"Mungkin nanti Kamu akan mengerti, tentang sebuah perasaa yang tanpa syarat tapi penuh harapan"
...............................
Luna tersenyum saat melihat kalang mulai masuk melewati gerbang Luna berada tepat dibelakang kalang.
"Woy" ucap Kalang membalikan badannya karna merasa ada yang mengikutinya
"Eh" ucap Luna kaget
Kalang hanya menggeram saat melihat Gadis berlesung pipi itu ada dibelakangnya
"Lu ngikutin gue?" Tanya Kalang
"Engga ko Luna ga ngikutin, orang Luna mau ke kelas" ucap Luna gugup
"Oh" ucap kalang lalu melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.
Luna memegang dadanya sendiri ia merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat setiap kali bersama dengan Kalang.
Ia menghirup napas dalam dalam lalu menetralkan kembali detak jantungnya yang tengah berdisko ria.
.
.Kalang POV
Kalang memasuki kelasnya, keadaan kelas masih sepi masih banyak siswa dikelasnya yang belum juga datang, ia berjalan menuju bangkunya lalu duduk dan menyimpan tasnya.
Pagi ini bisa dibilang cukup cerah keadaan jalanan pun tidak terlalu macet sehingga ia dapat lebih cepat samapai menuju sekolah.
Kalang teringat tragedi tadi saat ia mengira gadis bernama Luna itu mengikutinya, lalu ia mengingat kembali saat gadis itu bilang kalau ia menyukainya, anehnya Kalang tidak marah ataupun merasa keberatan mendengar fakta bahwa Luna menyukainya.
Senyum kalang mulai mengembang, meskipun senyumnya itu tipis bahkan teramat tipis sehingga orang lain mengira bahwa ia sedang tidak tersenyum."Pagii curutt" ucap Rizal yang berhasil memberhentikan lamunannya
"Eh lu kali yang curut" ucap Kalang kesal
"Iya gue curut lo curut jadi kita bapak curut"
"Bapak curut lu ngomong ko kaga ada nyambung nyambungnya ya"
"Sambungin aja, biar bisa nyatu kalo udah nyatukan tenang gabakal ada yang pisahin kita karna kita itu kan udah jadi satu" ucap Rizal so dramatis
"Gimana lu"
"iye iye, Lang gue denger kemarin lu gantiin gue main gitar"
"Kaga"
"Tapi si Bima ngomong ke gue"
"Kaga"
"Anjir gue serius oon"
"Kaga"
"Lang gue santet online lu baru tau rasa"
"Kaga"
"Anjir"
"Kaga"
"Tai"
"Kaga"
"Lang pakyu"
"Pakyutu" ucap kalang sedikit tertawa
"Kaga" ucap rizal
"Ngikuti lu kaga kreativ"
"Kaga"
"Anjir"
"Kaga"
Begitulah Kalang dan sahabatnya Rizal tidak pernah ada yang mau kalah dan menang setiap berdebat.
"Iya gu gantiin lu, tapi ga grastis ya" ucap Kalang
"Mana ada kalo ke temem tuh kaga ada yang namanya bayar bayaran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan.
Random"Aku ingin menulis sebuah kalimat yang benar benar tulus, sangat tulus, bahkan teramat tulus. Kali ini aku katakan bahwasannya AKU BARUSAJA MENCINTAIMU" ............................. ini hanya kisah seorang Luna, gadis periang yang memiliki nama pan...