DOR.. DOR.. DOR..
Tembakan udara cukup terdengar keras. Vanya hanya dapat terdiam memeluk kedua anaknya Billy dan Rara yang sedang ketakutan.
"Mas aku harap kamu cepet datang", batin Vanya.
"Mama Rara takut huhu.." tangis Rara meruak.
"Cup cup sayang, jangan takut ya mama disini. Kita nunggu papa sama kakek ya sayang, mereka pasti datang." ucap Vanya menenangkan Rara.
Di tangannya kini sudah membawa sebuah pistol yang berisi peluru. Dia memang sengaja menyimpat pistol untuk berjaga-jaga ada kejadian seperti ini. Di Depan rumahnya sudah banyak orang yang masuk, mereka sepertinya musuh terselubung WJ grup yg dengan sengaja melakukan pemberontakaan.
Matanya beralih ke Billy memeluknya lalu meraih wajahnya dengan mata berkaca-kaca. "Billy, anakku sayang, apapun yang terjadi kamu harus jaga rara ya, meskipun papa sama mama udah ngga ada di sisi kalian. Mama percaya sama kamu nak, kamu bisa ya, Billy sayang. Mama yakin kamu pasti bisa jadi orang baik, Mama bangga punya kamu nak. Mama Papa sayang sama kamu." Billy hanya mengangguk angguk.
Suara langkah kaki terdengar.
"Billy Rara..., denger mama baik-baik, habis ini kalian lari menjauh dari rumah, mama yang bakal menghadang mereka." Vanya melihat kedua anaknya yang terlihat sayu dan ketakutan.
"Tapi maa.." ucapan billy terpotong,
"Udah ga ada waktu sayang, kamu harus pergi sekarang, ayoo" tarik Vanya
Tiba-tiba..
Greppp..
Vanya mengarahkan pistolnya ke orang tersebut yang ternyata Rava datang, dan langsung memeluk mereka. Raut wajah khawatir pun terlihat.
"Kalian ngga papa? Sekarang waktunya lari, tempat ini udah nggak aman untuk kita." ucapan Rava terdengar tergopoh-gopoh
"Paa, rara takutt" tangis Rara menjadi, Rava langsung menggendongnya.
"Udah! gak ada waktu untuk ngobroll!!!"
Di tangan Rava sudah ada pistol untuk berjaga-jaga. Mereka segera menuruni tangga banyak pasukan yang sudah luluh lantah tetapi di depam masih ada beberapa pasukan lagi.
DOR.. DOR.. DOR
Dua tembakan keras tepat mengenai punggung Rava, membuatnya melemah hampir jatuh. Ia menurunkan Rara dari gendongannya.
"Mass!1!1" Vanya teriak histeris.
"PAPAAAAAAAAA"
"KALIAN LARI SEKARANG BIAR AKU YANG HADEPIN MEREKA, CEPET LARII!1!1 BILLY BAWA ADIKMU PERGI, CEPAATT!1!1"
DOR.. DOR..
"Ak..uu saa..ya..ng.. ka..lii.. an.. bi..lly..ra..raa uhukk..."
Billy dan rara masih berlari di ikuti mamanya di belakan yang tak jarang melucurkan pistolnya kearah mereka yang mengejar.
Tembakan keras berkali kali terdengar.
DORRR...CTAKKK...
Vanya lunglai, ia langsung ambruk di tanah, tepat di dada kirinya, tembakan itu melayang.
"MAMAAAA MAMAAA" teriak Billy dan Rara.
"RAAA AWASSSS"
DORRRRR....
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir atau Kebetulan
Teen FictionIni bukan hanya cerita tentang pertemuan seorang wanita dengan lelaki, tapi juga tentang sebuah takdir yang pada nyatanya bukan sekedar kebetulan. Cerita ini bercerita tentang kisah pilu sebuah keluarga, pahit manisnya sebuah persahabatan, juga rumi...