Malam sunyi, udara dingin menusuk ketebalan baju yang dipakai Dirga, Sejenak kesunyian itu membawa suasana yang cocok untuk seorang Dirga yang sedikit suka menyendiri. Tiba tiba ia teringat oleh suatu hal, Rasva, cewek dengan senyum manis yang ia tolong itu, senyumnya mirip dengan seseorang yang entah siapa, Dirga lupa.
Muncul sebuah notifikasi line dari seseorang di hp milik Dirga.
Kinan Willasaf : Ini gue kinan yg td lo kasih amanat, Rasva demam.
Kinan Willasaf : Tp gue gaboleh ngasih tau lo sebenernya.
Kinan Willasaf : ini idline Rasva, lo bs tanya sendiri. Id : avsar45
Dirga diam, ia hanya diam melihat pesan dari Kinan. Lalu mengetik sesuatu untuk anak itu.
Dirga: Ok, nnt gw tanya sendiri. Mksh.
Dirga menatap layar ponselnya lama. Lalu mengetik sesuatu, menghapusnya, mengetiknya lagi, menghapusnya lagi, mengetiknya, lalu menghapus begitu terus sampai jam menunjukan pukul 21.00 , akhirnya ia memutuskan untuk tidur dan tidak jadi bertanya kepada Rasva.
****
Matahari tak menampakan sinarnya pagi ini, awan mendung menutupi langit Jakarta. Udara yang biasanya terasa panas, seketika menjadi dingin. Rasva yang baru saja turun dari mobilnya setelah berpamitan dengan pak supirnya, seketika merasakan dingin, untungnya ia membawa jaket karena memang saat ini badannya sedang tidak fit. Dan kemudian berjalan menuju kelasnya yang agak jauh dari pintu utama di sekolahnya.
"RASSSSSSSSSSSSSSS", teriakan keras dari depan pintu kelasnya menjadi sambutan pagi untuk dia. Rasva yang baru sampai hanya tersenyum melihat Kinan berteriak-teriak seperti itu.
"Lo udah sembuh? Katanya mau gak masuk? Gajadi? Padahal gue pengen bolos buat jengukin elo", tanya Kinan cemberut.
Rasva tertawa, "Aku gak selemah itu", ucapnya. Singkat, padat, dan jelas. Melihat Rasva mengatakan hal itu, Kinan melongo.
"Nah gitu dong kalo ngobrol jadi gak kaku kann, siapa dulu dong yang nyuruh haha.", Kinan tertawa renyah. "Btw grgr kemarin, tadi waktu gue ke kantin buat beli roti, banyak yang ngomongin lo yang di gendong si Dirga.", ucap Kinan heboh.
"Ohh gitu.", Singkat, padat dan jelas ucapan Rasva.
"Cuma gitu tanggepan lo?" Kinan bingung. Ni anak moody banget,kadang ceria, kadang cerewet, nah tp sekarang ngapa cuek kayak bebek kecebur got? pikir Kinan.
Rasva mengangguk.
"Lo pms?", tanya Kinan penasaran. Rasva mengangguk lagi.
"Pantes." Kinan hanya mangut mangut mengerti.
"Alvin mana?", tanya Rasva setelah menyadari tidak adanya kehadiran seorang Alvino di sekelilingnya.
"Ga masuk kayaknya, coba lo line.", suruh Kinan. Rasva mengangguk.
Rasva Kirana : Vin, dmn?
Alvino Arga : di rumah pakdhe, kenapa ras? Gw izin ga masuk.
Rasva Kirana : Oh gt, Kinan nyariin.
Alvino Arga : Nnt biar gw yg ngeline dia, baru juga sehari di tinggal udah kangen dia wakaka
Rasva Kirana : Ada-ada aja, yaudin aku mau makan dolo.
Alvino Arga : Oke.
"Nanti Alvin bakal line lo kin,", ucap Rasva sambil cengengesan.
"Kenapa?", Kinan masih fokus pada bukunya.
"Apanya yang kenapa?', Rasva menyengitkan alisnya,
"Kenapa Alvin?",
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...