Happy Reading!!
Bell pulang sekolah berbunyi. Dirga segera melangkahkan kakinya menuju uks untuk menjemput Rasva tentunya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Siska dan teman-temannya di dalam uks. Ia hanya mengintip sedikit, takut takut bila Siska melakukan hal buruk lagi. Hal itu justru membuat Dirga tak betah, ia langsung masuk tak jadi mengintip seperti stalker.
"Ngapain lo?" Suara Dirga membuat Siska dan teman-temannya menoleh.
"Kenapa sih Ga?" Siska menatap Dirga dalam.
"Pergi, gue gamau lihat lo." sinis Dirga
"Urusan kita udah selesai" lanjutnya.
Siska mencengkram tangan Dirga,"Kenapa sih Ga? Sedikitpun kamu ga noleh ke aku. Aku gak ngerti salah aku. Aku gak ngerti lagi gimana cara baikan sama kamu. Aku dah mencoba untuk jadi yang lebih baik. Tapi lihat, kamu bahkan ga ped..."
"Lagi-lagi lo tanya hal yang gak masuk akal." Dirga menggelengkan kepalanya.
Dirga menatap Siska, "Dan lo masih nanya salah lo apa?"
"Ga please, ngertiin aku"
"Ck.. lagi-lagi lo mojokin gue seakan disini gue yang paling salah. Dan lo minta gue ngertiin lo? Sis, please, emang kapan lo ngertiin gue? Sekalipun kayaknya gak pernah"
Dirga melepas paksa cengraman Siska.
"Sekali lagi, cerita kita udah selesai. Cukup. Gue gak mau ada urusan sama lo lagi. Dan cukup, jangan lagi lo buat gue kecewa karna kelakuaan lo untuk kedua kalinya. Silahkan pergi."
Dengan mata berkaca kaca, Siska keluar uks di ikuti teman-temannya. Pikiran siska kini campur aduk, antara marah, kesel, sedih, pen nangis, tapi juga seneng Dirga mau ngomong sama dia. Siska mencoba mengabaikan semuanya.
"Gue gak bakal diem Ga" batin Siska.
Dirga menatap nanar Rasva yang masih tertidur. Tak tega rasanya membangunkannya. Tapi kalo dibiarin juga gak enak. Dirga dilema.
"Rass, bangun, pulang yuk." ucap Dirga sambil mengelus punggung tangan Rasva.
"Errhhhgg..." Rasva terbangun, ia mencoba untuk duduk. "Udah jam pulang sekolah ya Ga? yaudah yuk pulang."
"Pelan pelan."
"Iyaa."
Sesampainya di mobil Dirga, Rasva terdiam tak ada kata-kata bawel yang diutarakan ke Dirga.
"Kamu kenapa sih?" tanya Dirga lembut, ia mengubah logatnya dari Lo-Gue, menjadi Aku-kamu.
Rasva menggeleng, "Aku nggapapa kok, kamu tenang aja"
"Masih pusing?"
Rasva menggeleng.
Tak lama, mobil Dirga sampai di kediaman Wijaya. Dirga mengantar Rasva hingga sampai kamarnya. Membantunya membawa tas beserta tentengannya.
Rasva menghentikan Dirga di depan kamarnya.
"Aku ganti baju dulu, nanti kamu boleh masuk kalo aku udah ganti, oke?" suruh Rasva. Dirga hanya mengangguk. Dia benar-benar menunggu Rasva di depan pintu kamarnya.
Cklekkk..
"Udahh" Teriak Rasva dari dalam.
"Gue boleh masuk ni?" tanya Dirga, membuat Rasva mengangguk mantap.
Dirga melangkah masuk, melihat sekeliling, interiornya tak jauh beda dari anak perempuan kebanyakan, masih sama nuangsa cewek dan tentunya wangi.
"Lo ga pengen istirahat?" tanya Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Fiksi RemajaIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...