LIMA BELAS

4.4K 503 32
                                    

SEBELUM KALIAN BACA PART INI, GUE MAU CUAP CUAP DULU DIKIT, TOLONG DISIMAK YA EHEHEH

Sebelumnya gue mau ngucapin terimakasih banyak buat pembaca ff ini karna gue gak nyangka bisa dapet 6k readers dan 1k votes, padahal ini ff k-pop pertama gue dan gue ngerasa seneng aja karna feedback baik dari kalian, tapi jangan dibandingin sama author yg ff nya udah jutaan wkwkwk ff gue mah gada apa apanya kalo di bandingin mereka.

Sekali lagi terimakasih banyak buat readers yang udah setia baca ff ini, maap kalo gue jarang update karna pada tau kali ya sibuknya anak semester 5 kayak gimana, apalagi gue dari pagi ampe sore praktek terus *ehh maaf jadi curhat.

Okelah cukup cuap cuapnya hehe, selamat membaca ^^

***

semuanya akan kembali seperti semula, aku akan kembali melihat betapa menyedihkannya kehidupan. Entah senang atau tidak disaat aku mengetahui jika aku mendapatkan donor mata.

Disinilah aku sekarang, berbaring diatas bangsal rumah sakit yang dingin, menunggu obat bius yang bereaksi terhadap tubuhku. Hingga saat ini aku belum tahu siapa yang telah suka rela mendonorkan matanya kepadaku. Aku tidak yakin bisa bertemu dengan pendonor itu setelah aku bisa melihat, karna krmungkinan besar ia akan meninggal setelah mendonorkan matanya.

Takdir bisa saja dirubah, sepertihalnya ia yang mendonorkan matanya untuk masadepanku yang lebih baik, dibalik kehidupanku yang tertolong maka akan ada nyawa orang lain yang akan menggantikannya.

Mataku semakin berat dan tak berapalama aku sudah dalam pengaruh obat bius.

Hingga aku merasakan suara isak tangis yang tertahan.

"Sudahlah, sekarusnya kau berterimakasih karna ia bersedia mendonorkan matanya untuk Jennie, itu sudah menjadi pilihannya"

"Tapi hiksss Jennie akan merasa bersalah jika orang yang ia sayangi terlah tiada"

Orang yang aku sayangi? Siapa? Siapa yang telah mendonorkan matanya padaku?. Tubuhku masih terasa lemas, aku tak bisa menggerakan tubuhku sama sekali. Aku berusaha membuka kedua mataku, tetapi nihil, mataku masih tertutup perban.

***

Entah sudah berapa lama semenjak mendengar percakapan itu aku masih tak sadarkan diri. Hingga aku merasakan sebuah cahaya terang yang menyilaukan mataku. Tungu, aku tidak bisa merasakan perban dimataku, apa perbannya sudah dilepaskan?.

"Eo-mma" gumamku pelan, kugerakan tanganku untuk menggapai seseorang yang mungkin sedang ada di sekitarku.

"Ahh kau sudah sadar?" Ujar seorang pria. Itu suara yang sama sekali tidak aku kenal.

"Coba buka matamu pelan pelan" baiklah kurasa ia seorang dokter.

Aku mengikuti semua kata katanya, aku bisa melihatnya, tapi ini terlalu silau, kukediokan kedua mataku hingga aku benar benar bisa melihat kembali dengan jelas, lalu kutatap seorang pria dewasa dengan jas putihnya. Ia tersenyum padaku.

"Biar kuperiksa lagi matamu" dan iapun kembali memeriksa keadaan mataku.

"Apa kau bisa melihat dengan jelas?" Aku mengangguk.

"Eomma? Kemana eomma ku?" Tanyaku dengan suara yang sangat lemah.

"Mereka sedang mengurus administrasi. Mereka akan segera tiba sebentar lagi. Oh ya syukurlah kau bisa melihat kembali, tuan Kim sangat baik sekali karna bersedia mendonorkan matanya di sisa umurnya"

Aku mendengarkannya dengan seksama, Kim? Kim siapa maksudnya?

"Kim?" Ia mengangguk.

"Ya Tuan Kim Taehyung, ia mendonorkan matanya padamu" DEGGG seketika jantungku seperti diremas begitu kuat, terasa sakit sekali.

My Future Boyfriend (Jennie X Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang