Ciuman Pertama

6.2K 194 10
                                    

Sial.

Hanya itu yang bisa kuucapkan saat mengetahui Seoul sedang dilanda hujan deras. Rencanaku menjenguk Mingyu gagal total dan aku pun berakhir terjebak di rumah bersama si monster ganas. Aku sempat heran kenapa kakak tidak kunjung berangkat kuliah, eh ternyata ia sudah lebih dulu membaca ramalan cuaca. 

Namun bukan Jeon Jungkook namanya jika tidak membawa pekerjaan pribadi ke rumah. Faktanya kini kakak sedang sibuk bersama laptopnya serta tumpukan-tumpukan berkas di meja. Aku hanya bisa melongo melihat betapa gigih dan profesionalnya kakak jika sudah menyangkut pekerjaan, dan jujur saja kalau sedang serius begitu ketampanan kakak akan bertambah seribu kali lipat. 

Tubuhnya yang tegap, tangannya yang berotot dan tatapan mata yang tajam membuatku tidak tahan untuk melirik kakak terus-terusan.

"Kenapa lihat-lihat?"

Aku terkesiap saat kakak tiba-tiba bersuara dan melemparkan tatapan menyelidik padaku. 

"Ti-tidak apa-apa" Aku menggeleng sambil mengibaskan tangan. "Biasa aku kan suka melamun." kataku berusaha meyakinkan.

"Kau melamunkan apa?" 

Sebenarnya aku tidak melamunkan apa-apa, tapi sepertinya pertanyaan kakak tadi bisa menjadi alasanku untuk menanyainya sesuatu yang sedari malam sukses membuat aku dan ibu resah sampai tidak bisa tidur.

"Kakak ingin tahu kan aku melamunkan apa?" kakak mengangguk, sepertinya setuju. "Baiklah akan kuberitahu. Sebenarnya aku sedang memikirkan kenapa kakak dijodohkan, dengan siapa kakak dijodohkan, dan masih banyak lagi." 

Jari-jemari kakak seketika berhenti menari-nari diatas keyboard. Lantas aku diam saja dan menunggu reaksi dari kakak.

"Haruskah kau membahas itu?" Tanya kakak. Nada bicaranya terdengar tenang tapi tetap saja menakutkan.

"Aku adalah adikmu juga keluargamu, jadi aku pantas untuk tahu hal itu. Tolong ceritakan saja padaku kalau kau enggan bercerita pada ibu." 

Kakak terdiam sejenak, membuang muka lalu menunduk ke bawah. Sesekali ia mengacak-ngacak rambutnya dengan gusar, aku pun tidak ingin mendesak sampai ia sendiri yang ingin  bercerita.

"Berjanjilah untuk tidak memberitahu apapun pada ibu, kau pasti paham konsekuensi apa yang kau terima jika menghianatiku." Ujar kakak memastikan, aku pun membalasnya dengan anggukkan.

"Jadi begini, Ayah mengorbankan hidupku demi menjaga hubungan baik persahabatannya dengan keluarga Shin. Kau ingat Shin Yeonhee?" 

Shin Yeonhee?

Sekelebat memori tiba-tiba berputar di otakku layaknya roll film. Shin Yeonhee, wanita berparas cantik tapi tidak dengan hatinya. 

Hatinya itu busuk, busuk sekali.

Flashback

"Aku melihat Eunrin sedang berpegangan tangan dengan seorang pria sebayanya"

"Jangan berbohong Yeonhee"

"Bagaimana bisa aku berbohong padahal aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri? jelas-jelas dia tadi berpegangan tangan sambil saling menatap, mengingatnya saja sudah membuatku jijik. Kedua sejoli itu sepertinya ingin berciuman, hih."

"Tidak mungkin"

"Jeon Jungkook percayalah padaku, kita sudah sangat dekat mana mungkin aku mengadu domba kau dan adikmu? jika aku melakukan itu berarti sama saja aku merusak hubungan baik keluarga kita."

"Seberapa yakin kau?"

"Sangat sangat yakin, sekarang lihatlah foto ini. Masih mau meragukanku?"

Possessive Brother (18+) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang