Melihatmu menatapku dengan tatapan sendu
Membuatku gelisah
Bukan karena aku sedih,
Tapi aku takut kehilanganmu (lagi)
Dan untuk kesekian kalinya,
Aku menyadari bahwa kamu sungguh bermakna
****
Pagi ini,bandara Soekarno-Hatta nampak begitu ramai, Haryo diikuti para bodyguard turun dari pesawat Garuda Indonesia, meskipun Haryo merupakan salah satu konglomerat yang memiliki kekayaan begitu banyak, ia nampak begitu sederhana.
"Jangan hubungi Billy dan Rasva, saya ingin mengagetkan mereka.", ucap Haryo dengan senyumnya.
"Iya tuan.", ucap salah satu bodyguardnya.
****
Billy berkali-kali mengecek kening Rasva yang begitu panas. Billy nampak begitu cemas.
"Ngggggggrrr....", Rasva menggerang, ia terbangun.
"Udahhh, kakak sekolah aja, kan disini ada Bibi, udah sanaa.", ucap Rasva ketika melihat Billy menatapnya dengan cemas.
"Yaudah, gue berangkat dulu ya dek, nanti dokter Danu kesini.", ucap Billy, sambil mengelus pelan puncak kepala Rasva.
Rasva mengangguk dengan lemah.
Setelah kepergian Billy, Rasva mencoba untuk tidur, suhu tubuhnya mungkin saat ini mulai meningkat, ia menarik selimutnya menutupi semua tubuhnya kecuali bagian kepala.
****
Kinan terlihat kebingungan, beberapa kali melihat jam , sudah jam 7 kurang 10 menit, Rasva kenapa belum masuk. Kegelisaahan Kinan membuat Alvin bertanya tanya.
"Lo kenapa kin?", tanya Alvin.
"Rasva dimana ya?", tanya balik Kinan.
"Gelisah banget sih", ucap Alvin sambil melihat Kinan berjalan kesana kemari.
"Iya, kan biasanya dia dateng tepat waktu, mana gak ada kabar lagi dari kemaren.", ucap Kinan khawatir.
"Lo gak bisa gitu sambil duduk?', tanya Alvin. Kinan menggeleng .
"Gue pusing ngelihatin elo mondar mandir.", keluh Alvin.
"Yauda gausah dilihat.", ketus Kinan. Alvin hanya diam, kemudian berjalan pergi meninggalkan Kinan.
"Nah kan, ditinggal gue.", ucap Kinan menatap kepergian Alvin.
****
Billy terus melamun di parkiran, membuat Ojan, Tama, dan Sandy ikut khawatir.
"Lo kenapa sih?", tanya Ojan.
"Iya lo kenapa sih Bill, melamun aja dari tadi.", ucap Sandy.
"Iya, gue udah mulai jenuh nih, dari tadi para dedek emes cuman manggil elo, gak ada yang manggil gue.", keluh Tama yang membuat Ojan dan Sandy seketika menengok dan menjitak kepala Tama.
"ADUHHH!! SAKET NJENGG!", ucap Tama sambil mengelus elus puncak kepalanya.
"Salah sendiri lo gak jelas.", ucap Sandy.
"Yaudah gue mau diem aja.", ucap Tama.
"Lo kenapa sih Bill?", tanya Ojan.
"Adek gue sakit.", ucap Billy, seketika membuat teman-temannya terbengong-bengong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...