10. Crazy love

39 8 0
                                    

Vote yayayayayay .

.
.

"Berani beraninya kamu masuk ke hati saya tanpa izin dan sulit untuk pergi meskipun hanya sekedar pamit"

     .............................................

Luna terdiam saat melihat Kalang, Bima dan Tama sudah ada dihadapannya.

"Kalian ngapain disini" ucap Tami kaget karena saat mereka sedang asik mengobrol tiba tiba ketiga orang itu datang

"Kalian ko disini" ucap Luna mengerutkan keningnya

"malah nanya kita nyari nyari kalian" ucap Bima

"ngapai juga lu nyari kita, ga penting si"

"eh jangan pd, gue nyari lu karna kasian kalo lu kita tinggal mau pulang naik apa"

"ya kendaraan umum lah"

"udah sukur sukur kita cariin malah marah marah, heran gue sama lu"

"bodo amat, terserah gue"

"udahh kalian dari masuk sampe mau ke luar mall masih aja debat, baikan napa"

"emang kalian berantem" Tanya Luna kehernaan karna ia disini masih tidak tau apa apa.

Luna mematap Bima dan Tami bergantian, tapi keduanya masih enggan untuk menjawab.

"Lun hayu mending balik udah kemaleman, gue anterin lu masalah si Bima sama Tami tar lu juga tau sendiri" ucap Kalang

"yaudah iya"

"Tami buruan pake tas lu kita pulang sekarang" ucap Tama

"Lah gue doang yang pulang sendiri" ucap Bima

"Rasain" gumam Tami.

                            🍃

keadaan sudah cukup gelap, kota Jakarta semakin ramai. dan malam ini Luna masih berada tepat di motor yang sama dengan kalang.

Luna berusaha memeberikan jarak antar Kalang. ia tidak memegang sama sekali, meski ia tau ia takut terjatuh tapi ia lebih memilih seperti ini.

Keadan jalan cukup lancar tapi kali ini gerimis mulai turun membasahi sekitar jalanan.

"Lun Lu mau pake jas hujan" Tanya Kalang yang masih menjalankan motornya

"gausah bentar lagi Luna nyampe rumah, mending Kalang aja yang pake"

"oke" Kalang mempercepat laju kendarannya yang sontak membuat Luna tanpa sengaja memegang pinggang Kalang.

Hening.

sedari tadi tidak ada pembicaraan antara Kalang dan Luna, selain Kalang yang meminta Luna menggunakan jas hujan.
Perjalanan kali ini benar benar berharga bagi Luna, ia benar benar bahagia.

apakah semuanya akan terus seperti ini?

apa ia akan terus sedekat ini dengan Kalang?

atau jangan jangan ini adalah yang terakhir baginya?

ah memikirkannya saja bisa membuat Luna tersenyum bahkan bersedih.
"Lun" panggil Kalang yang membuat Luna sadar akan lamunannya

"ini udah di depan  komplek dan lo tinggal tunjukin aja arahnya"

"ia" ucap Luna yang langsung memberi arahan melalui tangannya kepada Kalang.

Luna baru saja turun dari motor kalang. rasanya ia seperti tidak rela harus berhenti dalam keadaan se beruntung ini. bagi Luna bisa bersama dengan Kalang sedekat ini adalah suatu hal yang membahagiakan.

Alunan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang