"Aku dan Eunrin akan pergi dari kota ini, maka nama baik keluarga Jeon tetap bisa terjaga bukan?"
"Yak! aku tidak akan memperbolehkan kalian pergi. Kalian pikir kalian bisa hidup tanpa keluarga huh? kalian pikir dunia ini akan berpihak pada kalian hanya karena kalian sedang di mabuk asmara?"
"Lalu kami harus bagaimana? Nyatanya kami memang saling mencintai, perasaan kami bertumbuh seiring berjalannya waktu."
Aku masih saja membeku, yang bisa kulakukan hanya melihat ayah dan kakak saling beradu argumen. Aku tidak bisa membela kakak, aku bahkan melihat tubuhnya bergetar, kedua bola matanya juga memerah seakan ingin menangis.
"Kau bahkan tidak berhak mencintai adikmu, Jungkook."
"Mengapa tidak berhak!?"
"Karena kau sering menyiksanya. Jangan harap aku akan membiarkanmu membawa Eunrin pergi, sebab jika itu terjadi maka aku sebagai ayah gagal melindungi putrinya dari orang jahat."
BUGH!
Sebuah pukulan sukses mendarat di wajah ayah, aku terperanjat dan spontan berusaha menghentikan kakak yang siap meninju lagi.
"Orang jahat? Kalau aku orang jahat lantas ayah apa?" Tangan kakak beralih menarik kerah kemeja ayah. "Kau itu hanya orang tua yang memanfaatkan anaknya demi keuntungan perusahaan. Kau pikir aku senang dengan perjodohan? kau pikir aku tidak tersiksa hidup dengan wanita yang tidak aku cintai? hahaha kalau begitu kau sama busuknya dengan ku, orang jahat."
Segalanya menjadi berantakan, ruangan ini bahkan terasa panas disaat hujan masih turun dengan lebat.
"Brengsek! Pergi kau dari sini! Menghilang dari hadapanku! Mulai sekarang jangan pernah menginjakkan kaki di gedung ini, dan juga jangan pernah panggil aku ayah! Ketahuilah aku tidak menganggapmu sebagai anak lagi!"
Hening.
Mendadak ruangan yang tadinya begitu berisik berubah menjadi sangat hening solah-olah tidak pernah terjadi keributan. Cengkraman kakak pada kerah ayah mulai mengendur, amarahnya yang meledak-ledak mulai mereda. Aku tahu dia sedang terkejut mendengar perkataan ayah, karena bagaimanapun ayah adalah sosok yang sudah membesarkan kakak. Selama ini ayah selalu memberinya berbagai fasilitas meskipun gantinya kakak harus bekerja di perusahaan ayah, mungkin setelah pertengkaran ini kemungkinan semua fasilitas dicabut sangat besar.
Kakak mengambil langkah mundur, setelah itu dengan sigap menghampiriku dan mengamit tanganku.
Aku tahu, aku hendak dibawanya pergi.
Aku tahu dia sedang melawan ayah, lagi.
"Kalau kau mengusirku, berarti kau mengusir anak ini juga."
"Yak! Jeon Jungkook! Kenapa kau masih keras kepala!?"
Kakak menarikku semakin dekat dengan tubuhnya, ia merangkul pundakku dengan cengkraman yang cukup keras. Rasanya sakit, pundakku seperti ingin dihancurkan oleh tangannya yang kekar.
Tunggu, aku mengenal situasi ini.
Ini adalah situasi dimana kakak berubah menjadi monster dan mulai bermain dengan fisikku. Aku pernah merasakan sakit yang seperti ini, aku pernah melihat wajah sampingnya yang begitu seram ketika emosi menguasai dirinya.
Namun ada yang berbeda dengan diriku hari ini.
Aku tidak lagi takut dengan sisi monster itu, kebalikannya aku justru senang melihatnya marah karena sedang membelaku. Aku senang ketika dia mulai menyakitiku dengan alasan melindungiku, aku tahu dia menyakitiku bukanlah tanpa alasan.
Kakak mencintaiku, itulah yang aku tahu.
Kalau begitu aku tidak boleh mengkhianati cintanya, sebab tidak ada lagi yang mencintaiku selayaknya kakak mencintaiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother (18+) COMPLETED
FanfictionDia kasar, tapi dia kakakku. Dia menyiksaku, tapi dia menyayangiku. Aku terjebak pada situasi yang sangat sulit. Cinta terlarang yang tumbuh di antara pasangan kakak beradik. Seseorang tolong selamatkan aku.