Sekolah yang besar dan bertingkat ini merupakan salah satu sekolah ternama di Jakarta. Dan disinilah Rasva sebagai siswa pindahan yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki gerbang utama. Setelah berpamitan kepada ayahnya yang telah mengantarnya, ia mengarahkan kakinya memasuki sekolah ini secara perlahan.
"Luas sekali, tak salah kah saya masuk sini? Kira-kira dimana saya bisa mencari ruang kepala sekolah?", pikirnya sambil melihat-lihat sekelilingnya.
"Itu ada orang didekat mading, saya tanya dia saja.", pikirnya sambil berjalan menuju seseorang itu.
"Maaf permisi, saya sedang mencari ruang kepala sekolah, dimana ya?", tanya Rasva kepada orang itu.
"Lo anak baru? Dari sini, lo lurus, nanti kalo ada pertigaan, lo belok kiri terus luruss mentok, ada beberapa lorong didekat koridor utama nah disitu lo belok ke lorong yang kedua terus ruangannya itu ada di dekat ruang guru sebelah kanan.", ucap perempuan itu sambil menjelaskan.
Rasva yang dapat dikata siswa baru hanya plonga-plongo mendengarkan penjelasan dari perempuan yang sepertinya sepantaran dengannya.
"Lo gak paham ya?", tanyanya lagi.
Rasva hanya mengangguk-angguk dan tersenyum.
"Yaudah gue anter deh, memang ribet ruang kepala sekolah disini.", ujarnya.
"Oiya, Gue Kinan. Nama lo siapa? Kelas berapa? Siapa tau kita sepantaran.", lanjutnya dengan pertanyaan yang beruntun, terdengar sangat kepo dan sungguh cerewet, tapi begitulah Kinan.
"Nama saya Larasvati Kirana, akrab dipanggil Rasva. Saya kelas 11. Senang berkenalan dengan kamu.", jawab Rasva sambil tersenyum.
"Bentar bentar, dari segi wajah lo," Kinan terdiam. "Kayaknya gue kenal sama lo deh, tapi di mana, dan kenapa gue lupa? Bentar bentar, gue mikir, bentar gue mikir.", ucap Kinan sambil menatap Rasva sambil mengingat ngingat.
"Lo anaknya Pak Rava bukan sih? Rava Haryo Wijaya?", tanya Kinan.Yang ditanya jutru bengong. Kenapa ini anak tau nama papa? Pikiran Rasva kemana-mana. Lalu ia mengangguk.
"Anjuu, akhirnya gue ketemu lo lagi Ca!!" Kinan sungguh bahagia bertemu teman masa kecilnya itu.
'Ca'? Rasva menyengitkan alisnya seraya bertanya, siapa 'Ca'?
"Emang kamu siapa?", tanya Rasva sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Gue Kiwi, Kiwi yang dulu sering main kerumah lo. Lo gak inget?" Tanya Kinan mengingatkan lalu ia berjalan menuju Ruang kepala sekolah di ikuti oleh Rasva dibelakangnya.
Rasva berfikir, dia hanya punya temen masa kecil namanya Cimil sama Kiwa atau Kiwi, entah ia lupa.
"Udah gue balik dulu ini udah mau masuk, gue kedapetan guru asik nih kalo telat ntar ga asik lagi, ntar di lanjutin ngobrolnya, Oiya gue kelas 11-6, gue balik dulu ya, daaaa..", ucapnya kemudian berlari pergi,
Belum sempat Rasva mengucap terima kasih, kinan sudah pergi. Rasva mendongakan kepalanya ke atas dan menatap papan nama ruang kepala sekolah itu. Meskipun sedikit ragu, namun Rasva menepis keraguannya itu dan melangkahkan kakinya memasuki ruang kepala sekolah itu.
****
"Weitt gaa, tumben baru dateng, biasanya pagi-pagi buta udah nangkring di parkiran.", ucap Romi sambil memakan roti miliknya.
"kesiangan.", jawab Dirga singkat.
"Whattt uppp brooo, gue Rizky cowo terganteng dan ter keren di sekolah ini datang membawa berita baruu dan hottt.", ucap lelaki yang bernama Rizky ini yang datang tiba-tiba sambil merangkul Dirga.
Dirga hanya melirik rangkulan itu lalu melepaskannya.
"Sorry ga, hehe, gue laper yuk ke warung soto bu eka?.", ujar Rizky.
"Gitu aja heboh, ahelah kyy " ucap Romi malas, kemudian berjalan menuju kantin di ikuti oleh teman temannya.
***
Seperti kelas pada umumnya, di kelas ini sungguh ramai sebelum guru datang, banyak sekali kegiatan yang tidak penting yang mereka lakukan, ada yang bernyanyi sambil berjoget-jogat, memakai make up, mengaca, berteriak-teriak, menggosip dan banyak lagi lainnya.
"Cuyyy, bu Winda dateng bawa murid baruuu, cepett duduk yang rapi.", ujar beberapa ada yang berlari dari pintu.
Benar katanya, Bu Winda wali kelas mereka membawa seorang siswa baru. Dengan cepat kilat mereka semua duduk dengan rapi.
"Selamat Pagi Anak-Anak.", ucap Bu Winda memberi salam
"Pagi Buuu"
"Disini ibu membawa teman baru, silahkan perkenalkan dirimu.", lanjut bu Winda.
"Nama Saya Larasvati Kirana, akrab dipanggil Rasva. Semoga kita bisa berteman akrab.", ujar Rasva.
"Okeyy, Rasva kamu bisa duduk di bangku kosong disana. Mari kita mulai pelajarannya, keluarkan buku Bahasa kalian", tujuk bu Winda sambil memberi arahan.
Rasva tersenyum dan berjalan kearah meja kosong itu. Dan benar, itu kinan orang yang sudah mengenalnya terlebih dahulu.
"Hallo Kinan.", ucap Rasva tersenyum
"Ganyangka gue sekarang sekelas sama elu, kangen berat guee.",ucap Kinan cengengesan lalu memeluk Rasva.
"Oiya, saya hampir lupa, Terima kasih sudah membantu saya, tadi saya tidak sempat mengucap kata terima kasih sewaktu kamu membantu saya. Terima kasih yaa.", ujar Rasva.
"Sante aja lah.", balas Kinan.
****
Bel istitahat pun berbunyi, bebrapa siswa langsung keluar kelas, dan ada juga yang langsung melencing menuju kantin karena perutnya berbunyi karena lapar.
"Kekantin yuk ras, lo kan baru disini jadi sekalian lihat-lihat sekolah ini gitu, mumpung gue lagi baik nih.", ajak Kinan. Rasva hanya mengangguk dan mengikuti Kinan di belakangnya.
"Oiya, mumpung lo disini masih baru, gue mau ngasih tau nih, disini tuh ada 2 hal yang perlu elo perhatiin, dan elo harus hati-hati kalo udah berurusan sama 2 hal itu. Lo tau kan tiap sekolah ada yang namanya 'geng' apalah itu namanya.", ujar Kinan.
"Sekumpulan anak yang menurut gue, kaya , gak pinter tapi belagu.", lanjut kinan. Rasva mendengarkan dengan seksama.
"Lalu?", tanya Rasva lagi.
"Yaaa, elo harus hati hati. Geng yang pertama itu genk cewe dipimpin oleh Fransisca Deviona, katanya sih bapak dia tuh salah satu donatur gede, tp ga gede gede amet. Cuma ya gitu, apa yang dia mau harus di turutin, kalo kagak, behh bisa mampus seketika, di sekolah ini tuh ga ada yang berani sama dia. Kalo pun berani, kelar udahhh, habiss tuh orang sama dia" ujar Kinan dengan nada yang dibuat buat dan terkesan menyeramkan.
"Rasanya jadi horor ya?", tanya Rasva lagi.
" Ya gitu, apalagi elo anak baru, jadi bener-bener harus jaga sikap. Kalo nggak, elo bisa ditelen idup-idup sama si Siska ituuu, mau lo?.", lanjutnya.
Rasva begidik ngeri sambil menggeleng tanda tidak mau.
"Lalu yang kedua?", lanjut Rasva bertanya.
"Yang kedua itu kumpulan bad-boy yang kece tapi ya gituu... Anak BOTS sama Anak R2D, BOTS itu Billy, Ojan, Tama, sama yang terakhir Sandy. Kalo yang R2D itu Rizky, Romi, Dirga, kece kece tapi pada dingin semua.." Lanjut Kinan
"Jadi disini makanan yang enak yang mana?", tanya Rasva memecah kebosanan karena Kinan membicarakan tentang anak anak yang tentunya gak akan pernah mengusik hidupnya, karena ia ingin hidup tenang di sekolah ini.
"Soto ayam bu Eka yang paling yahuttzzz. Yok pesen.", ajak Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...