3. iya Luna suka Kalang

45 14 6
                                    

"Terkadang menjadi tidak tahu lebih menyenangkan dari pada mengetahui lalu tersakiti"

                ........................

Kalang telah siap untuk acara pensinya hari ini. SMA Taruna bangsa memang selau mengadakan kegiatan pensi tahunana guna mengembangkan potensi para siswa siswinya.

Setiap kelas diwajibkan menampilkan minimal satu penampilan yang akan di lakukan di atas panggung pensi tahun ini.

 
"Lang pokonya gue gamau tau acaranya sebentar lagi mau mulai dan si curut malah kaga masuk"

"Jadi?" jawab kalang dengan santainya

"Ya jadi lu gantiin si curut buat main gitar"

"Males ah gue kaga mau" ucap kalang

"Lang pliss gue tar dimarahin ibu negara gimana" ucap bima sedikit kesal karena ia tak mau di beri omelan sang ibu negara alias bu romi atau sang wali kelasnya yang menyeramkan.

"Lang" ucap bima memelas

"Yaudah iya gue mau" ucap kalang setengah ikhlas.

Hanya butuh sepuluh menit untuk Kalang menyesuaikan petikan gitarnya dengan temannya yang bertugas bernyanyi.

Ini yang pertama bagi Kalang, meskipun hanya beberpa orang yang mengetahui potensi kalang dalam bermain gitar tapi orang diluaran sana belum banyak yang mengetahui bahwa kalang dapat bermain gitar.

kini Penampilan Kalang akan segera dimulai Kalang mempersiapakan dirinya iya menarik napas panjang lalu segera naik ke atas panggung.

Seluruh siswa dibuat heran karena pemain gitar tahun ini berbeda kali ini pria yang dikenal pandai itu yang bermain Gitar.

Kalang mulai memainkan gitarnya yang diiringi oleh suara merdu Fania yaitu teman sekelasnya.

Dimalam yang sesunyi ini
aku sendiri
tiada yang menemani

Akhirnya kini ku sadari
dia telah pergi
tinggalkan diriku..

Akankah semua kan terulang kisah cintaku yang seperti dulu
Hanya dirimu yang ku cinta dan ku kenang

Didalam hatiku takan pernah hilang
Bayangan dirimu.
Untuk selamanya........

Mengapa terjadi kepada dirimu akau tak percaya kau telah tiada haruskan ku pergi tinggalkan dunia agar aku dapat berjumpa denganmu..

Semua siswa bersorak karna penampilannyanya yang menakjubkan ada pula sekumpulan siswa yang terbawa perasaan karena lirik lagu yang mereka bawakan.

Tapi berbeda dengan Luna ia tidak mementingkan lagu tersebut yang lebih ia sukai adalah instrumen yang Kalang mainkan. Luna sungguh tak percaya dengan bakat yang kalang miliki

"Sempurna" gumam Luna yang terus memperhatikan kalang dari kejauhan

Luna tak tahu harus bagaimana rasanya perasaannya untuk Kalang sudah bertambah tujuhribu kali lipat bahkan tujuh ratus ribu kali lipat.

Diam diam senyum Luna mengembang ketika terus melihat Kalang tersenyum dihadapan seluruh siswa.

"Oke sekarang gue mau ngomong sesuatu yang menurut gue ini penting, jadi buat siapa saja yang merasa ngasih gue sesuatu tiap pagi bisa temuin gue pas pulang sekolah di taman sekolah, makasih" ucap Kalang sebelum mengakhiri penampilannya.

Luna terpaku ditempat rasanya penderitaannya yang baru saja kemarin ia alami akan ia raskan lagi

"gue gaberani" gumam Luna

                          🍃

Luna gelagapan sendiri ia bingung apakah ia harus menemui Kalang atau tidak.
Apakah ia harus mengucapkan hal yang sejujurnya atau tidak.

Luna menatap cermin Toilet sekolah dengan mulai meyakinkan dirinya sendiri.

"Gue bisa gue harus berani, ini saatnya buat bikin dia ngerti kalo selama ini gue suka sama dia"
Ucap Luna dengan memeberanikan dirinya sendiri.

seperti ada seorang malaikat yang  membangkitkan hati Luna, tapi satu detik kemudian

"tapi gue takut, gausah aja kali ya" ucap Luna pada cermin dihadapannya

Luna geram sendiri sedari tadi hatinya sangatlah labil.

"fix gue berani" ucap Luna menyemangati dirinya sendiri

Luna mulai berjalan menuju taman sekola keadaan saat ini sudah lumayan sepi. Ia rasa ini pertanda yang baik supaya ia tidak mempermalukan dirinya sendiri.

"Kalang" ucap luna

"Iya eh lo ngapain disini"

"Kan lo yang nyuruh"

Kalang membulatkan matanya ternyata gadis ini yang diam diam memberikannya sesuatu tiap pagi.

"Oh oke" jawab Kalang santai

Luna heran dengan jawaban yang Kalang berikan ia kira pria dihadapannya ini akan marah tapi ternyata tudak sama sekali

"Lo gamarah kan?" tanya Luna hati hati

"Gue gamarah cuma gue mau minta alasan kenapa lo kaya gitu ke gue"

"Emm, gue pengen aja"

"Gutu aja?"

"Iya"

"Gamungkin, jawab yang jelas aja gue gaakan marah"

"Sebenernya gue suka sama lu" pipi luna mulai memerah ia menahan semua rasa malu yang ada pada dirinya

Sumpah demi apapun luna sanagt benci saat saat seperti ini kenpa mulutnya bisa mengatakan hal seperti itu, tapi apa daya mulutnya sudah berkata dengan begitu mudahnya.

"Oke jadi itu alasan lu, gapapa gue gaakan marah"

Hati Luna sedikit tenang mendengar ucapan Kalang setidaknya setelah mengetahui kenyataanya pria itu tidak membentak atau memarahinya

"Tapi jangan lakuin itu lagi gue gasuka cewe yang ngejar ngejar cowo, gue minta lu jangan bertindak berlebihan jangan. Apalagi sampe jadi cewe muarahan ya"

"Tapi gue ga murahan" ucap Luna dengan mata yang mulai memanas, menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapan orang yang ia sukai.

"Iya gue tau gue cuma ingetin aja"

Luna memilih diam yang Kalang ucapkan tadi sedikit membuat hatinyatersakiti tapi luna masih bersyukur setidaknya kalang tidak marah atau kesal kepadanyal

"Gue minta maaf kalo gue gabisa punya perasaan sama lo jadi gue harap lo jangan terlalu berharap  ke gue takutnya lo malah sakit hati" jelas Kalang yang langsung meninggalkan Luna yang masih terdiam tanpa menunggu jawaban.

Hati Luna sakit.

kenyataannya memang seperti ini, Kalang tidak menyukainya tapi bagaimana bisa luna tidak berharap jika setiap kali melihat kalang perasaannya selalu muncul dan semakin bertambah.

Luna menghapus air matanya ia meyakinkan dirinya untuk tidak terlihat lemah dihadapan siapapun.
.
.
.

Tengkyuu udh mau baca 🐰

Alunan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang