6. Draw - Park Woojin

2.6K 326 7
                                    









Pagi itu masih turun hujan. Sudah mulai memasuki akhir tahun. Cuaca seperti inilah yang biasanya tiba.


kamu khawatir, apakah dia kan tetap datang?





Kamu mentatap handphone yang tak jauh darimu. Mengambilnya dengan malas dan mengusap layar-membuka kuncinya.





Sudah pukul 3 sore, sekitar satu jam lagi dia akan memulai latihan rutinnya dibawa sebuah jembatan tua.




Tapi cuaca masih buruk. Bahkan hujan tak kunjung reda. Beberapa laporan kecelakaan dijalan pun tak hentinya terdengar.







"Ah apa dia akan tetap datang? Tapi.... "

Kamu membuka galeri handphonemu. Dan melihat sebuah album foto. Menghadirkan sebuah siluetnya dengan indah. Walaupun tak terlihat dengan jelas wajahnya, tapi kamu tahu-Woojin.



















tak terasa sudah pukul setengah 4. Hatimu makin getir. Ditatapnya layar handphone mu.






"Aku yakin, dia pasti datang..." katamu sambil berjalan menuju beberapa pakaian yang digantung dibalik pintu.


Kamu mengenakan jaket dan sebuah topi. Tak lupa sktech book dan handphonemu.







Kamu biasa melakukan ini hampir setiap sore. Setiap laki-laki itu berlatih dibawah sebuah jembatan, tak jauh darimu.






Kamu melihat keluar. Hujan sudah mereda.


"Semoga bertanda baik..." kamu tersenyum dan berjalan menuju tempat yg kamu maksud.














Hatimu berdebar. Tak sabar melihatnya menari.






Walaupun kamu hanya meninggu dan memandangnya dari kejauhan.

Serta menggambar setiap gerakan yang ia lakukan. Itu sudah lebih dari cukup. Cinta memang sesederhana itu.

















Tik!
Tik!
Tik!



Tetesan hujan turun. Satu. Dua. Tiga... semakin banyak.








"Bodoh, kenapa aku sampai lupa bawa payung?" Kesalmu ketika tahu hal itu.




Kamu berlari sekencang mungkin. Menuju jembatan itu. Karena memang akses yang perlu kamu lalui hanya berjalan kaki.














Sesampainya disana, bajumu sudah basah. Sketch book dan handphone yang kamu bawa tersimpan rapih didalam tasmu yang anti air itu. Syukurlah-













Tapi masih kosong, hanya ada kamu dan sebuah ban bekas- yang biasa kamu gunakan untuk duduk.








"Kemana woojin?" Gumammu.





Hujan masih deras. Beruntunglah kamu tak kehujanan lagi. Karena ada jembatan ini. Ya, walaupun terkena tetesan dan hembusan angin yang kencang.













Kamu masih menunggunya.



15 menit,

30 menit,

1 jam...



Sosok itu masih tak kunjung datang.


"Apa dia akan tetap datang? Ahh.. dia pasti datang. Pasti!" Kamu meyakinkan dirimu. Dan tetap menunggunya.










Hingga kakimu terasa bwgitu dingin-karena sepatumu basah. Tubuhmu menggigil, dan bibirmu bergetar.







Bibir merahmu sudah pucat. Suhu tubuhmu makin menurun. Pertanda buruk.






Hingga tak terasa sudah 2 jam,




"Woojin... apa dia akan..." katamu menggantung.










Tiba-tiba kamu merasa begitu mengantuk. Matamu terasa panas dan berat.







"aku rasa menunggu sambil tidur sebentar ide bagus..." pekikmu sambil menaruh kepalamu ditumpukan ban itu.










"Jangan! Jangan tidur!" Teriak seseorang.




Matamu sudah separuh tertutup dan digenangi air.





Kamu hanya dapat melihat siluetnya. Siluet yang paling kamu sukai-Woojin.




"kenapa kamu menungguku?" Tanyanya pelan.

Kamu tak menjawab. Matamu makin terpejam.



Woojin melepaskan sweaternya dan melingkarkan syalnya padamu.

"Kamu datang?" Katamu dengan lemah.

"Bodoh! Kenapa kamu menungguku dengan keadaan seperti ini huh?!"

Nada suaranya terdengar khawtair.





Ia menggosok-gosok kedua tangannya. Dan menempelkannya padamu.




Hangat----








"Berhentilah melakukan ini!" Perintahnya.







Jadi dia tau? Bahwa aku selalu melakukan ini disetiap latihannya?











"Iya aku tahu, jadi jangan lakukan itu lagi. Mengerti?"


kamu hanya dapat tersenyum.

Woojin memelukmu.









"Mulai sekarang kamu harus menggambarku dengan bagus, dari jarak yg dekat..."






End-













Next?
Open request
Comment below💭


Area wajib meninggalkan jejak
👃👃👃👃

IMAGINE🍭Wanna oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang