Happy Reading!
💎💎💎
"Kak, memangnya kakak siap mendapat tentangan dari ayah dan ibu jika kita menikah? Bagaimana kalau nama kita di hapus dari kartu keluarga?"
Kakak terkikik mendengar pertanyaanku, agak konyol memang.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Memangnya kau sudah memutuskan untuk menikah denganku? Katanya kau benci aku"
Aku gelagapan mendengar perkataannya, sebab bukannya menjawab kakak malah bertanya balik.
" Aku bilang jika, J-I-K-A" Kataku sedikit mengeja.
"Tidak masalah. Aku sudah membeli satu unit apartemen di Busan, cukup luas untuk kita dan anak-anak kita, juga sebagai cadangan jikalau sewaktu-waktu aku diusir dari rumah." Ucap kakak, kemudian ia terkekeh sendiri.
"Aku heran kakak masih bisa tertawa padahal kakak tahu akan diusir jika melamar adiknya sendiri. Jangan seperti itu kak, aku yakin sebenarnya hal ini berat bagimu."
Usai mendengar perkataanku, tawa kakak terhenti. Ia mungkin tidak habis pikir, sebenarnya apa yang ada di dalam benakku. Sebentar aku bilang benci, tapi tiba-tiba bisa bersikap seolah peduli.
"Memang berat, tapi sayangnya aku tidak mau menyerah. Kalau aku menyerah, lalu siapa yang akan setia menjagamu sampai mati?"
*****
Aku pikir aku sudah gila.
Semalam aku melamar adikku, dan parahnya dia menolak. Berjam-jam aku menahan emosi, adikku sungguh tidak tahu diri dan tidak tahu caranya berterima kasih.
Mengapa aku nekat melamar Eunrin?
Sebab itu adalah satu-satunya cara untuk menghindari perjodohan dan menjauhkan adikku dari pria sialan, Mingyu. Jika saja Eunrin menerima lamaranku, kemungkinan perjodohan berlanjut akan semakin kecil.
Sayangnya Dewi Fortuna tidak berpihak padaku, Mungkinkah aku kena karma?
Sejujurnya ada banyak cara untuk menjadikan Eunrin milikku seutuhnya. Dimulai dari pikiran jahatku, kabur ke luar negeri bersama Eunrin dengan alasan ingin berlibur (yang satu ini agak sulit), dan masih banyak lagi. Sayangnya dari semua ide yang bermunculan, tidak ada satupun yang aku pakai selain melamarnya dengan gentle. Aku pikir bertindak secara sepihak tidak baik, aku tidak mau Eunrin merasa tertekan dan malah semakin membenciku.
"Wakil direktur, saya mendapatkan informasi yang anda inginkan." Suara sekretaris Gong menyadarkanku untuk berhenti berpikir tentang Eunrin.
"Kau tahu ke Universitas apa Eunrin mendaftar?"
Sekretaris Gong mengangguk, segera ia memberi tahuku informasi lengkap tentang beberapa universitas tempat Eunrin mendaftar.
"Batalkan semua formulirnya agar dia tidak dipanggil untuk mengikuti test. Aku heran dia sama sekali tidak memasukkan universitasku di daftar pilihannya."
"Setelah dibatalkan, selanjutnya apa yang harus saya lakukan?"
"Daftarkan dia di Universitasku, dan pastikan dia datang mengikuti test masuk universitas."
"Baik, akan segera saya lakukan." Kata sekretaris Gong, kemudian dia membungkuk sebelum pergi.
Eunrin-a, kau berusaha kabur dariku huh?
Satu jengkal pun kau tidak akan ku biarkan pergi.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother (18+) COMPLETED
FanficDia kasar, tapi dia kakakku. Dia menyiksaku, tapi dia menyayangiku. Aku terjebak pada situasi yang sangat sulit. Cinta terlarang yang tumbuh di antara pasangan kakak beradik. Seseorang tolong selamatkan aku.