Banyak pasang mata melihat Dirga dan Rasva, terutama para fans Dirga yang menatap mereka dengan tajam. Tak jarang juga ada yang tersenyum senyum.
Dirga mengantar Rasva hingga sampai depan kelasnya.
"Biasanya orang pacaran kalo abis di anter ngomong apa?", bisik Rasva dengan polos . Dirga mengangkat bahunya dan tertawa kecil.
"Woyyyy!!", teriak Kinan dari arah berlawanan, di ikuti Romi dan Rizky.
Dirga dan Rasva menoleh.
"Eh elu kutub es, abis nyulik temen gue kemana lo? Gue cari muter muter juga." Omel Kinan.
"Eh dasar anak ayam.", toyor Dirga pada Rizky dan mengabaikan ucapan Kinan.
"Aduh aduh, ampun ampun, Kin tolongin gue.", ucap Rizky kemudian bersembunyi di belakang badan Kinan.
"Ihhh apaan sih lo, ga usah pegang pegang gue. Inget gue sebel sama lo!!", marah kinan
"Sama gue aja marah, coba sama Romi, bahagia aja terus.", cemberut Rizky.
Romi memukul pelan pundak Rizky, "Apaan gue diem, kenapa kena juga?", protes Romi.
"Gimana Ga? Sukses?", tanya Romi pada Dirga. Ia mengangguk.
"Lo abis di apain sama si Kutub Es?", tanya Kinan pada Rasva.
"Ga diapa-apain.", ucap Rasva datar.
"Nanti pulang bareng gue.", ucap Dirga kemudian pergi. Berjalan mendahului Romi dan Rizky yang tersenyum gembira.
Kinan melongo, kemudian menatap Rasva meminta penjelasan.
"Gamau tau gue minta penjelasan serinci mungkin.", ucapnya sambil melipat tangan.
Rasva berjalan menuju bangkunya di ikuti Kinan. Kemudian bercerita tentang apa yang ia alami hari ini. Kinan mengangguk angguk mengerti.
TETTTTTTTT...
Jam istirahat telah berakhir. Pelajaran Sejarah Indonesia pun di mulai. Kinan mendengus kesal. Pasalmya ia tidak menyukai pelajar itu, ralat bukan pelajarannya tapi gurunya. Gurunya begitu menyeramkan menurutnya.
***
Benar apa yang bicarakan Dirga, ia mengunggu Rasva meskipun Dirga tidak menjemput Rasva di kelasnya tapi ia menunggu Rasva di parkiran. Banyak sekali yang menyapa Dirga tapi tak ada satupun yang Dirga balas.
Sejam...
Dua jam...
Tiga jam...
Dirga berkali kali melihat jam, dan menanti kedatangan Rasva, namun nihil yang dicari justru tidak ada. Sekolah benar benar sepi kali ini. Dirga tak yakin jika masih ada anak di dalam sekolah, mungkin ada anak ekstra tapi tak mungkin seorang Rasva mesih berada di dalam. Ia kemudian memasuki mobilnya dan melajukannya keluar sekolah.
Dirga melihat seorang gadis yang menunggu jemputan sambil mendengarkan lagu dan menari nari tidak jelas. Ia menghampiri dengan pelan.
***
Rasva mendengarkan lagu Imagination dari Shawn Mendes, lagu favoritnya untuk saat ini. Ia melihat ada mobil mendekat, segeralah ia menari nari tidak jelas. Menurutnya jika ia menari tidak jelas, orang akan melihatnya sebagai orang gila baru, jadi tidak akan ada yang berani mendekatinya.
"You got me thinking what we could be'cause.. I keep craving craving, you dont know it but its true, Cant get my mount to say the world..." sekilas ia melirik mobil itu, kenapa makin deket, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...