Dirga mengerjap-ngerjapkan matanya, menatap langit kamarnya. Matanya nampak memerah karena tidur yang tidak begitu nyenyak. Ia kemudian bangun , duduk di samping tempat tidur. Seketika teringat bagaimana kabar mamanya, mama yang dulu begitu menyayanginya, kini pergi entah kemana, karena wanita bodoh itu.
Ia mengusap kasar wajahnya, menatap nanar foto yang ada di samping tempat tidurnya itu.
Krieettt...
Pintu terbuka, terlihat seorang wanita tua.
"Dirga, sudah bangun nak?", tanya wanita tua itu.
Dirga hanya diam, tanpa menatap wajah wanita tersebut.
"Mama sama papa tunggu dibawah.", lanjutnya.
Dirga tak menggubris, ia hanya diam.
Selesai mandi Dirga langsung berjalan menuju lantai bawah, ia sudah merasa bahwa dibawah ada Papanya dan wanita itu. Tanpa berkata apapun, Dirga langsung melengos pergi.
"DIRGA, SEJAK KAPAN KAMU GAK PUNYA SOPAN SANTUN KAYAK GINI?" , Bentak kasar Arya.
Langkah Dirga terhenti.
"PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU KAYAK GINI!", lanjut Arya.
"SEJAK KAPAN? TERNYATA PAPA BELUM MENYADARI ITU, SEJAK WANITA ITU DATANG KESINI DAN NENDANG MAMA PERGI", balas Dirga tak kalah ketus.
"DIRGA!! Jaga omongan kamu, dia sekarang adalah Mama kamu.", ucap Arya
"Maaf pa, MAMA-ku cuma satu yaitu Mama Maya dan gak akan ada yang bisa gantiin. Termasuk wanita itu", tunjuk Dirga pada Rina.
"DIRGA!!!! JAGA UCAPAN KAMU", bentak Arya.
"Udah pa, kamu jangan salahin Dirga, jangan marahin Dirga, aku emang pantes digituin.", ucap Rina menenangkan Arya.
"Tapi dia keterlaluan sama kamu, udah lebih dari 8 tahun, sikapnya terus-terusan kaya gini.", balas lembut Arya.
"Aku pergi, muak sama drama kalian.", Dirga berjalan pergi.
Rina menatap nanar anak tirinya itu, 'Sudah 8 tahun berlalu Ga, mama pengen banget kamu manggil mama itu ibumu'.
Dirga menatap layar ponselnya, ia mencari nama Rasva. Mungkin kali ini, hanya gadisnya itu yang bisa menenangkannya. Kemudian ia melajukan mobilnya menuju rumah Rasva.
****
Rasva duduk diam dimeja dekat dapur, ia melihat para bibi memasak dengan cerianya, dialuni musik dangdut kesukaan para bibi.
"Bau nyaa bikinn laperr, untung sekarang hari minggu, bisa makan banyak dehh.", ucap Rasva yang membuat para bibi tertawa.
"Ayo goyang duyu, simpan saja gengsimu, ASIK, ASIK, angkat jempolnya ASIK, ayo goyang duyu.."
Rasva tertawa mendengarkan nyanyian tersebut. Seketika tercengang menatap layar ponselnya. Dari Dirga.
[LINE] Dirga Mahesa : Gue didepan
Rasva langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Ehh non Rasva mau kemana?", tanya bi Ijah.
"Mau kedepan bii, emergency ", ucap Rasva sambil berlari terbirit-birit.
****
Dirga duduk di depan mobilnya sambil melipat tangan di dada. Ia menoleh melihat pintu rumah Rasva yang terbuka. Dengan sedikit tercengang karena melihat Rasva yang nampak begitu sederhana dengan babydoll beruangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...