah, tapi begitu berat.





Kamu dengan jelas melihat sosoknya-park jihoon.






Ia menoleh kearahmu, pekat. Kamu membuang pandangan dan seolah tidak terjadi apa-apa antara kalian berdua.







Jihoon bangun dan sekarang tepat berada didepanmu.





"(Y/n)..." kamu enggan menoleh kearahnya.


"Kita harus bicara," tambahnya.

Kamu hanya memasang smirk.

Tak menjawab.

Membuat Jihoon menggenggam tanganmu-tangan kananmu.







Wajahnya penuh tanya-

"Ayo kita bicara.." pintanya


Baiklah, untuk bicara tidak ada salahnya bukan?-









Kamu melepaskan genggamannya agak kasar. Kemudian mengikuti jihoon pergi ke suatu tempat.




Tas sekolahmu masih mengait dipunggungmu. Belum sempat ditaruh.







Taman sekolah? Ini lucu. Bukankah harusnya kalian bersiap untuk baris dilapangan? Karena sudah waktunya untuk upacara bendera.








Lupakan.

Posisi kalian sekarang saling berhadapan. Dengan jarak. Tidak seperti dulu



"Aku harus menjelaskan ini. Dia.."

"Cukup. Udah! Cukup jihoon!" Kamu terpaksa menghardik jihoon yang mencoba menjelaskan apa yang terjadi

Hati yang terlanjur sakit membuatmu tidak bisa mengendalikan diri.

Kamu tidak bisa menjadi dirimu sendiri, seperti saat kamu belum terluka olehnya.

Kamu mengeluarkan suara keras. Suara penolakan rasa sakit itu.



Sekaligus menolak untuk terlihat lemah dan rapuh didepan laki-laki itu. Walaupun hatinya sudah sesak dan ngilu.




Beberapa murid yang tengah lalu lalang melihat adegan pertengkaran itu. Ini sangat tidak pantas-- bahkan jika bukan disekolah sekali pun.






Jihoon,

Laki-laki dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi, berkulit putih bersih dan rambut yang disisir cukup rapih. Tak lupa dasi abu-abu yang cocok mengait dikerah kemeja putih itu. Ia terlihat sempurna






Lelaki yang awalnya menjadi hal paling penting dalam segala hal dihidupmu.

Hingga ia menjadi penghancur alur cerita yang kalian buat.

Ia mengotak-atik perasaanmu.
Yang sudah mencurahkan seluruh perasaan padanya-jihoon.





"(Y/n), aku ga cinta sama dia! Aku cinta sama kamu,"

IMAGINE🍭Wanna oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang