Minji menepuk-nepuk punggungku seraya memberiku sebuah pelukan. Katanya sih curhatanku sangat memilukan. Dasar, gadis ini walaupun bijak tapi punya sikap yang berlebihan."Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjadi adik Jeon Jungkook. Aku terkejut mendengar kau hampir melakukan adegan sembilan belas plus dengan kakakmu sendiri"
Sialan, ucapannya menggelikan.
"Aww! Kenapa mencubitku!?" Keluh Minji sembari mengusap-usap perutnya yang barusan aku cubit.
"Gaya bicaramu menggelikan Choi Minji" kataku, dan Minji malah nyengir kuda, huh.
"Ya- kurasa kakakmu tidak waras"
"Memang tidak waras, sejak kapan dia waras? Dia itu sakit jiwa tahu"
"Bukan, bukan. Maksudku sepertinya kakakmu mengidap penyakit menyukai-adik-sendiri- duhh apa ya sebutannya?"
"Sister complex? Brother complex?"
"Nah itu! Lebih tepatnya lagi sister complex!" Serunya, hell hampir saja aku mati terkejut.
"Aku juga punya kakak lelaki, tapi kami berdua tidak pernah sampai berciuman. Oppa sangat penyayang, tapi dia tidak pernah menunjukkan rasa sayangnya dengan cara mencium bibir, paling-paling kami hanya berpelukan"
"Serius kau?" Tanyaku memastikan.
"Iya serius. Lagi pula sifat kakakmu yang posesif tapi penyayang cukup membuktikan bahwa kakakmu itu suka kepada adiknya sendiri"
Aku melengos, dunia sudah gila ternyata.
"Tidak mungkin."
"Kalau kau tidak percaya, besok-besok atau bahkan hari ini cobalah untuk memerhatikan gerak-gerik kakakmu, perhatikan juga kalimat demi kalimat yang dia lontarkan saat bicara denganmu atau saat sedang memarahimu. Satu lagi, cari di Google ciri-ciri brother atau sister complex, nanti kau akan menemukan jawabannya." ujar Minji bak sedang berpidato.
Aku tertawa geli, beruntungnya punya teman sebaik dan selucu Minji, dia selalu tahu cara membuatku tersenyum dikala sedih. Syukurlah, nasihatnya selalu berguna meskipun terdengar konyol.
"Minji-ya, kau terbaik." kataku memuji.
"Oh tentu saja." balasnya dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.
*****
Ponselku berdering ketika aku sedang sibuk mengerjakan laporan. Aku melirik dengan ekor mata, ada pesan singkat ternyata.
Malam ini pukul 7 keluarga Shin akan makan bersama keluarga kita. Ayah sudah berjanji pada mereka bahwa kau bisa datang, jadi jangan coba-coba untuk kabur!
Sialan!
Aku melempar ponsel ke sembarang arah, bahkan aku tidak peduli ponsel itu hancur sebab perasaanku sekarang jauh lebih hancur.
Konsentrasiku langsung buyar dalam sekejap, moodku juga rusak gara-gara pesan dari ayah. Bahaya jika dibiarkan terus, aku harus melawan emosi ini dan menemukan obat penyembuhku.
Aku mengeluarkan bingkai foto yang tersimpan apik di dalam laci, di sana ada foto seorang anak perempuan sedang memeluk kakaknya disertai cengiran kuda.
Dia adalah obat penyembuhku, Jeon Eunrin.
*****
Aku merapikan setelan jasku dan duduk di samping ayah dengan perasaan yang ogah-ogahan. Ayah masih sibuk berjabat tangan dan berbasa-basi, sedangkan aku dan perempuan yang duduk di seberangku hanya diam saja, kami berdua tidak saling menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother (18+) COMPLETED
FanfictionDia kasar, tapi dia kakakku. Dia menyiksaku, tapi dia menyayangiku. Aku terjebak pada situasi yang sangat sulit. Cinta terlarang yang tumbuh di antara pasangan kakak beradik. Seseorang tolong selamatkan aku.